Montag, Dezember 28, 2009

Happy New Year 2010



Demi masa. Sesungguhnya manusia adalah (makhluk yang selalu) merugi. Kecuali mereka yang beriman, beramal baik, dan saling menasihati di dalam kebenaran dan kesabaran. QS al-'Ashr, 1-3.

***
Luar biasa statement Allah di atas bukan? Kebanyakan manusia itu merugi. Banyak orang yang masanya sehat malah dibuat maksiat, eh masanya sakit malah pelit. Masa muda hura2, lah.. masa tua tambah durjana. Masa pintar justru kesasar, eh.. masa pikun justru melamun. Masa kaya cuma buat foya2, masa miskin malah cuma nyusahin orang lain. Schade, what a shame..

Contohlah tahun baru ini. Sebenernya, secara accrual usia kita berkurang setiap hari toh? Konyolnya, kenapa kita ngerayain usia kita yang berkurang secara akumulatif?! Taruhlah ada yang berargumen: ah, kan sekali2 boleh Bad, buat nambah semangat tahun baru ke depan? Ya tentu aja boleh, ndak ada yang ngelarang kok.. Namun kenapa sih ndak kita sambut aja setiap hari baru dengan semangat baru? Kenapa harus tunggu setahun?

***
Saudaraku, ayo lah, mendingan kita isi tahun baru ini dengan I'tikaf (berdiam sambil berdzikir), tafakkur (merenung dan berfikir) serta taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah SWT). Berhura2 tidak akan menambah manfaat dan amal kebaikan apapun, toh?

Jadi marilah kita sambut tahun baru dengan syukur, doa, dan relaunching cita2 baru.

Selamat Tahun Baru 2010, saudaraku. Semoga Allah SWT makin sayang sama bangsa Indonesia.

Amin.
___________
Holy Sam,
Jatimulya, 27.12.2009: 23.05 WIB
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Dienstag, Dezember 22, 2009

Tahun Baru 1431 H



Tahun baru 1431 Hijriah baru aja lewat.

Tapi baru tahun baru hijriah kali ini lah yang bener2 berkesan buat gw. Kekna terlalu banyak hal2 baru yang musti gw syukuri dalam2.

Pertama, gw punya istri baru sejak bulan Syawwal yang lalu. Baru 3 bulan sih. Tapi udah hampir 24 jam kami berdua, saling berbagi n mengisi.

Kedua, kami punya tempat tinggal baru. Sudah ndak tinggal di PMI (Pondok Mertua Indah) lagi lho. Sebentuk rumah bukti kemurahan rezeki dari Allah ta'ala. Penuh canda tawa, penuh kesejukan dan kedamaian. Rumahku surgaku lah pokokna, ehuehehegeh.

Dan ketiga, gw n istri akhirna ketauan punya janin baru. Wah2, excited banget rasanya. Minggu lalu, pas Metta telat 3 hari, gw bilang sama Allah: ya Allah, elo adalah Dzat yang Mahatahu. Jikalau Engkau ridhai kami memiliki anak dan Engkau tahu ini adalah hal yang terbaik buat kami, maka saksikanlah: aku ridha dan siap atas apapun keputusanmu.

Dan alhamdulillah, 3 hari kemudian Metta positif hamil, saudara2. Insya Allah tahun depan Allah akan beri tambahan kebahagiaan buat kami, mudah2an.

Jadi lengkaplah tahun baru ini buat gw. Sujud syukur gw gak putus2 rasanya. Sekarang yang ada di otak gw cuman ngajiin n muasain si Syifa (atau Musa, atau Isa, atau Faisy, atau siapapun anak kami nanti dinamakan) supaya dia dianugerahi kekuatan, ketabahan, dan kesalehan dari Allah SWT. Lahirlah dengan selamat Nak ya.. Kami menunggumu dengan dzikir dan doa.
__________
Holy Sam,
Jatimulya, 21.12.2009; 20.25 WIB
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Dienstag, Dezember 01, 2009

Si Jagur


Nama lengkap: Si Jagur Metal (almarhum)
Usia: 4.5 tahun
Jenis Kelamin: Jantan
Bobot: plus minus 600 kg
Asal: Pd. Kacang, Tangerang,
Status pernikahan: kemungkinan besar poligami.
Pemberi nama: Mr. Brewok alias Tarkim, aseli Kuningan.

***
Si Jagur berpulang ke rahmatullah tepat pada tanggal 11 Dzulhijjah 1430 H, jam 10 liwat 10. Meninggalkan hobinya makan rumput dan daun pisang, karena Allah meninggikan derajatnya sebagai penghuni surganya para hewan qurban. Menyandang nama ijab Bokap n Nyokap gw, Si Kembar, Gw, si Metta, n "ruh"nya Multazam. Mudah2an pada saat hari Kebangkitan nanti kami semua bisa berangkat menuju Padang Masyhar di pundak si Jagur. Allahumma amin.

Si Jagur bulunya hitam kelam. Metal banget deh. Kalaulah bukan untuk menjalankan Sunnah Nabi, pengen rasanya si Jagur gw pelihara aja di belakang rumah. Lumayan lah buat nambah2in margasatwa penghuni rumah.. Auman.. Eh, emoannya ding (sejak kapan pula sapi bisa ngaum?!) sampe skarang bikin gw otomatis dzikir. Masya Allah, tuh sapi aja dzikir lho.. Masa kita manusia disuruh dzikir aja susah bener yak?

***
Si Jagur sempet panik waktu mau disembelih oleh Mr. Jagal. Gara2nya orang2, alih2 pada takbiran malahan pada takut keseruduk. Padahal gw tau si Jagur udah pasrah aja nyium baunya surga. Akhirnya sekeluarga gw pimpin takbir. Berhubung takbirnya kurang, walhasil, 20 orang belum bisa ngerubuhin si Jagur. Doi malah hampir ngamuk. Kang Ruri yang tamatan pesantren aja sampe ngibrit ke pohon pisang, kekekekekek. Takut keseruduk katanya.. Masa santri takut sama sapi?!

Mungkin Allah tahu gw belum ikhlas bener si Jagur harus dikorbanin. Makanya gw tata hati gw, sambil terus2an takbir. Akhirnya si Ayu dateng sambil mbisikin "harus ada yang bikin dia tenang dan pasrah.. Hanya kamu yang bisa, Syamsul.. "

Gw elus2 kepala si Jagur sambil takbiran. Lalu kami bicara dari hati ke hati. Sabar ya Jagur, ntar kita ketemu lagi kok di surga. Kamu duluan ya, ntar aku nyusul deh. Sakit dikit ndak pa2, aku doakan ruh kamu diterima Allah. Tuh lihat, malaikat2 dah pada dateng kan? Jangan takut ataupun khawatir ya sayang..

Sambil ngedipin mata dia berbisik: aku ikhlas dan ridha, kok. Tapi tolong jangan sakitin aku.. Terus gw bilang: iya, kami ndak ada yg mau nyakitin kamu kok, cuma anak2 takut sama kamu, makanya kamu tenang aja yak, jangan panik..

Setelah itu, aneh binti ajaib, si Jagur langsung tenang. Sambil terus takbiran, Mr. Jagal ngasih komando buat ngerubuhin si Jagur. Gubrak, brugh.. Si Jagur jatuh.. Langsung ditindih oleh 5 orang, dan sejurus kemudian Mr. Jagal berhasil memainkan pisaunya.

Allahu akbar wa lillaahilhamd..

Darah mengucur, berbarengan dengan air mata gw.. Selamat jalan Jagur, semoga kita bertemu di surga kelak

***
Kadang2 gw heran sama maunya Allah dan Rasulullah, kenapa pula kita disuruh mengorbankan nyawa seekor hewan? Kenapa ndak disuruh ngorbanin harta aja sih? Lebih enak dan praktis kan?!

Tapi nyatanya demikianlah hukum Allah. Bahkan Nabi Ibrahim AS pun harus patuh ketika beliau harus "menyembelih" Nabi Ismail AS. Nabi Musa AS harus patuh ketika harus mensyariatkan nyawa manusia sebagai sarana penebus dosa. Nabi Isa AS harus rela untuk hidup menderita dan tidak memiliki keturunan, dan bahkan Nabi Muhammad SAW juga harus mengenyam ketentuan yang sama: tidak memiliki warisan harta dan keturunan.

Demikianlah manusia utama, saudaraku. Patuh atas ketentuan Allah SWT. Kalau si Jagur aja mau mengorbankan darah dan nyawanya untuk ketentuan Allah, kenapa kita tidak?

Kenapa kita masih saja punya sedikit keberatan di hati ketika Allah suruh beribadah dan berkorban?! Kenapa begitu berat bagi kita beban hidup, padahal Allah sudah atur sedemikian rupa sesuai kadar dan ketentuanNya?!

***
Ya Allah, terimalah kurban kami. Ibadah kami. Amal2 perbuatan kami. Harta kami. Dan jika perlu, darah dan nyawa kami. Amin.
____________
Holy Sam,
Jatimulya, 28-30 November 2009; 21.38 WIB
Sent from my BlackBerry
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Samstag, September 19, 2009

Gerimis Tangis Sang Ramadhan



Selamat jalan, Hamba Allah.
Aku juga cuma makhlukNya.
Ku sebar berkahku sudah,
Ku bagi rahmatku bulat-bulat,
Ku kadarkan sudah akbar Tuhan atasmu.

Sekarang saudaraku si Syawwal yang akan bertahta.
Mengiringi awal baik nasibmu tahun ini,
Karena aku bersaksi,
Sesungguhnya telah Allah terima puasamu,
Shalatmu,
I'tikafmu,
Zakatmu,
Dan seluruh amal ibadahmu.

Selamat jalan, hamba Tuhan, semoga selamat menggapai RidhaNya.
Ku beri tangis dan gerimis supaya kau tahu,
Akupun merindukanmu.
____________
Holy Sam,
Cipete, 19.09.2009, 18:05 WIB
Selamat jalan, Syahr al-mubarrak, semoga Allah mempertemukan kita lagi
tahun depan.

Freitag, September 18, 2009

Lebaran



Lebaran berasal dari bahasa Jawa yang artinya sudah selesai. Maksudnya di sini tentu telah selesai menempa diri sebulan penuh. Dari sebongkah biji besi menjadi umpamanya sebilah pedang, keris, atau sekadar pengait. Dari manusia biasa menjadi manusia taqwa, dan itulah esensi terbesar dari ibadah puasa.

Namun kita sering lupa. Jatah Ramadhan adalah maksimal 30 hari dalam setahun. Kadang2 malah 29. Seringnya kita meributkan lebaran sedangkan kita sering lupa apakah sesungguhnya kita sudah layak selesai ataukah belum. Bukan begitu?

***
Di hari2 terakhir lebaran, yang ramai cuma pasar2 dan jalan raya. Masjid dan mushalla makin sepi, sedangkan malaikat makin rajin hadir di 2 tempat ini. Ahh, alangkah ruginya kita semua..

Kita senang lebaran tiba, padahal kita tak yakin akankah Ramadhan tahun depan bisa menyapa kita kembali. Kita happy Ramadhan pergi tanpa mau berfikir apakah cukup kita menempa diri. Kita lega tidak lagi berpuasa, sedangkan pintu2 neraka kembali dibuka2 dan setanpun kembali tertawa lega.

Bagaimana jika ternyata yang lebar (selesai) malah usia kita? Apa yang terjadi jika di titik ini kita masih berupa besi tempa yang belum selesai? Dibuat perang patah, dilirik lagi oleh Sang Empu sajapun ogah?

Ahh..

***
Gusti,
Engkaulah Sang Penempa terbaik yang hamba punya.
Tempa hamba terus agar tumbuh ini taqwa,
Merebak ini takut sekaligus cinta,
Dan berkembang amal pahala.
___________
Holy Sam,
Jatimulya, 18.09.09; 01:16 WIB

Selamat Lebaran, saudara2ku. Maafkan aku yang selalu menyakitimu dan sering lalai mendoakanmu.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Freitag, September 11, 2009

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un



Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sesungguhnya kepadaNya lah kami akan kembali.

Tertera dalam al-Qur'an yang mulia bahwa setiap yang bernafas pasti mati. Maka saksikanlah dunia. Saksikanlah deklarasi bahwa hidupku, tubuhku, hatiku, nafasku, ruhku, hartaku, ilmuku, keluargaku, dan semua yang keliahatannya ku miliki hanyalah titipan semata. Dititipkan oleh Sang Pencipta, dan kepadaNya lah semuanya akan berpulang.

***
Ada pepatah Jawa yang mengatakan bahwa hidup di dunia itu hanya sekadar numpang minum, sebagai bekal perjalanan kita selanjutnya. Karenanya pula ada pepatah lain yang berujar "banda isa lunga, pangkat isa minggat, wong ayu isa mlayu". Harta bisa hilang, jabatan bisa lenyap, dan orang yang cantik ato ganteng bisa lari. Jelaslah lewat adagium ini, orang Jawa secara kultural terbiasa memosikan diri sebagai fihak yang rela lagi pasrah bin ikhlas atas apapun ketetapan Tuhan. Dan kenapa saya jadi muter2 gini, Saudara2..?

***
Ada setitik perbedaan sekaligus persamaan antara taqwa dan ikhlas. Perbedaanya terletak pada subyeknya. Orang yang takwa biasanya aktif mengelola diri dan kekuatannya dalam menghadapi rintangan2 hidup. Sedangkan orang yang ikhlas biasanya pasif alias hanya menerima apapun ketetapan Tuhan. Sepintas lalu dua2nya berbeda jauh, bukan?

Alas, nyatanya tidak, saudaraku. Ikhlas membutuhkan taqwa, dan sebaliknya. Dua2nya adalah kualitas yang harus dimiliki secara paralel binti sekaligus. Tanpa ketabahan dan kekuatan luar biasa, mustahil seseorang mampu ikhlas ketika diuji dengan musibah. Dan sebaliknya, tanpa keikhlasan yang memadai, mustahil seseorang dapat survive mengalami ujian dan cobaan yang Allah beri, bukan?

***
Nah, mumpung masih Ramadhan, mari kita renungkan sejenak hal ini. Tujuan akhir diwajibkannya puasa adalah agar kita menjadi orang yang taqwa. Kuat mental menghadapi keprihatinan fisik. Kuat menghadapi godaan2 nafsu, dan seterusnya. Namun di sisi lain, kita harus ikhlas menjalani puasa ini, bukan? Ikhlas ketika Allah beri panas, dahaga, dan berbagai ujian lain. Ikhlas ketika Allah sampaikan puasa kita hingga bedug maghrib, dan ikhlas pula ketika Ramadhan beranjak pergi. Jadi, mari berangkat ke makna puasa yang lebih dalam, saudaraku. Puasakan egomu, puasakan ambisimu. Hilangkan nafsu beribadah, nafsu khataman, nafsu I'tikaf, tarawih, dan sebagainya. Akankah Allah ridha atas puasamu jika yang engkau kejar hanya sekadar surgaNya?

Kuatkan hatimu, saudaraku. Puasa kita hanya untuk Allah and that's it. Surga bukan tujuan, ia hanya iming2 alias ganjaran. Surga adalah akibat, bukannya sebab dari penghambaan kita. Allah suruh kita puasa agar kita bisa setidaknya menilai diri, setamak apakah kita terhadap dunia dan akhirat? Apakah kita berpuasa karena ingin surga, ingin selamat, ingin rahmat, berkat, dan berjuta ingin lainnya? Lalu kenapa kita tak berpuasa karena cinta kepada Allah saja? Cinta balasan terhadap Sang Khalik yang telah menitipkan semua dunia dan seisinya untuk kita ambil manfaatnya? Cinta tulus seorang hamba yang juga mendambakan cinta majikannya? Allah itu Mahapencinta, saudaraku. Maka cintailah Sang Pencinta dengan cinta.

Akhirul kalam, selamat melanjutkan pengembaraanmu, sahabat. Semoga cintaNya meliputimu setiap saat.
________________
Holy Sam,
Jatimulya - Cipete, 09.09.09; 23.56WIB
RIP: Pak Dudung M, Ka. Bag. Operasional RS Multazam Medika.

Sonntag, August 16, 2009

Jas Merah.. Jangan sampai melupakan sejarah


Eum, tahu artinya sejarah?

Secara tata bahasa, sejarah berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah pohon. Orang arab penyuka metafora mendefinisikan sejarah layaknya sebuah pohon. Ada akar asal-usulnya, ada batang pengalamannya, ada benalu pahit-getirnya, ada buah hikmahnya yang bermanfaat, dan seterusnya.

Orang Inggris menyebutnya history. His-story, bukan her-story. Karena toh sejarah akan selalu bertutur menurut selera si pembuatnya, bukan? Orang Jerman menyebutnya Geschichte. Secara harfiah berarti penampakan atau perupaan. Mungkin orang Jerman sadar benar kalo sejarah selalu menampakkan jatidiri si empunya yang sebenarnya. Tiap guratan membentuk wajah asli, tak bergurat berarti tak punya wajah, dan tak mungkin ada wajah yang tak bercela. Dan ini lah sejarah, saudaraku..

***
Banyak manusia yang -secara sadar maupun tidak, berusaha melupakan sejarah dirinya sendiri. Padahal kesalahan yang telah kita lakukan tetap saja berbekas, minimal pada ingatan orang lain. Kita boleh saja lupa, tapi orang lain akan tetap mengingatnya, dan itu lah sejarah. Makanya, selalu berhati2lah dalam melangkah, saudaraku. Sekali sejarah mencatat, selamanya akan tergurat di wajah kita. Padahal melupakan sejarah sendiri berarti melupakan akar pohon dan jati diri kita sendiri. Lupa sejarah diri yang akut akan mengubah diri kita sendiri menjadi orang yang lupa diri dan akan secara permanen membuat kita menjadi orang yang hilang ingatan karena terlalu banyak lupa.

Pernah ketemu orang macam ini? Atau bangsa macam ini, bahkan? Mbah Surip mengabadikan fenomena ini dengan lagunya yang menyentil. Bangun lagi.. Tidur lagi. Mungkin beliau ingin ingatkan: manusia yang tidak sadar akan jatidiri dan eksistensinya sendiri hanya akan tidur lagi sepanjang umurnya. Sekadar mengecap pahit-getir dunia, lupa, lalu tidur lagi.

***Jika kita teliti buku sejarah bangsa Indonesia, kita bisa rasa ada missing link di sana. Jangankan apa yang terjadi di Jakarta tahun 1998, apa yang terjadi seputar pemilu 2009 pun kita sudah lupa, toh? Dan inilah keprihatinan saya yang terbesar terhadap bangsa yang bernama Indonesia ini. Bangsa yang tidur tak ada habisnya, lupa tak ada habisnya. Lupa sejarah, lupa asal-usul, lupa jatidiri, lupa cita2, kadang2 pikun, lupa ingatan. Tak heran kebanyakan pemimpin2 kita juga melupakan amanat rakyat, lupa nasib rakyat, dan lupa masa depan bangsa.

Dirgahayu, Indonesiaku. Mudah2an ulang tahunmu kali ini membangunkan kita semua dari tidur yang kelewat panjang ini.
____________
Holy Sam,
Cipete,16.08.2009; 07.30 WIB

Dienstag, August 11, 2009

Empat Biji Mata



Tuhan beri aku 4 biji mata.
Dua ku taruh di kepala,
Dua ku taruh di hati.
Memang sayang betul Tuhan pada manusia.. Luar biasa dan tak kira2.

Namun sekarang
Yang di kepala buta sudah,
Tak tahu mana gelap mana terang,
Mana malam mana siang,
Mana sedikit mana banyak,
Mana indah mana sampah.
Mana pemimpin mana orang sinting.
Mana artis mana iblis,
Semua sama tiada beda,
Asal nafsuku bisa merajalela.

Yang di hati malah lebih parah,
Tak bisa lihat sudah
Mana halal mana haram,
Mana sunnah mana bid'ah,
Mana kawan mana lawan,
Mana cinta mana berhala,
Mana rahmat mana laknat,
Terpuruk-suruk ku cari jejak illah.

2 mata terjangkit virus tipuan dunia,
2 lainnya terkena rabun racun dosa.

Rabbi.. illahi..
4 mata karuniaMu tak lagi berfungsi.
Jadi tolong segera intervensi,
Atau kalau perlu sekalian saja invasi.

Kalaulah tidak Kau sembuhkan ini mata,
Kau beri tongkatpun tak mengapa.
Hamba hanya ingin selamat,
Kalau bisa ya dunia akhirat.
___________
Holy Sam,
Muelheim, 04.06.2009, 04.30 CET

Montag, August 10, 2009

Selamat Jalan, Sahabat..



Lamaran cintamu diterima Tuhan, sahabat.
Maharnya syahadat,
Walinya shalat,
Penghulunya maghfirat.
Dipimpin Izrail,
Disaksikan oleh para malaikat.

Tinggal kami yang tercekat,
Awalmu indah, hidupmu indah, akhirmu tak kalah indah.
Maka yakinlah, sahabat.
Sedu sedan ini bukanlah kesedihan dan kekecewaan.
Namun kecemburuan dan keirian atas indahnya qadar Allah.

Kami tahu Tuhan tidak hanya nongkrong di tempat2 ibadah,
Namun juga di hati kalian yang selalu memendar sinar.
Menerangi pikiran, tulisan, dan lisan kalian.
Hingga jejaknya selalu kekal abadi
di hati kami.

Terimakasih untuk syair2mu yang telah menghadirkan Tuhan di sayap2mu yang rusak, Sang Burung Merak.
Terimakasih untuk lagu2mu yg menyinari batin ini, wahai Kakek yang selalu terbahak2.
Tertawamu menyindirku, karena nyatanya aku tak sanggup menyusul derajatmu.

Selamat jalan sahabat,
Gerbong kereta ini makin hampa dan sepi,
Wayang2 berguguran karena fajar telah menanti.
Tunggu sajalah kami di stasiun selamat.
Tempat Sang Dalang menebar cinta dan rahmat.
________________
Holy Sam,
Cipete, 09.08.2009, 19.20 WIB,
Memoar buat WS Rendra dan Mbah Surip, ghufirallahu lahum.

Freitag, August 07, 2009

Manusia itu Makhluk Bodoh



Orang bijak bilang, di atas langit ada langit.

Superlatif sejatinya menyimpan kerelatifan dan kondisionalnya tersendiri. Ah, ribet amat yak? Contoh sederhananya begini. Superman adalah manusia bodoh. Pake celana dalam aja di luar. Namun masih lebih bodoh Batman. Dia pake celana dalam di luar sekaligus pake sayap meskipun gabisa terbang. Nah, si Robin bahkan lebih bodoh lagi. Meski Batman sedemikian bodohnya, masih aja doi ditemenin, diikutin, ditiru, dan masih mau2nya si Robin diperintah oleh si Batman.

Dan siapakah yang lebih bodoh dari Robin, sodara2? Ya Anda2 smua yang mau mbaca cerita bodoh ini lah.. Huwekekekek:p. Tapi yang lebih bodoh tentunya adalah gw sendiri yang mau2nya nulis cerita bodoh ini, bukan?

Serta pada akhirnya masih ada yang lebih bodoh lagi, yaitu Mr. AJ (pake inisial aja Dok yak:p) yang ngasih gw inspirasi buat nulis hal cer-bod ini :))
______________
Holy Sam,
Jatimulya,06.08.2009; 22.50 WIB

Dienstag, Juli 14, 2009

Pulang II

Lalu Tuhanku membisiki aku untuk pulang.
Mungkin karena rumahku tak bercahaya lagi.
Atau karena telah habis misiku di sana,
Atau karena telah berlanjut misiku di sini,
Meskipun misiku selalu sama,
Menebar cinta dan cahaya.

Yang ku cita2 tergapai sudah,
Rasanya tak ada lagi hikmah.
Sudah biarkan saja begini adanya.
Sudah lupakan saja begitu adanya.
Kini aku pulang,
Karena memang perintahNya demikian.

Aku hanya harus kembali ke asal awal-mula.
Aku pulang untuk Allah,
Karena Allah,
Dan atas pertolongan Allah.
Karenanya kan ku jaga Allah,
Setelah Ia repot2 menjagaku.

Mungkin urusanku takkan mudah,
Mungkin otakku bakal tak cerah,
Mungkin pula hatiku bakal patah.
Namun sudah lah aku pasrah
Yang penting jiwa tak ikut musnah.
_________
Holy Sam,
Cipete, 14.07.2009, 03.35 WIB

Montag, Juli 06, 2009

wo Licht ist, wird auch Schatten sein..

Di mana ada cahaya, di situ pulalah terdapat bayangan (pepatah bangsa Jerman)

Cahaya dapat membasmi kegelapan dan meneranginya dgn kecepatan 300
km/detik. Artinya, cahaya dapat menjangkau sejauh apapun kegelapan
hanya dalam hitungan detik. Syaratnya satu saja: diperlukan energi
yang cukup agar cahaya dapat bepergian sejauh itu.

Lain halnya dengan manusia. Laqad khalaqna al-insana dhalalan ba'ida,
Allah SWT bilang. Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia itu dalam
kegelapan yang kekal (QS lupa ayatna). Jadi Secara lahiriah dan
batiniah, manusia diciptakan sebagai kegelapan, dari kegelapan, dan
untuk (mengalahkan) kegelapan. Karenanya, manusia dikaruniai kapasitas
untuk menyerap, memantulkan, dan meneruskan pancaran cahaya tsb, dan
karenanya pula, perang terbesar bagi seorang manusia adalah melawan
sisi gelap dirinya sendiri.

Padahal bayangkan saja, di level materi, sumber cahaya kita itu pada
hakikatnya hanya satu lho: matahari.

Jika matahari di-shut down, manusia takkan punya harapan hidup barang
satu hari pun. Dicoba aja, apa sih solusi yang bisa ditawarin jika
temperatur anjlok, energi dan sumber pangan habis dalam waktu yang
nyaris bersamaan?!

***
Matahari menyinari bumi, dan seperti kata pepatah orang Jerman di
atas, di mana ada cahaya pasti ada bayangan. Sedangkan Allah adalah
adalah Sang Mahacahaya yang mencakupi segala level: jasad, logika,
hati, nurani, dan jiwa. Materiil dan immateriil. Primordial dan
spiritual. Cahaya di atas cahaya, ah.. demikian indah bahasa
al-Qur'an...

Jika Allah berkarakter terang dan manusia berkarakter gelap, di antara
area terang dan gelap mestinya ada area samar2. Istilahnya bisa
macam2: bayang2, abu2, temaram, remang2, syubhat, grey area, tinggal
sebut saja. Hidup ini toh tak sebatas gelap-terang, hitam-putih,
baik-jahat, dan halal-haram saja toh?

Namun indera dan rasio manusia memiliki amat banyak batasan kalkulasi.
Karenanya, banyak manusia mandek begitu saja di dalam bayangan. Rasio
kita seringkali berangkat ke tempat yg memiliki pantulan cahaya atau
bayangan yg lebih cerah atau menarik tanpa pernah mencoba berangkat ke
sumber cahaya itu sendiri. Kita sering memuja2 superstar padahal
bintang segimanapun supernya hanyalah memantulkan cahaya matahari.
Kita sering mengagung2kan Syeh-wali-kyai-ustadz padahal mereka cuma
memantulkan cahaya Allah.. Lalu kita menjadi fanatik, mandek, dan
dungu karena sibuk mengagumi "bayangan2" Tuhan.
Ini lah yang disebut ghorur alias pengeliru alias tipuan
optis-kognitif-mistis-dan-entah-apalagi-istilahnya.

Analogi lainnya mungkin adalah pengembaraan spiritual seseorang yang
tak ada habis2nya. Memahami ajaran agamanya menggunakan analogi2,
hipotesa, dan teori2 katakanlah, sains. Ketika ajarannya tak cocok
dengan sains (atau alat bantu tolok ukur lainnya), maka digantilah
sains dengan etika. Tak cocok lagi, digantilah dengan perspektif
ekonomi. Demikian seterusnya. Ibarat sibuk mengganti2 kacamata
meskipun sedang meneliti sumber cahaya yang sama.

Hal ini, meskipun cukup melelahkan dan membuang waktu, toh masih lebih
mending jika dibandingkan dengan orang yang seringkali mengganti
ajarannya.

Seperti menukar biji mata padahal yang salah adalah kacamatanya.

***
Namun nyatanya, segelintir manusia dikaruniai kemampuan untuk
mengenali sumber cahaya tanpa alat bantu apapun juga. Hanya dengan
bantuan akal, syaraf, indera, dan hati, mereka berangkat langsung
kepada sumber cahaya, Allah 'azza wa jalla. Tanda2 orang seperti ini
sederhana saja: ia selalu menebar cahaya dan rahmat di manapun ia
berada. Persis eksistensi Rasul SAW dan para sahabat beliau. Malah
cahayalah yang mendatangi mereka karena pada hakikatnya mereka,
setelah berhasil membasmi kegelapan dirinya, bermetamorfosa menjadi
bagian dari cahaya. Mereka mencahayai setelah Sang Mahacahaya
merestui..

Allahumma atmim lana nurana waj'al lana min ladunka waliyya.
___________
Holy Sam,
06.07.2009, 11.56 CET,
ICE 1709, Berlin-Muenchen.

Montag, Juni 29, 2009

Mobile Blogging

Denger2 bisa posting dari imel yak? Coba ah.. Ehuehehehh.

--
Sent from my mobile device

Holy Sam
-------------------------------------------------
xxxstrasse xx,
77723, Gengenbach, Deutschland.
Handy: +49176 234 xxxx
http://ibad.cms4people.de

Montag, Juni 22, 2009

Pulang

Dengan senyum di hati aku akan pulang.
Pulang ke mana saja Rabb menyediakan tempat untuk ku tinggali.
Mungkin dekat samudera,
Dekat Sang Indra dan Bayu,
Atau dekat sang Brahmana.

Lalu aku akan pulang.
Dengan senyum di dikulum.
Kepada keluarga, kekasih hati dan biji mata.
Surga di dunia,
Dunia dalam Surga.
Surga dalam titik temu bermacam cinta.

Dan suatu hari nanti aku juga pasti pulang.
Ke Kesejatian,
Bersama malakul maut, Harut, dan Jabarut.
Tersenyum, tertawa campur takut.
Aduhai.. Amalku belum lah cukup.
Mudah2an Tuhan mengerti,
Dan ridhai kepulanganku,
Ke sisiNya nanti.
____________
Holy Sam,
D-Flughafen, 21.06.2009, 19.37 CET

Montag, Juni 15, 2009

Bebaskan Kebenaran!!

Die Wahrheit wird euch frei machen.

(Kebenaran akan membebaskan kalian)

-tertulis di dekat atap Universitaet Freiburg, Baden-Wuettemberg, Jerman.

***
Para ilmuwan di Uni Freiburg sepertinya tahu betul jika kebenaran masih terkungkung di dalam bilik penjara yang gelap. Dengan ikon sebuah patung wanita cantik namun menyiratkan kepedihan intrinsik, sekali lagi saya angkat topi atas pencapaian filosofi bangsa Jerman ini.

Einfach wunderbar, simply wonderful.

***
Kebenaran akan membebaskan ummat manusia dari kegelapan peradaban. Hal ini betul meskipun dogmatis. Alah bahasanya..

Namun pada hakikatnya bangsa penyendiri nan mandiri ini belum sadar benar bahwa kebenaran sejati belumlah terbebaskan. Ia masih dipenjara oleh kebodohan, didzalimi oleh kesombongan, dianiaya oleh kekuasaan, lalu diperjualbelikan oleh keserakahan setelah sebelumnya dilucuti oleh kedunguan murid2nya sendiri. Aduhai Kebenaran, betapa jahat perlakuan manusia kepadamu?! Sedemikian besarkah dosa Nabi Adam dan Hawa, sehingga anak cucunya harus menanggung susahnya membebaskan dirinya sendiri dari ketidakbenaran?!

***
Kebenaran sejati tidak akan bebas selama manusia masih dibelenggu oleh kelaparan dan kemelaratan. Tidak pula selama kita dibelenggu oleh kebodohan, arogansi dan kesombongan. Apalagi selama manusia mau dan mampu menukar kebenaran dengan uang dan kekuasaan.

Dan alangkah sengsaranya kita semua?!

Ketika kita lapar dan tak bisa belajar, sengsaralah kita.
Ketika telah belajar namun salah belajar, celakalah kita.
Namun ketika telah benar belajar dan sedikit pintar, besarlah kepala dan kesombongan kita.
Kita mengira diri kita itu benar maka benarlah kita. Maka saksikanlah wahai semesta, yang masuk surga itu cuma kita, dan selain kita (baca: mereka) cuma akan masuk neraka.

PUAHHH!! Ngomong aja sana ama tanah!!

***
Ketika menyadari kesalahannya, bapak manusia, Nabi Adam AS langsung bertaubat: Rabbana dzalamna anfusana, fain -lam taghfirlana wa tarhamna, lanakunanna minal khosirin. Tuhanku, kami telah mendzalimi diri kami sendiri. Sekiranya tidak Engkau ampuni dan rahmati kami, maka benar2lah kami termasuk golongan yang merugi.

Alhamdulillah, puji Tuhan, Halleluja, telah Allah ampuni Adam dan Hawa, namun mereka harus keluar dari surga. Tuhan telah rahmati pula anak-cucu Nabi Adam lewat ratusan Rasul, puluhan ribu Nabi2, dan ratusan ribu Wali. Kesemuanya telah Allah tunaikan agar manusia tetap mengenal dan mengerti arti kebenaran alias al-Haqq.

Tapi kita selalu lupa. Lupa jatidiri, lupa asal-usul, lupa arah tujuan. Kita lebih suka bersenang2, bermalas2, bercanda-jenaka, dan berbuat dosa.

Di dalam hati mereka (para manusia dan jin) ada penyakit, dan Allah tambahkanlah penyakit tersebut.

Duh Gusti.. Ampuni kami smua, rahmati kami smua, bahkan pada hari di mana mulut kami terkunci sedangkan tangan dan kaki kami berbicara..

***
Baginda Rasul SAW mendapatkan wahyu (Kebenaran "hidup2" yang langsung diantar oleh Jibril AS), dan karenanya tahu betul penderitaan ummat beliau yang tidak mendapatkan "the living Truth".

Penderitaan atas kegelapan mata, otak, hati, dan jiwa. Penderitaan atas tiadanya kebenaran yang memandu kita. Penderitaan atas bingungnya memahami tulisan2, pikiran2, ayat2, dan tanda2 kebenaran, tanpa benar2 memahami dan mengenali siapakah Sang Kebenaran itu sebenarnya, dan di manakah ia berada...

Karenanya ketika malaikat ajal, Izra'il AS menjemput beliau SAW, beliau merintih sambil terisak2: "ummatku.. Ummatku.. Ummatku". Kasihan benar kalian.. kebingungan, kesasar2, dan menderita dunia dan akhirat..

Ya sayyidi, ya rasulallah.. Wahai pemimpin kami, wahai utusan Allah..
Sedemikian besar cintamu kepada kami ummatmu, namun masih saja ada di antara kami yang menghujat bahwa shalawat A, shalawat B, dst itu bid'ah (mengada2) dan tidak sah?!

Shollu 'ala nabi ya akhi..

***
Masya Allah..

Tapi tetap saja ilmuwan Jerman itu lah yang paling pintar. Mereka tahu kebenaran itu telah mereka tukar dengan kesombongan.. Jadi disuruh pulalah kita sekaligus untuk mendapatkannya dan membebaskannya. Kenapa ndak mereka sendiri aja yang membebaskannya?!
_______________
Holy Sam,
Freiburg - Furtwangen,
15.06.2009; 15.22 CET

Dienstag, Mai 26, 2009

Jiwa Satria dalam Tubuh Kuda


Sukmaku masih dirantai raga,
Berat tak terlihat lagi kuat.
Tak putus oleh doa
Tak goyah oleh shalat apalagi hanya puasa.
Ingin meringkuk batinku tak mau takluk.
Ingin berlari hatiku tak kuat lagi.
Mampus.. Harapanku untuk bergerak kini pupus.

Jatuh entah ke mana,
Dibilang jurang mana tebingnya?
Dibilang tenggelam mana dasarnya?
Katanya roda dunia, mengapa tiada putarannya?

Hancur-gepeng mirip timus.
Kumus2 seperti wedus,
Bak raga kuda memenjara jiwa satria.
Padahal Bratayudha di depan mata.

Allahu Akbarrr!!
Allah Mahabesar!!
Penggal saja leher ini,
Peras darah ini,
Agar jiwa sang satria,
Bisa moksa menghadap sang maha kuasa.
___________
Holy Sam,
Muelheim (Ruhr), 25.05.2009, 22.32 CET

Freitag, Mai 08, 2009

Istighfar


Kita sering mendengar dan membaca kata istighfar. Di mana2 dan kapan saja. Namun perlu kita akui, kadangkala kita (khususnya saya pribadi) lalai mendalami maknanya. Oke, mumpung hari ini hari Jum’at (hari berkumpul/reuni buat orang2 beriman) dan berweton Legi (memiliki karakter ”manis” dan ”cantik” menurut filosofi Jawa, ehueheheh), ada baiknya hari ini kita kupas makna istighfar sedikit lebih dalam lagi. Yuk dikupas yuk...

***
Bismillahirrahmanirrahim.

Istighfar berasal dari verb infnitiv (fi’il madhi) ”gha-fa-ra” yang artinya antara lain ”telah melindungi”, ”telah mengampuni”, atau ”telah memaafkan”. Istighfar sendiri berarti ”(aktivitas) memohon perlindungan”. Makanya lafadz istighfar antara lain: ”astaghfirullah al-’adzhim” (artinya: saya memohon perlindungan dan ampunan dari Allah yang Mahaagung), atau ”rabbighfirli” (artinya: Tuhanku, ampunilah aku), atau ”rabbanaghfirlana” (artinya: Ya Tuhan kami, ampunilah kami), dan lafadz2 yang senada dengan itu.

Sangat tipis bedanya dengan ta’awudz, meskipun artinya sama2 merujuk ke aktivitas ”memohon perlindungan”. Ta’awudz lebih mengarah kepada upaya pre-emptive alias jaga2. Lafadz ta’awudz yang setiap hari kita baca: ”A’udzu billahi min as-syaithani r-rajim” adalah upaya jaga2 kita untuk selalu aman dari gangguan setan yang dirajam dengan cara mencari perlindungan kepada Allah.

Nah, di lain fihak, istighfar adalah upaya untuk menangkis atau menambal efek buruk dari perbuatan jelek/dosa/maksiat kita dengan cara memohon kepada Allah untuk melindungi dan mengampuni kita. Makanya ketika kita berbuat salah, tak peduli kepada siapa, kita dianjurkan untuk cepat2 beristighfar agar kita dihindarkan dari efek buruk dari perbuatan salah kita tersebut (misalnya: murka Allah, marahnya orang tua, sakitnya perasaan orang lain, dst.). Dengan berucap istighfar, kita mengakui kesalahan kita sekaligus memohon pertolongan kepada Allah agar kesalahan tersebut tidak berdampak negatif, serta agar dosa2 buah kesalahan kita dibilas oleh Allah yang Mahapengampun. Makanya, istighfar amat erat kaitannya dengan taubat, saudaraku.

Eum, lafadz2 istighfar yang umum dan sering dibaca makhluk Allah bisa dilihat di sini.

***
Dari satu definisi ke definisi yang lain. Tanpa definisi yang baik, sulit bagi akal kita yang terbatas ini untuk memahami sesuatu dengan lebih baik, bukan?

Lalu apa sih arti taubat itu? Taubat artinya kembali berpasrah kepada Allah setelah sebelumnya alpa dan khilaf. Pa-srah bukan suaminya Bu-srah. Makanya seseorang yang ditimpa musibah kemudian bertaubat biasanya lantas disebut orang yang tabah. Orang yang tabah itu biasanya ”well-grounded” alias membumi. Mo ada susah mo ada seneng, pembawaannya selalu ceria dan ndak nyusahin orang lain. Kesusahan dan kekotoran hatinya tidak nampak lagi karena telah dibilas bersih2 oleh Allah. Kejahilan otak dan perbuatannya tidak nampak lagi karena telah ditambal oleh Allah yang Mahapenyayang. Kenapa? Karena Allah telah berjanji: ”... sesungguhnya Allah mencintai orang2 yang bertaubat dan mensucikan dirinya” (QS al-Baqarah: 222).

Semoga Allah menerima segala istighfar, ta’awudz, dan taubat kita, serta mencatat kita semua di dalam golongan orang2 yang tabah, ikhlas, dan selamat di dunia dan akhirat. Amin.

---------------------
Holy Sam,
Muelheim an der Ruhr,
08.05.2009, 12.45 CET

Dienstag, April 28, 2009

Matahari Untuk Audy (Hepi Bersdey Sob yak)



Kau tahu sobat?
Jatah hidupmu sekali lagi telah setahun terlewat.
Maka ingatlah akhirmu,
karena awal mengingat akhir adalah bukti awal kecintaanmu
Kepada akhirat.

Waktu bergulir detik demi detik.
Kau dan aku.
Kita semua.
Jadi mari kita raih semangat dan cita2 baru.
Karena awal semangatmu adalah akhir dari deritamu.

Sudah buka saja lembar baru, sahabat.
Karena jika tak mampu kau temui mentarimu,
Maka menjadilah matahari itu sendiri.
Dan bila mendung menjelma hujan serta kmudian menjadi badai,
Matahari akan senantiasa hadir menyemangati badaimu.
Lalu badai berubah menjadi berkah,
dan kepada Tuhan lah semua mesti berpasrah.

Selamat ulang tahun, saudaraku.
Semoga semangat yg menjadi mataharimu,
Menghadirkan indahnya pelangi dalam hidupmu.

Wallahu yutammim nuurak. Amin.
____________
Holy Sam,
Monning, 28.04.2009; 02.02 CET

Sonntag, April 19, 2009

Pemilu (Perjalanan Ngilu Penuh Lika-liku) 2009 – Sebuah Catatan Perjalanan


(Foto jari kelingking kanan gw waktu hari pencontrengan, diambil dgn Kokon E4300)

Aku akui bahwa aku bukanlah warga negara Indonesia yang baik, teman. Sumbangan pajakku tak seberapa, sumbangan pemikiranku belum apa2. Namun aku niatkan untuk selalu memberikan yang terbaik bagi bangsa. Itu saja.

Maka jadilah pagi itu, Kamis, 09 April 2009, kami berempat berangkat penuh semangat ke Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Frankfurt am Mainz, Jerman. Aku, Bung Feri aka. Juergen, dan Bang Lubis beserta istrinya. Penuh sukarela dan sukacita mendatangi bilik suara dan menunaikan kewajiban dan hak kami untuk memilih anggota legislatif yang sekiranya paling pantas mewakili kami.

Segala persiapan tuntas sudah. Sedikit riset mengenai rekam jejak para kandidat, konfirmasi kedatangan kami, serta rencana perjalanan telah tersusun matang. Satu-dua detail tertinggal, lupakanlah. Yang paling penting hanyalah lagu Indonesia Raya yang mengalun syahdu di benak kami masing2. Bunda Pertiwi, kami datang memenuhi panggilanmu. Suara kami adalah masa depanmu, dan tidak akan kami sia2kan masa depanmu, Bunda.

***
Pukul 07.20 CET kami berangkat menuju halte trem dekat kediaman kami. Kehangatan pagi awal musim semi mengiringi langkah kaki kami. Setengah gelas kopi masih hangat di tanganku, tanda sebagian ”nyawa”-ku masih perlu amunisi. Lalu datanglah kereta jalan (Strassenbahn, S-Bahn) yang sejurus kemudian mengantar kami ke Stasiun Utama (Hauptbahnhof, Hbf.) Muelheim a.d Ruhr. Dari sinilah perjalanan yang sebenarnya di mulai, teman.

Dari Muelheim Hbf kami melanjutkan perjalanan ke Essen Hbf. Selewat beberapa menit penantian, perjalanan berlanjut ke Siegen Hbf. Penuh canda-tawa dan diskusi-diskusi seru tentang hal-hal ajaib. Di sini lah kami, 4 orang pengembara, melintasi kota demi kota, stasiun demi stasiun, dan harapan demi harapan. Berbagi pengalaman, ilmu, dan terkadang juga makna.

Sekitar jam 12 kami sampai di Hagen Hbf., beristirahat dan mengisi perut kami yang menjerit. Satu porsi mi goreng (Gebratenenuedeln) ala Vietnam yang terpampang sebagai menu murah (Angebot) hari itu. Lumayan lah, 2,50 Euro per porsi, cukup sesuai untuk kantong kebanyakan mahasiswa Jerman. Dari Hagen kami lanjut terus ke Frankfurt am Mainz Hbf. Kota2 tua dan stasiun tua tak terurus menghiasi jendela kereta yang kami tumpangi. Salah satunya, aku ingat benar, adalah stasiun kota Sin. Berarsitektur gereja Kristen abad ke-17, angker sekaligus memukau, dengan plang biru besar dekat menaranya: SIN (secara harfiah berarti dosa, toh?). Lucu.

Sejurus kemudian datang kabar buruk tak terduga: salah satu rekan kami seperjalanan tidak berhasil lulus satu mata kuliah penting nan berbahaya: Control Theory. Bak genderang Thor, situasi langsung berubah menjadi genting. Kenapa? Karena mahasiswa di Jerman memiliki semacam batasan mengenai berapa kali mereka boleh tidak lulus, yaitu 3 kali (dritte Versuch). Lebih dari 3 kali tidak lulus mata kuliah yang sama, maka katakanlah selamat tinggal (Tchuess..) kepada kampus tercintamu, teman.

Dan sahabat kami ini telah melampaui kali kedua ketidaklulusan menaklukkan Professor Softker yang kabarnya dulu adalah mahasiswa Albert Einstein yang terkenal itu (!). Artinya, posisinya berubah drastis dari calon penulis master thesis menjadi calon mahasiswa TKO alias drop-out. Percayalah kawan, ini bukan gambaran yang sesungguhnya.. karena gambaran utuhnya akan lebih menyeramkan. Karenanya kami sibuk menyusun siasat bagaimana caranya agar sekiranya kawan kami ini tidak runtuh harga diri dan semangatnya gara2 kabar tak enak hari ini.

”Sabar Bang yak, gw bisa ngerasain perasaan elo, gw pernah ngerasain juga soalna”. ”Ini tandanya elo musti lebih memerbaiki usaha & doa elo, Bro.. ambil hikmahnya yak”. ”Ntar gw bantu ngerangkum n nyusun strategi deh”, atau ”Elo fokus aja ama dritte Versuch elo, gw bantu minimal pake doa n maksimal pake apapun yang gw bisa, oke”.. dan entahlah, mungkin beratus2 nasihat, argumen, ucapan pembesaran hati, kalimat penghiburan, retorika.. semua jurus telah kami keluarkan untuk meredam kegalauan siang itu. Di hati saudara kami, dan lebih hebat lagi: di hati kami sendiri.

***
Pukul 14.30 CET, tepat 30 menit sebelum pencoblosan usai, tibalah kami di tempat pemungutan suara. Tak ada yang istimewa. Sungguh. Ramai sih iya, tapi tidak meriah sama sekali. Saya percaya teman2 dari Panitia Pemilu Luar Negeri telah bekerja keras, namun saya pikir, seharusnya mereka bisa deliver lebih. 2 kali saya ikut pemilu: 1 kali di lapangan Villa Sawo (kesan: meriah, membumi, dan semarak), dan 1 kali di kantor (kesan: khidmat, tenang, syahdu). Kali ini, di Jerman.. pemilu berlangsung cukup semrawut. Bahkan tanpa lagu Indonesia Raya!!

Tapi ya sudahlah. Kami cukup maklum dan akhirnya mendaftarkan diri, mengantri, menunggu panggilan, menerima kertas suara, mencontreng, mencelupkan jari ke dalam tinta biru khas pemilu, dan selesai. 7 jam lebih perjalanan kami tuntas sudah.. Ibu pertiwi tersenyum sudah. Sekadang tinggal Abang kami yang masih manyun sehubungan masa depan kuliahnya yang berubah drastis.

Karenanya kami sempatkan makan-makan dan bertukar sapa dengan saudara2 kami setanah air. Ada bazaar makanan & minuman ala kadarnya di lapangan parkir KJRI, dan aku cukup serius atas statement ”ala kadarnya” tadi, kawan. Sejujurnya aku agak masygul.. karena dari beberapa kali acara yang pernah kami buat atau kami hadiri.. terbukti ini adalah acara terjelek yang pernah kami hadiri. Pemilu, satu hari penuh, ratusan orang hadir, what a shame... bravo buat siapapun panitia acara ini, aku hargai kerja keras kalian.. tapi lain kali, aber bitte.. please.. berusahalah lebih keras lagi, oke.

Kami akhirnya berkenalan dengan Bang Rangkuti, seorang dokter jantung yang cukup terkenal di Jerman. Mbak Gita, Bang Jabrik, dan entah beberapa orang lagi yang bertukar sapa dan cerita dengan kami. Gayeng. Kami banyak tertawa, dan tertawaku makin lega kala ternyata Abangku yang satu itu juga ikut tertawa. Sabar Bang yak.. hujan pasti usai .. aku doakan tidak akan ada lagi badai.

***
Pukul 17.30 kami bersiap pulang. Makan malam serius dulu di Restoran Jade dekat Frankfurt am Mainz Hbf., lalu pulang 1 jam kemudian. 7 jam perjalanan pulang menanti kami yang kekenyangan menu Kangkung Belacu (?), Bebek Panggang, dan Cumi Tepung. Ah iya, plus segelas kopi penyambung nyawa, tentu saja.

Lalu, sekitar jam setengah 4 pagi -Morgengrau (pagi abu2) kalau orang Jerman bilang, sampailah kami kembali di rumah kami masing-masing. Waktu yang paling makbul alias pas buat bersujud dan mengadu kepada Tuhan. Karenanya, setelah meluruskan kaki sejenak, aku mengambil wudhu dan bersembahyang. Tuhanku yang Esa, ridhailah pengembaraan kami, pencarian ilmu kami, dan semua usaha kami. Tolonglah kami semua, Tuhan. Bimbinglah jalan kami, mudahkan urusan kami, serta luluskanlah kami di dalam semua ujian-ujian duniawi dan ukhrawi kami. Allahumma yassir lana umurana.. ya Allah..

Serta berkatilah negara kami dan seluruh rakyatnya. Luruskanlah hati para pemimpin kami. Lindungi dan sayangi kami semua, wahai Dzat Pemberi sebaik2 pemberian. Amin.

----------------------------
Holy Sam,
Muelheim (Ruhr) – Gengenbach
09.04.2009 – 18.04.2009

Mittwoch, April 08, 2009

Pemilu!


Tahun 2009 adalah tahun pesta buat bangsa Indonesia. Pesta demokrasi, tentunya. Diawali dengan pemilihan langsung anggota legislatif 9 April 2009 besok hingga pemilihan presiden & wakilnya pada 8 Juli 2009 (putaran pertama). Rasa2nya tidak ada hal yang lebih menarik daripada pemilu, apalagi setelah membaca ulasan Pak Saurip B Kadi di harian Fajar. Ulasan selengkapnya bisa dibaca di sini.

Beliau bilang, pemilu di negara kita tercinta ini seperti memilih kucing dalam karung dan sebuah "cek kosong". Alasannya dan ulasannya sangat masuk akal & menarik. Masalahnya di sini, golput bukanlah pilihan. Kenapa? Karena buat saya, memilih pemimpin bukanlah hak semata. Memilih pemimpin adalah hak sekaliagus kewajiban rakyat yang peduli terhadap nasib & masa depan bangsanya. Analogi paling buruk yang bisa saya berikan adalah: jika Anda tahu seorang maling/perampok berpeluang untuk memimpin/mewakili bangsa kita tercinta, tidakkah Anda ingin sekurang2nya mereduksi peluang ini?

***
Terlepas dari kualitas kepemimpinan capres maupun caleg yang kita miliki saat ini, bangsa Indonesia selayaknya bersyukur karena tidak pernah memiliki "shortage" alias "kekurangan stok" calon2 pemimpin. Seburuk apapun kondisi politik, ekonomi, sosial, & budaya nasional, kondisi ini tidak menghalangi seseorang untuk mencalonkan diri maupun bersedia dicalonkan untuk menjadi pemimpin maupun wakil rakyat. Seorang Barrack Obama bisa jadi akan berfikir berkali2 untuk sekadar mau dicalonkan menjadi nahkoda perahu retak berbendera merah putih yang terkoyak ini. Namun lihatlah.. puluhan orang (yang tidak saya ragukan lagi ilmu maupun sumber daya yang dimilikinya) merasa memiliki cukup bekal untuk maju ke depan memimpin dan atau mewakili bangsa. Ini, sekali lagi, adalah hal yang wajib kita syukuri. Maka bersyukurlah dulu, saudaraku..

Masalahnya tinggal sekarang memilih calon mana yang terbaik. Tidak usah lah bermimpi mendapatkan calon pemimpin yang sesuai dengan kriteria al-Qur'an & hadits beserta pernak-pernik karakter yang kadang2 terasa "berlebihan" untuk zaman ini. Cukuplah kita berdoa semoga calon pemimpin2 ini teteup dilindungi, dirahmati, & diridhai Allah SWT serta selalu berada di jalan kebenaran. That's it, easy & simple. Ketika hanya ada brotowali & maja sebagai pilihan, tak perlulah kita mengharapkan buah2an manis lainnya.

***
Alcuin of York (w. 804 M) sering dikutip oleh pernyataannya yang terkenal: "vox populi vox Dei". Artinya kurang lebih: suara rakyat adalah suara Tuhan. Proverbia ini betul menurut saya karena setidaknya 2 alasan.

Pertama, suara rakyat merupakan representasi dari suara Tuhan. Jika rakyatnya orang2 terpelajar, tentulah yang mereka pilih sebagai pemimpin adalah orang yang paling terpelajar. Jika rakyatnya nekat, tentu yang dipilih adalah pemimpin yang paling nekat. Jika rakyatnya pencari ridha Allah, maka tentulah yang terpilih adalah pemimpin yang paling getol mencari ridha Allah. Iya ndak? Makanya, jika kita ingin memiliki pemimpin yang lebih baik, maka kita pun harus berusaha untuk menjadi lebih baik.. nanti setelah baik, barulah Allah akan "mengutus" pemimpin yang lebih baik pula untuk kita semua.

Kedua, suara rakyat merupakan suara Tuhan. Artinya, jika rakyat terdzalimi dan marah, maka Tuhan pun akan marah. Dan percayalah saudaraku, meskipun kasih sayang-Nya lebih besar daripada marah-Nya, bakal sakit sekali terasa jika Tuhan sudah marah. Maka wasiat saya untuk para calon pemimpin bangsa sederhana saja: berhati2 lah, jangan bikin rakyat (tambah) susah apalagi marah..

------------------
Holy Sam,
Gengenbach, 08.04.2009; 01.27 CET
Golput bukan pilihan & pilihan saya bukan golput!

Samstag, März 28, 2009

Hiyak2.. dipilih, dipilih...

Photo Courtesy of www.rippenspreizer.de

Kemaren sore, Sodara sekaligus sobat terbaik gw secara tak disangka2 "nuntut" gw buat milihin cewek yang terbaik untuk jadi pendamping hidupnya. What a difficult an uneasy task. Mungkin yang dia perluin cuma opini gw, dan gw gaperlu mikir panjang2 atau jauh2 ke depan kali yak? But people, come on.. kenapa harus gw yang ketiban tugas ini?!

Akhirnya dengan berat hati -berhubung sodara gw ini cukup serius nuntut "partisipasi" gw, gw tulis lah opini gw di blog ini, sodara2. Hiyak2, Bad.. dipilih2.. ehuehehhehe. Metodenya pake match-mix and need analysis. Artinya, sebisa mungkin gw analisis kalo karakter sodara gw n cewek2 pilihannya ini bakal pas dan saling mendukung. Data2nya ya dari mana lagi kecuali nanya ama Mbah Gugel, Yi Yahu, Gus Prenster, ama Ning Fesbuk? Ini era digital, bung.. bukan era wangsit2an lagi, kkekekekekeke.

***
Bismillahirrahmanirrahim.

Pertama2, data sosio-demografi sang Prabu. Sobat kita yang berinisial LAS ini adalah seorang eksekutif muda yang punya karakter membumi, sodara2. Meskipun lahir dari keluarga kaya dan berpendidikan, sobat kita ini terbukti kalem, penuh pertimbangan, lembut, loyal, humoris, dan instingtif. Meskipun tidak sepenuhnya ekstrovert, LAS adalah pribadi yang hangat, ramah, dan mudah bergaul.

Bagi LAS, keluarga adalah nomor satu. Selalu nomor satu. Dengan demikian, yang paling pas untuknya adalah wanita yang (1) punya karakter membumi juga, (2) penuh perhatian kepada keluarga, dan (3) pandai membawa diri. Cukup tiga. Karena kalo kebanyakan, tulisan ini ndak akan pernah selesai, sodara2.. ehuehehehhee.

Oke, sekarang yang Kedua.. die Kandidatin.. alias para kandidat sang Ratu.

Wanita dengan inisial I, berdasarkan wangsit dari paranormal jagad virtual yang saya peroleh, terbukti memiliki banyak potensi kesesuaian dengan Sang Prabu LAS. Menarik, pandai bergaul, terbuka, dan penuh perhatian kepada keluarga & teman2nya. Zodiak Libra yang jatuh di pundaknya ini kira2 akan menjadikan pasangan Ratu-Prabu kita ini pasangan yang sangat unik: saling menimbang bahkan untuk urusan merk deterjen.

Kelemahannya mungkin ada pada kesenangan Sang Ratu untuk jalan2, pesta2, dan tebar pesona, karena Prabu kita ini adalah orang yang sangat sensitif dan cukup pencemburu. Di sinilah tantangannya, sodara2.. mari kita lihat perkembangannya yak.

Kadidat dengan inisial K, di lain pihak, terbukti kurang terbuka. Om Gugle dan Mbah Yahu musti melaksanakan ritual khusus untuk menemukan data2 demografisnya. Tapi oho, kadang2 memang yang tertutup lebih menantang untuk ditelusuri daripada yang terbuka, bukan?

Kesan pertama: lembut dan menarik. Ini adalah poin khusus buat Sang Prabu yang masih kental kejawennya, kekekkekee -apa, coba?. Kasual, sportif, cerdas, namun kalem. What a unique blend. Eum, cukup narsis juga sih, tapi ya hello, people, come on.. hari gini, mana ada cewe yang ndak narsis sihh? :p. Cewe tipe ini biasanya cukup manja dan minta perhatian lebih. Tapi gak terlalu akan jadi masalah, karena Sang Prabu adalah anak pertama yang cukup punya karakter "ngemong".

Nah, kira2.. yang manakah yang akan jadi pilihan Sang Prabu kita ini?

***
Well, dua2-nya adalah pilihan berbobot. Dan berhubung ini pilihan pribadi sobat gw, gw gak akan nginterupsi pilihan doi. Biarlah dia sholat istikharah dulu, netapin pilihan, baru deh gw speak-up pilihan gw. Anyway, it's your life, bro.. don't let others ruin your own opinion, alright? ;)

Jadi yang harus LAS lakuin kira2 adalah istikharah, netapin pilihannya, liat kesiapannya untuk berkeluarga, baca bismillah, dan lamar lah tuh cewek buat nikah bulan September tahun ini. Beres deh.

***
Seorang sahabat lainnya mungkin akan komplain: Lho, kok cepet2 nikah? Nikah kan enaknya cuma sebentar. Setelah nikah 3 bulan ntar kan jadi kurang mesra, kurang perhatian, ah.. pokoknya ndak kek dulu pas pacaran lah.

Dan inilah sodara2, kenapa Rasulullah SAW ndak pernah nyuruh ummatnya buat pacaran apalagi berlama2 pacaran. Pacaran itu seperti nikah kecil, dan percayalah sodara2, nikah itu urusan revolusioner, harus sekaligus.. ndak boleh dicicil2!! Jadi jelas kan, ndak ada tuh yang namanya korelasi antara pacaran dan menikah. Jangan dihubung2in yak.. ntar pusing sendiri, lho.

***
Sedikit diskusi, sahabat cewek gw pernah nanya: kenapa elo sebegitu yakin kalo cewe elo kali ini adalah pasangan elo, Sul? Padahal elo juga dulu pernah seyakin ini, kan? Gimana kalo elo ama dia gak jadi married lagi? Dan jawaban gw sederhana, sodara2: Gw yakin karena gw yakin kali ini gw gak salah. Dan even gw salah pun ya gak akan jadi masalah, karena paling tidak ada pelajaran yang bisa gw dapet dari kesalahan2 gw. Lagian, emang gw punya pilihan apa? I mean, apa gw harus duduk2 nunggu pasangan gw jatoh dari langit, gitu?!

Well, banyak yang takut kehilangan cinta dari pasangannya. Dan buat gw, ketakutan ini adalah pertama, masalah waktu, dan kedua, masalah persepsi. Cinta manusia pasti sirna. Tinggal tunggu waktu aja kok. Entah cintanya atau entah manusianya yang duluan sirna, yang jelas ya memang ndak ada yang abadi kecuali Sang Pencipta keabadian, bukan? Kedua, persepsi kita mengatakan kalo pasangan kita saat ini adalah pasangan kita yang terbaik. Nah, gimana kalo ternyata persepsi kita ini salah?! Gimana kalo saat ini ternyata ada seorang pasangan kita yang benar2 sejati sedang menunggu kita entah di mana?

***
Allah SWT mengamanati kita untuk menjadi khalifah alias penjaga alias caretaker di atas muka bumi. Baca misalnya pada kisah penciptaan Nabi Adam AS di Qur'an dan di Bible. Berhubung tugas ini sulit banget untuk dilaksanakan, Allah memberi kita 2 bekal terbaik, yaitu pasangan hidup dan satu set keimanan untuk diyakini. Menurut tradisi ahlussunnah, rukun iman itu ada 6, dan salah satunya adalah iman kepada qadha dan qadar. Qadha alias balasan, dan qadar alias ketetapan atau takdir. Dua hal ini udah punya orbit alias siklusnya sendiri, sodara2. Qadar buat matahari adalah terbit dari timur dan tenggelam di barat. Sedangkan qadha-nya, matahari akan mengeringkan apapun yang disinarinya selama tidak ada peneduh atas apa yang disinari tersebut.

Nah, manusiapun begitu. Kita wajib berusaha dengan baik untuk memperoleh balasan yang baik pula. Artinya, kalo kita ingin pasangan yang terbaik, perbaikilah dulu niat kita, kemudian usaha kita, lalu doa kita. Ini adalah kodrat manusia. Di wilayah logika dan kasat mata, kita punya pilihan. Namun di wilayah metafisika dan tak kasat mata, tentu akan beda lagi ceritanya. Kita tidak punya pilihan.

Pasangan kita ada di wilayah logika dan kasat mata. Artinya, pasangan elo adalah hasil keputusan otak elo. Tetapi pasangan sejati kita, percaya atau tidak, ada di wilayah metafisika. Wallahu yarzuqukum wa yaqdir. Dan Tuhanmulah yang memberi rezeki kepadamu dan menetapkan (besaran rezeki tersebut). Manusia ndak akan bisa mengubah hal ini dengan apapun, sodara2. Semua orang pasti ingin pasangan yang cantik/ganteng, kaya, mulia, pintar, sehat, kuat, penuh kasih sayang, awet muda, daaann seterusnya. Masalahnya, kita lupa bahwa kunci yang terlalu besar tidak akan cocok untuk gembok yang terlalu kecil. Hati yang terlalu mulia tidak akan cocok untuk hati yang hina. What a sad point of view, eh?

Makanya, bersyukur itu, Rasul bilang, adalah bagian dari iman. Kita ndak punya kuasa sedikitpun untuk menentukan sebesar apa Allah merezekikan kita. Yang kita punya adalah logika dan naluri untuk membuat apa yang kurang menjadi cukup, sakit menjadi nikmat, sedikit menjadi bukit, dan seterusnya. See, di wilayah kuantitatif kita tak bisa apa2, tapi kita bisa menjadi lebih bahagia dengan memperkerjakan logika dan hati kita di wilayah kualitatif.

Lain syakartum laaziidannakum, kata Allah SWT. Apabila kalian benar2 bersyukur, maka akan benar2 akan Aku tambah (rezeki) untuk kalian.

Jadi intinya, siapapun yang nantinya kita pilih sebagai pasangan hidup, kita wajib untuk menjaganya, memuliakannya, dan mensyukurinya. Iya tak?! Gimana menurut elo?

And Allah knows best!

---------------------------
Holy Sam,
Gengenbach, 28.03.2009; 15:30 CET

Sonntag, März 22, 2009

Pertanyaan Tersulit Abad Ini


Gw gak pernah nyangka bahwa ternyata pertanyaan tersulit yang pernah gw terima adalah pertanyaan:
Nah terus elo sekarang kerjanya apa?
Atau:
di Jerman sekarang ngapain, kerja ato kuliah?


Paling tidak udah lusinan orang nanya kek gini sebulan terakhir. Dan susah banget gw buat ngejawabnya secara status gw yang masih nunggu sidang master thesis yang entah kapan berhubung dosennya masih di Austria. Student bukan, alumnus pun bukan. Nggantung. Dan karenanya, jawaban gw atas pertanyaan di atas juga nggantung.

Misalnya nih:

1. Kerjaan gw ya baca2 buku n nulis2 blog ato artikel. Jawaban ini absurd sodara2, karena ini adalah rutinitas gw setiap hari dari zaman kuda baheula nggigitin besi berkarat buatan zaman yang lebih bahuela lagi.

2. Eum, kerjaan gw ya gini2 aja. Aseli, bahkan jawaban ini terdengar konyol banget even di telinga gw yang bodoh ini. Lha gini2 aja itu mo didefinisiin gimana, coba?

3. Gw sedang mencari kerja di sini -Jerman. Jawaban ini meskipun agak2 berkualitas, namun tidak sepenuhnya jujur, sodara2. Lha wong visa kerja aja blum dapet, ijazah belum ditangan, mo nyari kerja gimana n di mana, coba?

4. Gw sekarang jadi programmer man, professional gamer. Ehuehehehe.. Nah, ironis bukan? Yang ngejawab udah saking sentresnya sampe ndak bisa nangkep esensi pertanyaan bahwa "pekerjaan" adalah sesuatu yang menghasilkan uang.

5. Bertapa. Mungkin ini adalah jawaban terbaik dan terjujur yang bisa gw kasih. Sementara cita2 gw berkejaran minta realisasi, mungkin ada baiknya gw merenung sejenak, memohon pertolongan pada Sang Hyang Kuasa, agar tidak lama2 Ia "menggantung" nasib gw sedemikian rupa.

Sementara itu, biar proyek2 sepele yang nemenin gw ngehabisin waktu nunggu sidang: upgrade windows di pda gw alias ROM cooking, rapih2in file, utak-atik web site pribadi gw, ngerapihin cv gw, utak-atik openSuse, dan levelling mafia wars di facebook gw, ehueheheheh.

Dan setelah tiga pekan menikmati masa2 pengangguran, nyata sudah bahwa gw bukan tipe orang yang bisa menikmati hal ini sepenuh hati.

----------------------
Holy Sam,
Gengenbach
22.03.2009; 16.16 CET

Dienstag, März 10, 2009

Hum.. Muh.. Hum..


picture courtesy of wikimedia.org

Hum.. Muh.. Hum..
Muhammad muara kehidupanku,
Hulubalang malaikat penjaga jagad.
Haram bagiku untuk menyebut namamu begitu saja,
tanpa makna, tanpa cinta, tanpa rasa.

Karena tanpa MUlutmu tiada sampai kalam sang Hyang.
Tanpa HAtimu tak bisalah kami kecap kasih dan rahmat.
Dahimu pusaran ilmu, ku kecup penuh rindu selalu.

Muh.. Hum.. Muh..
Hum.. Muh.. Hum

Nabi paling mulia sedang tersenyum,
Melihatku di sini dengan shalawat sekuntum,
Dan ku cium segera aroma harum,
Ketika Tuhan tersenyum maklum.

Lalu aku tahu,
Tak akan ada yang cemburu.

Assholatu wassalamu alaika wa 'ala alika ya sayyidi, ya habibi, ya qurrata 'aini, ya rasulullah..

Lalu larut aku dalam istighraq,
Sambil bersenandung Hum.. Muh.. Hum..
____________
Holy Sam,
Gengenbach, 12 Rabi'ul Awwal 1430H, 10.03.09; 02.30 CET

Dienstag, März 03, 2009

Alhamdulillah...

Bukankah telah Kami lapangkan dadamu?
Dan telah Kami ringankan bebanmu?
Yang (beban2 itu) membungkukkan punggungmu?
Dan telah Kami naikkan untukmu dzikir2mu,
Maka sesungguhnya bersamaan dengan setiap kesulitan pasti ada kemudahan,
Sesungguhnya bersamaan dengan semua kesulitan itu ada kemudahan.
Maka ketika engkau telah selesai, bersiap2lah (untuk urusan yang lain)
Dan hanya kepada Tuhanmu (engkau harus) berpaling.

---terjemah bebas QS Al-Insyirah (94: 1-8)--

Surat ini adalah surat all-time-fave gw. Betapa Tuhan menegaskan janjinya buat orang2 yang sedang berjuang dan kesusahan. Betapa "sangkan paraning dumadi" itu berpusat pada-Nya. Betapa kita kecil tak berdaya, dan Ia semata cukuplah sudah. Dan somehow, ketika ada semacam suara di kepala gw, "udah Bad, thesis elo dah selse, kumpulin gih dah sana" tanggal 28.02.2009 kemarin, thesis ini gw rasa emang udah bener2 final. Sebenernya sih dah dari tanggal 24 gw selse nulis. Tapi feeling gw bilang kalo thesis gw blum kelar bener. Jadi gw tetep ngutak-atik tuh thesis sampe dateng itu suara ajaib, ehuehehehee.

Dan alhamdulillah, ketika dikumpulin, ndak ada revisi lagi. Diterima tanpa syarat. Satu tugas gw, alhamdulillah selesai. Tuntas binti finish. Allah punya "cara kerja" dan "metode" sendiri atas nasib hamba2-Nya, dan subhanallah.. gak pernah gw ngerasa sensasi "kekuatan Tuhan" kek gini.

"Sesungguhnya tidak ada satu urusanpun bagi-Nya (yang sulit). Ketika Ia menginginkan sesuatu Ia akan berkata "jadilah!" maka jadilah urusan tersebut. Maka benar2 Mahasuci lah Dzat yang di dalam tangan-Nya ada banyak Kerajaan dari segala hal, dan hanya kepada-Nya lah semua kembali. (QS Yasin, dua ayat terakhir)"

Subhanallah, wal hamdulillah, wa laa ilaa-ha illallah, huwallahu akbar.

Dan kembali ku bercermin pada waktu,
Serta berkaca pada Wajah Tuhanku.
Mahapemurah,
Mahapengasih,
Mahapenyayang,
Mahapengarunia,
Nan paripurna.

Terima kasih, Tuhan.
Sujudku sekadar,
Ingatku sekelumit,
Dan takbirku cuma sebersit.
Namun kasihMu terbukti
Lebih tinggi dari langit.

Mahasuci Engkau,
Dan hanya kepadaMu lah
Segala puji

--------------------------
Holy Sam,
Offenburg, 02.03.2009; 19.44 CET

Dienstag, Februar 17, 2009

Terjemah Bismillah (Bag. 2 -Habis)

Masya Allah.. pantesan thesis saya macet, eih.. ternyata Allah pengen saya nulis terjemah bismillah bagian ke dua ini. Subhanallah, ada makna2 lain dalam "eksperimen" saya yang lalai belum saya tulis dan sampaikan. Kita bahas lagi aja yuks..

***
Bismillahirrahmanirrahim, aku bersama Nama-Mu yang Haq, Suci, Mahapengasih, Mahapenyayang, Mahasatu, dan Mahahadir. Ketika aku bangun, membuka mata, bicara, berjalan, beraktivitas, belajar, berfikir, beribadah, bersholawat, beristirahat, tidur, dan pada saatnya nanti mati, aku sematkan Allah dalam lisanku, pikiranku, dan hatiku.

Bismillahirrahmanirrahim, dengan Nama Allah yang menghuni hatiku, Allah jualah yang meninggikan egoku, dan Allah jualah yang akan menumpas egoku. Keinginan Allah adalah keinginanku, ketetapan Allah adalah ketetapanku. Maka ketika aku ingin memulai sesuatu, Allah jualah yang membantunya untuk dimulai. Dan ketika aku ingin menyelesaikan sesuatu, Allah jualah yang memfasilitasinya untuk selesai.

Bismillahirrahmanirrahim, duhai Dzat yang Mahahadir, aku mengingat kebesaran dan kemuliaan Nabi Sulaiman AS yang Engkau limpahkan kepadanya. Maka limpahkan kemuliaan yang serupa kepadaku dan saudara2ku yang membacanya, duhai Dzat yang Mahapemberi sebaik2 pemberian.

Bismillah, aku ingat ucapan Nabi Nuh AS yang mulia ketika ia mengemudikan bahteranya atas kehendak-Mu, ya Allah. Maka selamatkan aku dari adzab-Mu dengan kalimat ini. Inna rabbi laghofuururrahim.. sesungguhnya Engkau sungguh Mahapengampun lagi Mahapenyayang.

***
Oiya, rasanya perlu juga diketahui di sini, bahwa kecuali pada awal tiap2 surat, kalimat "bismillahirrahmanirrahim" seingat saya cuma satu kali nongol di al-Qur'an, yaitu pada Surat An-Naml (27) ayat ke 30: Innahu min Sulaiman, wa innahu bismillahirrahirrahmanirrahim. Sesungguhnya (surat ini) dari Sulaiman dan sesungguhnya (isinya adalah) "Dengan nama Allah yang Mahapengasih, Mahapenyayang".

Adapun kalimat "bismillah" juga hanya nongol sekali saja, yaitu di Surat Hud (11) ayat ke 41: Wa qala rkabuu fiihaa bismillahi majreha wa mursahahaa, inna rabbi laghofuururrahim. Dan (Nuh) berkata "naiklah kalian semua kedalamnya (kapal itu) dengan nama Allah saat (kapal itu) berlayarnya & berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar2 Mahapengampun, Mahapenyayang.

Menarik bukan? Silakan periksa.

Nah, pertanyaaanya sekarang, kenapa cuma disebut masing2 sekali? Karena saya rasa kalimat ini adalah kalimat yang suci lagi sakral yang ketika difahami dan dimaknai secara benar akan menyingkap tabir2 Sang Pemilik Nama itu sendiri. Sejatinya, ketika Anda memanggil nama Allah, Allah datang lebih cepat dari kilat. Hanya karena hati dan jiwa kita yang kotor dan penuh dosa, kita tidak diberiNya kuasa untuk menyingkap tabir2-Nya.

Dan ketahuilah Saudaraku, berucap "bismillah" ketika melakukan maksiat, meskipun dilakukan dengan alasan bahwa toh Allah lah yang menghendaki dia berbuat maksiat itu adalah bathil, salah, dan berdosa, karena si pengucap tidak menghormati kesucian nama Allah dengan mengucapkannya secara sembarangan. Pada kasus ini, biarlah Allah yang menentukan vonis apa yang layak untuk orang2 semacam itu. Na'udzubillah wa nastaghfirullah.

***
Hm2, pernah dengar istilah Bismillah Lima, Bismillah Tujuh, atau bahkan Bismillah Sebelas? Menurut keterangan orang2 bijaksana zaman dahulu, tiap2 Bismillah ini memiliki ijazah alias derajatnya sendiri2. Tapi sekarang lupakanlah sejenak istilah2 kuno ini, toh satu Bismillah yang sedang kita bahas ini saja memiliki segudang makna dan informasi yang tiada akan cukup otak kita mencernanya kan?

Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya akhiri tulisan ini. Wallahu a'lam bisshowab, bimaa fis samaa'i, bimaa fil ardhi, bimaa fisshuduri, bimaa fi dzahiri, wa bimaa fii bathini. Wa Huwa 'ala kulli syai-in qadir, walhamdulillahi rabbil 'alamin.

------------------------
Holy Sam,
Gengenbach, 17.02.2009; 15.51 CET.

Montag, Februar 16, 2009

Terjemah Bismillah (Bag. 1)


Bismillahirrahmanirrahim.

Hm2, tentu kawan tahu lah artinya kalimat ini. Kira2 artinya adalah sebagai berikut:

Dengan menyebut nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang (Indonesia)
In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful (Inggris)
Im Namen des barmherzigen und gnädigen Gottes (Jerman)
Kelawan asmanipun Gusti Allah ingkang maha welas lan maha asih (Jawa)
Om mani padme hum (Sanskrit)
In nome di Dio, Clemente, Misericordioso (Italia)

Dan tentunya, bermacam terjemah dalam ribuan bahasa eksis. Karena kedengerannya berbeda, secara kognitif, logika kita akan mempersepsikannya secara berbeda pula. Istilah kerennya "cognitive bias". Kenapa? Karena sekali lagi, logika manusia terbatas sekali. Hal ini, kawan, terjadi kalo kita memahami kalimat suci ini secara tekstual atau secara syariat semata.

Sekarang, mari kita bahas terjemah bismillah ini secara lebih mendalam.

***
Pertama2, biasa, basic assumptions alias asumsi mendasar. Kawan, dalam menerjemahkan sesuatu, saya membiasakan diri untuk menggunakan 3 level penguraian. Level pertama adalah level tekstual (tersurat/explicit/syari'at), level kedua adalah level kontekstual (tersirat/implicit/hakikat), dan level terakhir adalah level spiritual (tersemat/complicit/makrifat). Level terakhir adalah level tersulit yang di dalamnya terkandung tabir2 misteri al-Haq itu sendiri. Risikonya tidak tanggung2, kawan: dhollin alias sesat alias lost in translation. Jadi, ini bukan mainan pemikiran alias mind games. Ini bisa berarti selamatmu dan celakamu di dunia dan akhirat kelak, kawan.

Kedua, a disclaimer. You have been warned, my brothers & sisters. Semua yang saya tulis di sini adalah eksperimental. Jangan ditiru atau diamalkan apalagi disebarluaskan kecuali Anda telah secara integral menangkap kebenarannya dan berani menanggung segala risikonya.

Ketiga, selarik do'a kepada Sang Mahaperkasa: bismillahirrahmanirrahim, bi bahaauka wa sanaa-uka, wa mamlakuka, innii abduka ibni abduka wa inni athlabu ilmuka wa hikmatuka wa hidayatuka. Fazid 'ilmi, farzuq fahmi, wanzil hidayatukal mubiin. Amin.

***

Bismillahirrahmanirrahim

Kawan tentu sudah tahu makna tersurat dari kalimat ini dari sedikit penjelasan saya di atas sekali. Terjemahan dalam 6 bahasa dunia saya kutip sudah. Rasanya secara tekstual Anda tentu sudah menangkap arti dari kalimat suci ini.

Sekarang, mari kita berangkat ke _hakikat_ alias makna yang tersirat dari kalimat suci ini. Seperti biasa, metode paling mudah adalah metode linguistik. Dengan metode ini, mari kita coba "bongkar" kalimat ini huruf per huruf.

"bi" adalah preposisi dalam bahasa Arab yang artinya "dengan", "bersama", "sesuai", "dengan seseorang/sesuatu", dan "dalam keadaan".

"ismi" adalah kata benda yang artinya adalah "nama", "sebutan", "jatidiri", dan dengan sendirinya kata ini merefleksikan sesuatu yang "berkualitas" sekaligus "berkarakter".

"Allah" adalah "Tuhan yang satu" dalam lidah Arab. Ribuan tahun yang lalu disebut "Elat" oleh kaum Kan'an (ummatnya Nabi Nuh AS), atau El atau Elohim oleh orang2 Ibrani (Bani Israel, ummat Nabi Musa AS hingga Nabi Isa AS), atau Alaha seperti lidah ummatnya Nabi Daniel AS di Mesopotamia sana. God dalam bahasa Inggris sendiri berakar dari "Hum" atau "Om" dalam lidah Sanskrit. Artinya kurang lebih sama, yaitu Tuhan yang satu. Insya Allah lain kali kita akan mengurai makna dari kata benda yang satu ini yak.

"Arrahman" adalah kata sifat dalam bahasa arab, berakar dari kata kerja ra-ha-ma, artinya penyayang, pengasih, pencinta, pelindung, pengayom, dan pemberi. "Arrahim" adalah kata sifat dalam bahasa Arab yang berakar dari kata kerja yang sama: ra-ha-ma. Meski memiliki kesamaan akar kata dan makna, para mufassir memberi penjelasan bahwa ´"arrahman" adalah kasih sayang Allah kepada semua makhluk, sedangkan "arrahim" adalah kasih sayangNya yang hanya diberikan kepada orang2 beriman. Mufassir lainnya memaknai "arrahman" untuk kasih sayang-Nya di dunia, dan "arrahim" untuk kasih sayang-Nya di akhirat kelak.

Nah, dari informasi2 ini, silakan olah sendiri hakikat kalimat suci ini. Mari kita olah bersama2 yuk.

***

Bismillahirrahmanirrahim. Dengan nama Tuhan yang Mahapenyayang. Tuhanku, aku mengerjakan sesuatu hanyalah dengan kasih sayang-Mu. Jikalau tidak atas kasih sayang Engkau, tak mampulah aku memulai, tak mampulah aku melakukan, dan tak mampulah aku selesai.

Bismillahirrahmanirrahim. Bersama nama-Mu aku emban amanat untuk menjadi manusia yang penuh kasih sayang terhadap sesama. Karena aku hidup, bekerja, bergaul, dan melakukan apa saja dengan nama-Mu yang amat perkasa, wajiblah aku refleksikan KarakterMu yang mulia dalam kehidupanku setiap hari.

Bismillahirrahmanirrahim. Dalam keadaan lebur ke dalam Jatidiri Engkau, aku berbuat sesuatu. Maka hanya kepada kasih sayang-Mu lah aku meleburkan diri.

Bismillahirrahmanirrahim. Aku melakukan perbuatan ini bersama, dengan nama, untuk Kemuliaan, dan atas Kekuasaan Allah semata, karena hanya Dia yang bisa melindungi, mengasihani, dan menyayangi diriku.

Bismillahirrahmanirrahim. Ya Allah, ya Rahman, ya Rahim, semuanya berkumpul di lisanku, otakku, dan hatiku, serta terefleksikan dalam seluruh amal perbuatanku.

Bismillahirrahmanirrahim. Lisanku macet ya Allah, logikaku pun buntu dalam memahami nama2 dan ayat2Mu. Maka sayangilah aku, ridhailah pencarianku..

***

Resapi maknanya dan rasakan sensasinya, kawan. Terus, terus dan terus. Hingga sampai padamu suatu makrifat, bahwa sesungguhnya Allah sedang ikut berdzikir bersamamu.

--------------------
Holy Sam,
Gengenbach, 16.02.2008; 17.56 CET

Montag, Februar 09, 2009

"Tapa Brata" of the Year


(Photo courtesy of indosupranatural.blogspot.com)

Tapa berasal dari bahasa Sanskrit (bahasa India kuno) yang berarti berlaku asketik. Bukan asal ketik, sodara2.. asketik yang saya ketik ini tansliterasi dari ascetic (inggris) atau asketisch (jerman). Ini asalnya dari adjektif basa Yunani, yang artinya adalah (bersifat) bekerja keras. Otomatis, merujuk ke makna ini, padanan katanya dalam bahasa Arabnya adalah ijtihad alias jihad. Hm2, what an interesting thought, huh?

Orang Jawa kuno sering menjalani tapa (Sanskrit: tapasvaya). Di sini konteksnya adalah bekerja keras untuk mencapai supremasi kondisi spiritual. Istilah awamnya Kejawen lah. Oiya, tapa itu bukan cuma samadhi lho. Tau samadhi? Itu lho, tetangganya Mbak Saras 008, kekekkekee.. ndak nyambung yak? Sori2, serius amat sih bacanya? :p

Mari kita lanjutken, sodara2..

Samadhi adalah istilah teknis yang digunakan oleh para yogi (pemraktek yoga) yang menggambarkan kesadaran total (complete consciousness) yang mana adalah tujuan tapa itu sendiri. Jadi sodara2, ketahuilah, tapa adalah proses untuk mencapai samadhi. Dengan sendirinya, samadhi adalah produk dari tapa, jangan dibolak-balik, ingat.. :D

Begitulah. Back to Kejawen (ato Islam "abangan"), sebenarnya istilah ini terlalu politis sih. Ini istilah pernah jadi polemik pertama sekali zaman Kesultanan Demak dulu, trus kedua pas zaman awal2 Orde Baru, pada zaman almarhum Buya Hamka dan Cak Nurcholis Madjid masih hidup. Saya rasa istilah ini sengaja dipertahankan oleh mereka2 yang menolak persatuan ummat (Islam). Mereka ingin menarik garis antara kelompok mereka dengan kelompok "luar" mereka, yang mana akhirnya menjadi bibit2 perpecahan dan pertengkaran. What a shame, indeed.

Kenapa? Karena ajaran manapun yang hidup di dunia ini mengandung aspek "abangan" semua. Islam dengan sufisme & "kejawen"-nya, Yahudi dengan kabbalah-nya, dan Nasrani dengan paganismenya, ho-ho-ho, no comment deh... lha terus apa itu gunanya Vater Martin Luther King membangun aliran baru? Di Katolik sendiri, ada yang namanya "biblical apocrypha", alias versi Bible yang telah "dibersihkan" dari ayat2 yang ditolak/diragukan. Jadi, mari kita tinggalkan istilah abangan ini karena sudah ketinggalan zaman sekali, sodara2. Era globalisme aja udah lewat kok. Liat tuh jatuhnya perusahaan2 global. Sekarang zamannya glocalisme, kawan.. Istilah kerennya, think globally, act locally. Lho2, hubungannya apa ya? Eum, cari ndiri dulu aja kali ya, kekekekkek.

***
Dalam Islam, wudhu, dzikir, wirid, puasa, sholat, dan berbagai macam ibadah "mahdhah" (i.e penyembahan ritual kepada Tuhan YME) amat dekat hubungannya dengan tapa. Pernah wirid "astaghfirullahal'adzim" 300.000 kali dalam 1 hari? Cobain deh. Wirid ini berkhasiat menjernihkan hati dan mendekatkan diri kepada Tuhan SWT.

Bener2 berat banget. Gw gak mau kok ngelakuin ini lagi, kekekekkek. Dulu, gw gak bisa ngelakuin wirid ini sambil sekolah, belajar, mandi, serta beragam aktifitas harian lainnya. Aseli gak keuber itu angka 300.000 kali dalam sehari. Solusinya, gw bertapa alias berjihad. Konsentrasi abis2an, duduk & gak kemana2 (even cuma untuk ke kamar mandi), gak tidur, dan bener2 gak ngapa2in selain baca kalimat tersebut. Somehow and someday, alhamdulillah dan singkat cerita, gw berhasil. Sensasinya, sodara2, masya Allah.. susah digambarkan dengan kata2. Bayangin elo kerasukan sesuatu yang bener2 mencerahkan, menenangkan, membahagiakan, dan berbagai macam sensasi positif lainnya. Di titik ini, nafas elo menjelma mantra, pikiran elo didera mantra, dan hati elo penuh cahaya mantra. Dahsyat lah pokoknya.

Seorang sahabat mungkin akan nyelutuk: "eh, itu kan bid'ah, Bad". Lalu kira2 akan saya jawab: nein, itu bukan bid'ah. Kalo saya meyakini kalo hal ini disunnahkan atau malah diwajibkan oleh Allah dan Rasul-Nya, barulah ini bisa dibilang bid'ah. Ini bukan ibadah mahdhoh kok, jadi ya suka2 saya lah, pan saya cuma ingin ber"mesra2an" sama Allah kekasih saya, masa ndak boleh? Hehehhehehh

Lagian, Kanjeng Nabi dulu juga pernah berkhlawat di atas Jabal Hira' sebelum berkenalan dengan Jibril AS, kok. Jadi betul lah itu katanya orang2 tua zaman dulu: "menungso iku menus2 kakehan ing duso", i.e manusia itu adalah makhluk yang penuh dosa. Makanya diperlukan tapa alias ijtihad alias khalwat untuk mencapai apa yang dinamakan samadhi alias nafsul muthmainnah (jiwa yang tenang) alias insan kamil (manusia yang sempurna). Karena apa? Karena ilmu Hikmah itu datang dari Allah semata, bukan dari buku2, masjid2, pesantren2, apalagi mereka yang memanggil dirinya dengan sebutan kyai!

***
Nah2, kiranya cukup lah dongeng gw soal seluk beluk pertapaan. Sekarang gw mo balik tapa lagi ah. Tapa brata alias tapa besar. Gak ngapa2in kecuali ngerjain thesis gw yang udah di depan garis kematian, 28.02.2009, kekekekkekek. Wish me a great success and luck yak kawan...

Innamaa asykuu ba'tsy wa khuzni ilallah.. Rabbanaj'al lana min ladunka waliyyan, waj'al lana min ladunka nashiran. Amin.

----------------------
Holy Sam,
Gengenbach, 09.02.2009; 22.30 CET

Montag, Januar 26, 2009

Berangkat atau malah pulang?

(Photo courtesy of maps.google.com)

Alhamdulillah. Akhirnya pesawat Airbus yang membawaku dari Dubai ke Düsseldorf melandai penuh gemulai. Enam jam perjalanan yang cukup membosankan terlewati sudah. Aku bersiap. Jaket ku kenakan, tas ku sampirkan di tangan kanan, topi Dream Theater tak ketinggalan menangkring elok di kepalaku.

Aduhai dinginnya. Tak mudah rasanya berjalan dengan wajar manakala dingin angin menyergap tengkukmu. Minus 4 derajat celcius. Dapatkah kawan pikirkan betapa sayang Tuhan dengan rakyat Indonesia dengan iklim tropisnya, hei?

Nah, lihat itu di sana, di area penjemputan. Empat orang punggawa pangudi ilmu melambai2 kepadaku penuh semangat. Bang Upik & istrinya, Mike aka GK (Gajah Kulkas), Emil aka Pembantu, semua tersenyum penuh kehangatan seorang sahabat. Tanpa orang2 seperti mereka, apalah artinya sebuah petualangan pencarian ilmu, kebenaran, dan kesejatian?

Datang tak diundang, pulang tak diantar. Seperti itulah laksana seorang sahabat sejati. Menunggu dengan sabar & mempersiapkan segalanya. Seperti itulah selusin lebih sahabat lainnya menunggu kami dengan setia di Duisburg & Muelheim a.d Ruhr. Dua kota ini dibilang Ruhrpott dengan sinis oleh orang Jerman. Pott alias wadah tanaman di kawasan sungai Ruhr. Di sini lah tempat kuli2 tambang, sebagian besar imigran asing, berkutat mengais rezeki tambang besi dan tambang mineral terkaya di Jerman. Itu sebelum harga besi dan timah dunia jatuh, kawan. Saat ini, Ruhrpott dipandang dengan sinis karena masalah2 sosial yang mendera kawasan ini.

Ahh, kiranya cukup lah dongengku mengenai keberangkatan (atau kepulangan?!)-ku di Jerman. Berangkat atau pulang, aku tak terlalu peduli. Bagiku hanya satu: dimanapun aku berniat mencari ilmu, disitulah rumahku.

-----------------
Holy Sam,
Duesseldorf - Duisburg - Muelheim a.d Ruhr,
25.01.2009, 22.30 CET,
#sambilmengerahkansegenapjiwapujanggayangada#

Samstag, Januar 24, 2009

Teratai Tanah Garut

(Photo courtesy of wikipedia.org)

Mahasuci Allah. Di sini lah dulu rupanya Waliyullah Kanjeng Sunan Gunung Jati dan sahabat beliau Wali Ja'far Siddiq berjihad memanggul amanat Tuhan untuk menebar cahaya-Nya di tanah Jawa bagian barat. Pantas aku mencium aroma dzikrullah di sini. Tak heran ku temukan semerbak kedamaian, mungkin Karomah alias kemuliaan Tuhan masih membanjiri kawasan ini. Hm2.. dahsyat.

Tadinya aku cuma ingin mengunjungi adikku di sini. Dia sedang praktek di RSUD Garut. Berhubung khawatir ia tak kan bisa pulang melepas kepergianku ke Jerman pekan depan, ku kunjungi dia dengan penuh bahagia.

Metta, Ayu, dan Melinda, silih berganti menemani kami berdua. Sedulur papat sawiji pancer. Aku tak teralu faham dengan yang halus2. Aku adalah orang yang lurus, kawan. Jadi aku abaikan saja keadaan ini. Tak acuh saja lah. Toh aku kan ke sini untuk mengunjungi adikku yang di sini kabarnya sering bertarung dengan persalinan "setengah gagal" hasil pekerjaan dukun bersalin setempat. Jadi, mari sejenak kita serahkan saja urusan metafisika ini kepada Tuhan sang Pencipta 7 dunia.

Kami sedang asyik makan ketika ku lihat Ayu menerawang. "Ada apa, Ayu?", tanyaku pelan. Pandangannya jatuh ke bunga teratai di tengah danau. "Ayu ingin memberi Bu Metta bunga itu", jawabnya dengan santun dan gemulai. "Kamu mau aku ambilkan bunga itu untuk Bu Metta?", selidikku penuh basa-basi. Aduhai, di atas gunung begini, haruskah aku berenang di atas danau kotor ini, batinku berkata. "Tidak usah, nanti bunga itu akan datang sendiri kepada Bu Metta", jawab Ayu lembut penuh rahasia.

Dan akhirnya sore itu kami pulang. Membawa makna, membawa bahagia, membawa tabir prasangka. Bahwa semuanya akan berjalan baik2 saja.

------------------
Holy Sam,
Garut - Jatimulya - Karangtengah, 22-23.01.2009: 20:59 WIB
#whatatravel,indeed#

Sonntag, Januar 11, 2009

The Key Within

(Photo courtesy of facerejewelryart.com)

Aku tercenung. Jadi di sini lah tempatku, tempat lahir-matinya nenek moyangku, sang Pembuka Rahmat Allah dan cahaya Islam di tanah Nusantara. Kesadaraan ini datang bersama getar hati, bening nurani, dan manisnya bisikan. Akulah titisan Sang Pembuka, dan dan di antara katup2 jantungmu mengalir darah Sang Pengayom Tiga Jagad.

Wahai, jangan gundah, resah, ataupun ragu, Puteri. Pegang erat tanganku. Rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas. Aku ingin kita berdua moksa langsung naik ke nirwana, tanpa belenggu tugas mulia yang tak tertunaikan dengan sempurna. Aku ingin tugas kita berdua tersimpul erat, terpikul secara maslahat untuk kebaikan ummat, hingga akhirnya kita semua selamat. Dunia dan akhirat.

------------
Holy Sam,
Jatiwaringin - Karang Tengah - Cipete.
05.01.2009 - 11.01.2009, 00:11 WIB
#sedangtergoncangdengandahsyat#