Freitag, März 26, 2010

Aneh bin ajaib on TGIF morning

"versehe mehli rote quintere beh.
Masjesu demer tabe tabe".
--> mantra untuk bikin jalanan lancar.

Terserah mau percaya ato ndak, tapi kalo ndak percaya ya berarti elo masih waras dan belum gila :))

Apa pasal?

Karena mantra entah-bahasa-dan-artinya-apa yang dinyanyikan oleh pengamen separuh baya -yang kehadirannya seolah2 bikin bis yang gw tumpangi tambah penuh- ini mbikin jalan tol tambah lancar Jum-at pagi ini. Buktinya, waktu tempuh dari tol Bekasi Timur ke Tol Pd Gede Timur dicapai hanya dalam waktu 10 menit. Jalanan lancar-car-car.

Anehnya, pas si bapak ini turun, jalan tol kembali tertumpuk oleh mobil2 yang berisi orang2 suntuk. Dan aseli kejadian pagi ini bikin gw garuk2.

Kruk-kruk.

Yah.. Happy Friday aja lah..
___________
Holy Sam,
Cawang, @ PATAS AC52, 26.03.2010; 08.25 WIB
Sent from my BlackBerry®powered by Sinyal Kuat INDOSAT


Samstag, März 06, 2010

RIP Gus Dur


Foto Courtesy of nahdliyin.net

Dalam bendera aku berkaca, Gus.
Berkibar setengah tiang di kelam malam.
Selamat jalan, sahabat
Nikmat Allah nan paripurna
Akhirnya menjemputmu.

Bahkan Izrail pun berjubah putih malam itu,
Dengan sebentuk senyum yang membuat siapapun
Bergidik campur rindu.
Takut campur mau.
Ah, mari ku antar kau, sahabat.

Dengan wirid,
Tahlil,
Tahmid.
Dan takbir
Ketika pintu langit terbentang menyambutmu,
Dan selaksa guru terus menggandengmu.

Selamat jalan, sahabat.
Ku antar hanya sampai di sini,
Karena tugasku di alam ini masih menunggu.
Meski kini aku khawatir campur ragu.
Tidakkah sebaiknya waktu itu
terus ku temani ruhmu?
_____________
Holy Sam,
Jatimulya, 01.02.2010 - 06.03.2010; 00:56 WIB.
In a living memory of KH Abdurrahman Wahid rahimahullah.

Freitag, März 05, 2010

Congrats, Sahabat...



Dan ingatkah kau, sahabat?
Kala kita duduk berdua di sudut kelam Jakarta.
Bicara tentang hidup, cinta, dan cita2.
Bingung kalut bercampur duka nestapa.
Kabar makhluk2 Allah yang dirundung dusta cinta.
Hingga terucap olehmu:
Gusti Allah mboten sare.
Dan terucap olehku: akan ku cari keadilan hingga ujung akhirat.

Ah.. Betapa konyol kita berdua,
berharap pengadilan cinta,
Padahal cinta dan adil adalah sama adanya.

Kini ku nanti cintamu dalam pelaminan.
Saat sebuah ikatan terkuat kalian buat.
Dengan akad dan tulusnya niat.
Dalam gelegar tasbih dan tahmid para malaikat.

Selamat menempuh hidup baru, saudaraku.
Restu Allah dan kami semua mengiringi kalian.
Agar kalian berdua makin gagah meniti jalan Allah.
Agar kalian berdua selalu satu,
bersujud memuja Sang Mahapencinta,
Gusti Allah 'azza wa jalla.

Barakallahu lakuma wa jama'a baynakuma fii khair.

Amin.
____________
Holy Sam,
Jatimulya, 04.03.2010; 23.05 WIB

Donnerstag, März 04, 2010

Fairness?


Foto Courtesy of doonukuneke.wordpress.com

Fairness atau keadilan buat saya adalah hal yang nearly impossible. Hati, indera, logika, mulut, dan perbuatan manusia bisa dengan mudahnya memutarbalikkan apa yang kurang adil menjadi cukup adil. Yang benar jadi batil, dan yang batil jadi adil. Hm2.. Hebat betul manusia..

***
Toh setiap orang memiliki perspektif keadilannya masing2, bukan? Ada fair trade, l'asses faire, keadilan sosial, ratu adil, demokrasi, serikat buruh, pengadilan, wasit, agama, Dewi Athena, dan lain sebagainya cuma secuil contoh bagaimana orang sejagat memimpikan sebentuk keadilan.

Orang yang memandang dengan perspektif ekonomi akan berfikiran kalo keadilan adalah "dia untung 10, gw juga musti untung paling sedikit 10". Orang tipe ini biasanya akan bingung sendiri pada realitas untung-rugi dan berapa besaran ideal distribusi keuntungan/kerugian yang cukup adil. Iya kann?

Cita2 untuk meraih keadilan di bidang politik telah menghasilkan komunisme, sosialisme, pancasilaisme, dan segudang -isme2 lainnya. It's fair enough to say jika tiap2 -isme ini memiliki sejarah kelamnya sendiri2.

Tapi, manakah keadilan yang paling ideal?

***
Fakta brutalnya adalah semua manusia (dengan kadar yang berbeda2) memiliki watak serakah. Diberi emas segunung minta segunung lagi. Diberi sebuah rumah ingin sebuah lagi, dan buat saya hal ini sah2 saja.

Adalah suatu kebodohan jika kita mensyukuri sebuah nikmat seraya melupakan usaha untuk meraih kenikmatan yang lebih lagi. Karena untuk itulah Allah menciptakan doa, bukan?

Omong kosong jika ada seorang pengusaha bilang: syukurilah gaji kalian yang segitu2nya aja. It's totally bullsh$t. Mensyukuri (jumlah) gaji yang diterima bukanlah berarti bahwa para karyawan tidak boleh mengharapkan lebih, bukan?

***
Fakta personalnya, sekarang saya adalah seorang pengusaha muda di bidang industri pelayanan kesehatan.

Dan bicara soal fairness, tugas saya sebetulnya sederhana sekali: saya harus mengakomodir keserahan oknum2 aparat pemerintahan, dokter, karyawan, wartawan, preman, dan lain2. It has been extremely lucky for me that boards of commissioners and directors are not that greedy :))

Nah, inilah jeleknya saya, sodara2.. Udah ngomong ngalor-ngidul-ngetan-ngulon kok malah UUC alias ujung2nya curhat! =))

Ah, sudah lah.. Good night and never give up!
_____________
Holy Sam,
Jatimulya, 03.03.2010;23.26 WIB