Samstag, Juli 19, 2008

Insya Allah?

Gw suka sebel sendiri kalo ada orang Indonesia bilang "insya Allah". Kenapa? Karena secara kultural orang Indonesia sering pake kalimat ini untuk ngeles alias berkelit. Perhatiin kalimat2 ini deh:
"gak janji ya, tapi insya Allah.."
Eum, Bingung ngartiinya kan? Sama, eih. Gak janji kok bilangnya insya Allah? Udah berani bawa2 nama Allah kok gak berani janji? Bingung kan? Dan sepengalaman gw, 85% kasus ini akan diakhiri dengan kekecewaan di pihak pendengar kalimat.
"Insya Allah gw kabarin kalo gak lupa.."
Nah, kalimat ini aseli parah banget, sehr unmoeglich. Kalo kondisinya adalah "lupa", maka seharusnya bilangnya ya "insya dzakirah".. yang artinya kurang lebih "kalau aku ingat". Kalo kaitannya ama ingatan, kenapa (lagi2) harus bawa2 nama Allah?

***

Insya Allah, per definisi, berarti "atas kehendak Allah". Artinya, si pengucap akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi ucapannya tanpa melupakan faktor kuasa Allah atas hasil dari usahanya tersebut. Dengan mengucap "insya Allah", teorinya, tidak ada alasan apapun yang membatalkan janji si pengucap kecuali jika Allah memang tidak mengehendaki pemenuhan janji tersebut. Jadi ya ndak ada lah itu alasan lupa (kenapa gak dicatet?!), hujan (kenapa gak pake payung?!), ndak sempat (kan udah janji?!) dan seterusnya. Kecuali ada "force majeur" alias kendala besar atas pemenuhan janji tersebut, si pengucap bakal kena dua dosa. Dosa pertama karena tidak memenuhi janji, dan dosa kedua karena udah bawa2 nama Allah secara tidak bertanggungjawab.

Jadi menurut gw, kalo memang elo ndak yakin bisa memenuhi janji, ya jangan janji apalagi pake ngucap insya Allah segala. Simple kan?

Lagian, Rasulullah bilang janji itu hutang kan? Nah, kalo emang gak yakin mampu mbayar hutang, kenapa musti ngutang?!

------------------
Holy Sam,
Duisburg, 19.07.2008; 04.39 CET

Keine Kommentare: