Montag, Dezember 31, 2007

Pentagon Tahun Baru...


Tanggal tua, bulan tua, tahun tua. Kurang dari 10 jam lagi tahun 2007 berganti 2008. Kurang dari 10 jam lagi usia bumi bertambah, dan kurang dari 10 jam lagi kita akan merayakan pergantian tahun ini dengan penuh suka cita.

Diskusi dan debat di penghujung tahun akan selalu menyenangkan. Ada yang terfokus ke bidang politik (dari kampanye presiden AS hingga wafatnya Benazir, dari SBY hingga Golkar, dst.), ada yang terfokus ke bidang ekonomi (rekor harga minyak dunia, ambruknya USD terhadap Euro, kecemasan akan krisis ekonomi dunia..), ada yang terfokus ke bidang sosial-kultural (tahun penuh bencana di Indonesia, tahun naiknya MwST di Jerman sehingga keluarga2 pada kesusahan..), ada yang terfokus ke bidang energi dan teknologi, you name it. Tapi buat saya ada benang merah di antara peristiwa2 yang terjadi tahun ini: hidup makin sulit.

Tanpa mengurangi optimisme awal tahun, saya harus bilang kalo dunia sudah berada di ambang kehancurannya. Secara fundamental, ada yang salah di dunia kita ini. Bukan siklus, bukan pandemi, bukan bencana alam, bukan kemiskinan, bukan kebodohan, dan bukan pula terrorisme. Saya masih mencari definisi yang tepat untuk hal ini. Mungkin "delirium", seperti judul blog ini, tapi mungkin Anda tahu jawaban lain yang lebih tepat?

Karenanya, alih2 berdebat dan berdiskusi soal tahun 2007, saya kira yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah melakukan refleksi personal akhir tahun. Apa yang telah kita lakukan tahun lalu, apa yang bisa namun tidak kita lakukan, apa yang belum kita lakukan, apa yang ingin kita capai dan gapai, dan selanjutnya. Tapi tolong jangan melulu materi yang jadi tolok ukurnya. Materi itu semu. Coba pake tolok ukur spiritual, religi, dst., mungkin ini yang Anda cari. Setelah puas melakukan refleksi dan belajar dari kesalahan kita yang lalu, mari kita buat rencana untuk tahun depan. Trus, gimana caranya, Bad?

Pertama, buat sebuah pentagon yang menggambarkan situasi spiritual, sosial, finansial, dan personal Anda _saat ini_. Paruh terakhir adalah situasi karir atau pendidikan, jika Anda adalah pelajar/mahasiswa seperti saya. Mungkin Anda akan mencurahkan banyak waktu perencanaan di sini. Selanjutnya, isi bidang2 ini sesuai dengan penilaian pribadi Anda mengenai situasi Anda saat ini. Apa yang Anda tulis di tiap2 bidang harus bisa menjawab pertanyaan "apa" dan "berapa banyak". Sesuatu yang bisa diukur.

Kedua, bikin pentagon kedua, ini adalah apa2 saja yang ingin Anda capai atau miliki pada akhir _tahun depan_. Be SMART. (S)pecific, (M)easurable, (A)greed to, (R)ealistic, dan (T)imely. Selanjutnya, buat pentagon ketiga, yang merupakan target tengah tahun (30.06.2008). Isinya adalah petagon kedua dibagi dua, simple kan?

Ketiga, buat KPI untuk tiap2 item yang Anda tulis di tiap2 bidang. Eum, tahu KPI kan? Key Performance Indicators. Biasanya KPI ini mainannya orang2 marketing ato finance. Tapi saya rasa KPI ini bisa diterapkan ke mana2.

Misalnya, saya telah menuliskan satu item dalam personal area di pentagon kedua saya: Berhenti merokok tahun depan. Dengan menggunakan KPI, saya bisa netapin target bulanan, mingguan, dan harian untuk item ini.

Say, misalnya sekarang saya ngerokok 10 batang sehari dan ingin berhenti merokok sebelum pertengah tahun (30.06.2008). Maka yang harus saya lakukan adalah mengurangi konsumsi rokok sebesar 20% tiap bulan. Kalo saya disiplin, maka pada bulan ke lima tahun depan, saya sudah berhenti merokok. Dan jika saya kurang disiplin, paling tidak saya masih punya waktu 1 bulan untuk menuntaskan target yang telah saya buat. Nah, penurunan konsumsi rokok sebesar 20% tiap bulan itu lah yang dinamakan KPI. Cukup sederhana, bukan?

Jika Anda telah membuat Pentagon2 dan KPI2 Anda, selamat. Artinya, Anda telah melakukan sesuatu untuk perbaikan2 yang Anda butuhkan di masa depan. Yang harus Anda lakukan selanjutnya adalah disiplin terhadap target2 yang telah Anda tetapkan sendiri. Dan jangan lupa, awali tahun baru dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim. Semoga Tuhan YME selalu memberkati kita di setiap langkah kita. Amin.

Selamat Tahun Baru 2008.

-Holy Sam.

P.S: Download slide Pentagon of Life di sini.

Sonntag, Dezember 30, 2007

Liburan di Monning (lagi...)

Alhamdulillah kali ini liburan saya nikmat banget rasanya. Lega karena hingga pertengahan semester ini gw perform dengan baik, bahagia karena udah ketemu keponakan2 dan sobat2 ajaib saya di Duisburg dan Monning, kenyang karena banyak makan2, dan banyak ketawa karena masih bisa nge-trup tiap malem. Huehehehehe.

Jadi gini sodara2, setelah "berpartisipasi" di perayaan Idul Adha dan Natal di Freiburg hari Sabtu 22.12.2007 yang lalu, hari Seninnya kabur lah saya ke Monning. Eum, Monning itu nama apartemen mahasiswa2 Indonesia di Duisburg yang juga sekaligus merangkap headquarter PPI DUE. Jadinya ya rame banget, lah. Hampir 20 orang tinggal di radius 100 meter, lha gimana ndak boleh rame, coba?

Tapi saya blum ngurusin PPI dulu, masi mo liburan, eih. Minggu depan lah saya mo cawe2 lagi, sekarang itu urusannya tengok sana tengok sini, makan2 sana makan2 sini, eheuehehhehe.

Bener2 enak rasanya tinggal di sini. Serasa pulang ke rumah, cuma ada wajah2 familier dengan ketulusan yang juga familier. Ihr seid das Beste lah, pokokna. Nah, foto2 penduduk Monning dan PPI DUE bisa dilihat di sini. Mantabh2 kan? Ehuehehehheh.

Insya Allah sampe besok Jum'at sore saya masih di sini, um mein Urlaub zu Genießen. Selamat liburan semuanya.. i hope u enjoy ur holiday as much as i do :)

-Holy Sam.

Donnerstag, Dezember 20, 2007

Selamat Hari Raya 'Idul Adha 1428 H

Alhamdulillah gw dapet lebaran lagi. Meskipun sendirian, -7 derajat Celcius, sepi, gak ada suara takbiran, ketupat sayur atopun daging kambing, gw bersyukur Allah masi kasi gw umur dan kesempatan untuk mengalami Idul Adha tahun ini. Another Eid in Germany.

Eum, udah 2 kali Idul Fitri dan 3 kali Idul Adha gw abisin di Jerman. Tahun ini malah gw ngerasain dua2nya sendirian. Anehnya, gw ndak ngerasa sendirian sama sekali, karena ada Allah dan BM di hati gw. Mereka berdua selalu ada, entah kenapa.

Ya Tuhan, jika memang benar semua doa dikabulkan hari ini, Engkau maha Mendengar segala doaku. Ku mohon, kabulkanlah semua doaku malam ini, karena aku cuma bisa berdoa kepada-Mu. 3 tahun yang lalu aku mengunjungi kota-Mu, ku mohon izinkanlah aku untuk bisa mengunjungi kota-Mu lagi. Engkau tahu betapa aku mengangeni-Mu...

Buat seluruh pembaca blog saya yang setia, saya ucapkan "Selamat Hari Raya Idul Adha 1428 H". Semoga kita semua bisa memetik hikmah Idul Adha kali ini. Karena Idul Adha bukan sekadar event atau ritual. Idul Adha adalah sebuah contoh morale dari Nabi Ibrahim AS untuk lebih mengasihi dan menaati Tuhan ketimbang apapun. Akankah kita bisa mengikuti jejak beliau?

-Holy Sam.

Samstag, Dezember 15, 2007

Alhamdulillah...


>> iTunes - Rule The World - Kamelot <<

Eum, mau nulis dari mana ya?

....
....

Pertama, alhamdulillah presentasi Strategic Marketing gw selesai tepat 5 menit sebelum garis kematian. Perencanaan yang cukup tepat kan? Bayangin, sebuah proyek yang selesai tepat waktu dengan simpangan baku sebesar 5 menit!! Apa ndak canggih tuh, ehuehehheh.

Yang kedua, alhamdulillah lagi, tim gw berhasil perform. Seenggak2nya temen setim gw, si Tar, yang tadinya terancam gak lulus, jadi lulus. Gw malah sempet dapet "pujian" dari Simmons gara2 hal ini. Makasih buat Bung Pramudita "Didit" yang ngasih data2 akurat dan menarik. Tanpa dia, presentasi gw kali ini mungkin gak bakal semenarik ini.

Yang ketiga, alhamdulillah lagi, setelah presentasi selesai, nilai Cross Cultural Management gw keluar: 1,7. Wah, pokokna hari Selasa kemaren itu hari paling bersejarah selama gw hidup di Jerman. Berangkat subuh pulang isya, tapi dunia serasa ceraahhh banget. Alhamdulillah, makasih ya Tuhan, diesmal lässt du mich nicht im Stich.

Yang keempat, alhamdulillah BM nambah umur tanggal 12 kemaren. Dan entah kenapa, gw punya semacam "gute Gefühl" kalo sisa umur kami akan kami habiskan berdua. Sisa usia yang insya Allah membahagiakan dan menenangkan. Amin. Met ultah ya Bunda, ich habe dich echt lieb.

>> iTunes - I Love You to Death - Kamelot <<

Yang kelima, alhamdulillah mata kuliah Productions and Operations Management kelar kemaren sore. Tinggal ngerjain Project Work, dan satu lagi "musuh" tumbang. Insya Allah.

Yang keenam, alhamdulillah tim Kabaret PPI DUE berhasil perform di perayaan natal Deutsch-Indonesische Gesellschaft (DIG). Mantabh, dahsyat, liat foto2nya aja gw udah bangga dan seneng banget. Tinggal nunggu rekaman videonya aja deh. Two thumbs up, man, i'm proud of you all.

Yang ketujuh, alhamdulillah si Kembar Eva, adek gw, sukses ngadepin hari2 ko-ass-nya di Serang. Si Evi juga alhamduillah dah nemu judul skripsi baru.

Yang kedelapan, kesembilan, keseratus, keduaratus... entah lah, sekian ribu alhamdulillah pun rasanya belum cukup untuk ngebales nikmat dan karunia yang Tuhan kasih ke gw...

-Holy Sam.

Montag, Dezember 10, 2007

Nunggu on mode ON

Eum, ini bagian dari kebiasaan gw. Kalo ngerjain sesuatu yang penting pasti gw nunggu ON dulu buat lari ke garis finish. Buat gw pribadi, bagian yang paling sulit bukanlah langkah pertama. Langkah pertama, kedua, ketiga dst dah gw bikin jauh2 hari, karena gw tuh tipenya "multi-linear" alias multitasking. Gw bisa nyicil tugas. Yang paling sulit adalah nunggu komando dari intuisi gw untuk bilang: "Yes, now.. go for it!!"

Misalnya kasus gw kali ini, gw tuh musti bikin presentasi case study plus executive summary buat garis kematian besok. Nah, gw dah riset dari bulan lalu, semua data dah ada, ide dah ngalir, konsultasi ama Simmon juga udah, pokoknya semua2nya dah ada di laptop dan kertas coret2an ajaib gw lah. Tinggal plek-plek-plek nuangin ke slides & eksum, presentasi, dan semuanya kelar. Masalahnya, dah beberapa hari ini intuisi gw mandek dan akhirnya itu slide blum kelar2 mpe sekarang. Gw blum denger kata "finish it now!!" dari otak gw karena minggu kemaren jadwal kuliah gw padat banged.

Jadi ibarat singa (cieh...) yang udah netapin mangsa, ngintai, ngendap2, dan siap2 nerkam, buat gw bagian yang paling sulit adalah nentuin _kapan_ gw musti nyergap mangsa itu. Well, seringnya sih gw kebantu ama koinsidensi kek kasus gw ama BM beberapa bulan lalu. Saat itu, pas nganterin BM pulang, tanpa diduga2 intuisi gw bilang: "go for her, now or never!!". Dan ketika gw natap mata dia dan dia natap mata gw, entah gimana gw tahu kalo di mata itulah gw pengen tenggelam selamanya, dan saat itu gw percaya intuisi gw kalo "she's the one, and now is the right time". Dan gw "sergap" lah BM saat itu juga, dan misi gw tuntas dengan hasil memuaskan, kekekkeke..

Lha, kok jadi ndongeng colongan gini gw yak?

Ehuehehehhe, sori2, sampe mana tadi saudara2? Oiya, intuisi untuk nentuin timing yang pas buat nyergap. Nah, ini lah susahnya saudara2, karena kadang2 karena satu dan lain hal, intuisi kita macet.. cet.. cet.. (echo mode ON). Kenapa? Karena intuisi diprosesnya tuh di otak kanan. Trus hubungannya apa? Ya kalo otak kiri kita terlalu dominan, otak kanan jadi idle. Trus, gimana cara ngaktifinnya lagi? Ya rileks, ndengerin musik, maen alat musik, nggambar, sholat, yah.. hal2 yang berhubungan ama seni dan religi gitu deh. Lho, berarti elo cuma butuh rileks ato ndegerin musik dungs Bad? Lho, iya ya.. (sambil nepak jidat) bener juga, huakakkakaa, eureka!! gw dapet pencerahan, ternyata solusinya gitu toh... (sambil manggut2).

Masya Allah, bahkan sampai detik inipun koinsidensi masih berpihak ke gw, eih. Tadinya gw cuman pengen nge-blog ngalor-ngidul, eh, ndak taunya malah nemu solusi buat masalah pribadi gw. Kekkekeke, alhamdulillah bener dah ah...

-Holy Sam

Dienstag, November 27, 2007

Mendadak Lapar dan Ngatuk, eh, Ngantuk ding...


>> Cost Management - Dr. Puhl, Campus Gengenbach, G002 <<

Alhamdulillah, pagi ini kelar juga presentasi strategic marketing gw. Mendadak gw jadi lapar dan ngantuk lagi, ehuehehhee. Do'oh, mana hari ini kuliahnya mpe sore, eih. Coba gw hari ini libur kek BM, bisa tidur seharian macam anak kucing dah gw ;)

Gara2 presentasi ini hidup gak tenang gw 4 hari ini dan cuma sempet tidur 2 jam selama 2 hari. Ya kasihan, Bad, gitu kan? Kekekekek. Mana tadi pagi ndak sempet sarapan, lagi... ya tambah kesian deh, Bad.. Bad..

Untungnya, presentasi gw tadi pagi bisa dibilang sukses lah. Paling ndak si Simmons, dosen marketing gw dengan gondoknya bilang gini: "it's a shame!! that was almost a perfect presentation I've seen on this course!! Just 2 detailed slides more and i know it's in your head!!". Kekekekke, trus gw bilang ma dia: ya maabh Pak2, elo kira apa gw gak gondok juga? Emang situ aja apa kali yak yang bisa gondok :p.

Jadi ceritanya, gw disuru bikin case study yang temanya marketing racquetball in Japan. Saking gw pengen presentasi gw itu perfect banget gw bikin deh tuh semua2nya, logo lah, donlot gambar2 lucu dari internet lah, bikin tabel lah, masukin video dari Youtube lah, pokokna gw bikin presentasi gw semenarik mungkin lah. Abis2an gw bikin itu presentasi karena separo nilai akhir gw ditentuin dari situ. Nah, gmana gw ndak boleh serius, coba?

Setelah persiapan abis2an, gw bela2in begadang dan gak sarapan pulak, maju lah gw presentasi pagi ini. Setelan jas, dasi, rambut dan sepatu licin, pokokna "i'm dressed to kill" lah, kekekkeeke. Abis jeda dikit setelah presentasi si Thailand n si India gak mo maju2, gw tau it's the time.. ini dia timing yang gw cari2.. Ciat, dzig-dzig-jedugh.

Dengan membaca bismillah maju lah gw ke depan audiens. Lha, kok gw malah salah ngasi opening word, gw nawarin untuk ngejelasin racquetball itu apa, padahal slide gw isinya agenda presentasi. Kekekkekek, setelah sekelas ketawa semua, cair lah suasana, dan presentasi gw mendadak jadi lancaaarrr, banget. Alhamdulillah banget, eih. Abis itu sesi tanya jawab deh, sesi yang paling mencekam, karena di sini refleks, stamina, dan emosi kami diuji. Dan ternyata, gw bisa ngejawab semua pertanyaan dengan lancar.

Nah, giliran Simmons yang nanya, gw udah feeling, pasti gw bakal dibantai deh, soalnya doi tadi dah ngelirik penuh makna ke bagian 5 year marketing plan yg gw bikin. Dan pasrah lah gw dibantai ama dia... Mo tau respons gw? Gw cuma bilang, "oh yeah, i should've put that there, i am sorry.." dan dia puas ama jawaban gw. Cekakakkaka, dasar emang hoki dah gw hari ini.

Meskipun at the end of my session dia ngasi applause buat gw dan 4 orang temen gw bilang kalo presentasi gw bagus, tetep aja lah susah gw nerima fakta kalo presentasi gw kurang sempurna. Padahal tadi pagi gw dah feeling, apa slide ini gw masukin aja yah.. eh, ternyata keputusan gw malah ngilangin itu slide yang akhirnya bikin presentasi gw gak perfect. Gondok banget gak sih?

Tapi gw musti bersyukur eih, paling ndak gw ndak ketiduran tadi pagi.. lha coba kalo ketiduran yak? Bisa tambah sentimen deh si Simmons ma gw.. kekekkeke.

Oiya, yang penasaran ama slide gw bisa donlot di "neo amsyulisbad", sapa tau butuh referensi, gitu. Semoga bermanfaat yak.

-Holy Sam

Dienstag, November 20, 2007

Indonesiaku... Bangsaku... Rakyatku...


>>iTunes: Wake Up - Rage Against the Machine<<

Ng, gara2nya, Goran si "Master of Disaster" pagi ini presentasi studi kasus Cross Cultural Conflict Management dengan kasus "Chinese Police Officer in Kuta, Bali". Ceritanya, di kasusnya dia, dia adalah warga keturunan Cina yang ditugasin ke Kuta dan nerima banyak konflik budaya dan perlakuan yang kurang ngenakin di sana. Dalam waktu 25 menit presentasi, dia musti njelasin apa analisis dan rekommendasi dia terhadap kasusnya ini.

Sebetulnya beberapa minggu yang lalu gw dan Goran dah diskusi soal kasusnya ini. Gw kasi dia beberapa pandangan soal budaya masyarakat Indonesia, beberapa "endless conflicts" di antara orang2 pribumi dan orang2 keturunan, serta beberapa fakta demografi lainnya. Tapi terus terang aja tadi pagi gw kaget bener ngeliat presentasinya dia.

Presentasi di buka dengan foto puluhan Pasukan anti Huru-Hara (PHH) yang siap tempur. Wak waw.. I knew that this presentation gonna be though for me, but I was not quite well prepared today. Damn, gw langsung inget kerusuhan Semanggi I, Semanggi II, demonstrasi2 BEM FE Usakti... emosi gw langsung naek, dan mata gw tiba2 basah. Mungkin gw cengeng, tapi tadi pagi itu otak n hati gw bener2 terbang ke wajah2 beringas PHH pas ngehalau kami2 dulu, and that was not an easy-to-forget experience, believe me.

Abis itu Goran ngajuin analisis STEP negara kita tercinta. Eum, tau analisis STEP kan? Social-Technological-Economical-Political analysis, sangat berguna kalo mo ngeliat data2 demografi, ekonomi, politik, dst. Kalian yang penasaran boleh cek ke sini: https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html.

Well, untuk kedua kalinya batin gw nangis. Duh, Indonesiaku... kasian banget sih kamu... Melarat iya, kerusuhan iya, bencana alam ada, sedangkan anak mudanya (baca: gw!) enak2an ongkang2 kaki di Jerman tanpa hasil yang bener2 nyata. Gw sedih, prihatin, dan parahnya lagi, gw ngerasa mata orang2 sekelas pada ngeliatin gw dengan tatapan iba.

Sial, gw malu untuk ada di kelas itu pagi ini. Mustinya gw ada di Indonesia sekarang, ikutan mbangun bangsa, ikutan memerangin kemiskinan dan kebodohan, ikutan nangis bersama entah berapa puluh juta saudara kita yang kelaparan...

Di meja makan, di get-together atau percakapan sehari2 gw bisa ngebanggain kekayaan budaya bangsa Indonesia. Beratus2 suku bangsa & bahasa, alam yang ramah dan kaya, dan seterusnya. Tapi di bangku kuliah, yang bicara cuma angka dan data mentah atau olahan. Jadinya gw ngerasa diuber2 fakta kalo seharusnya kita bisa melakukan hal yang "lebih" lagi untuk bangsa kita. Diuber2 fakta kalo seharusnya (dan idealnya) Indonesia bisa lebih baik lagi bicara angka kalo kita mau.

Masalahnya adalah: maukah kita? Yang terburuk yang bisa kita lakukan di Jerman (atau di negara lain sebagai imigran) adalah menunjukkan citra yang baik sebagai duta bangsa. Be it in educational, social, or working environment, we should prove to other people that we are Indonesian people who have good deeds, manners, and capabilities. Lagian, kita musti bangun bangsa kita dari diri kita sendiri, bukan?

Indonesiaku.. bangsaku.. rakyatku.. tunggu aku yak. Aku akan pulang dan membangunmu kembali. Sooner or later, I'll give the best of me for you. I promise that.

-Holy Sam.

Samstag, November 17, 2007

Glaube, Liebe, Hoffnung

>>iTunes: Jerussalem - Black Sabbath<<

Minggu lalu, pas jalan2 ke "kota" Offenburg, saya nemu tulisan yang cukup mbikin saya merenung di Heilig-Kreuz-Kirche, Hauptstrasse 21. Tulisannya: "Glaube, Liebe, Hoffnung". Artinya adalah Iman, Cinta, dan Harapan. Ini gambar gerejanya, dipotret dengan Si Kokon E4300 gw:



Pertama, dari dulu saya emang suka sama gereja2 di Jerman. Gothik dan mistik. Eum, ndak ada hubungannya sama bakat dukun saya sih, awas lho kalo mikirnya yang ndak2, ehuehehhehe.

Kedua, kata2 itu (Glaube, Liebe, Hoffnung) berasal dari Bible. Saya ndak tahu ayat atau surat berapa, tapi buat saya statement ini indah betul. Ia merefleksikan apa yang harus manusia punya untuk tetap bertahan di dunia ini. Iman, cinta, dan harapan. 3 hal yang mudah sekaligus sulit, sederhana sekaligus rumit.

Well, kalo kita punya iman, faith, ato apalah itu istilahnya, hidup kita akan lebih terarah. Kita akan punya objectives, goals, atau Zielen. Apa tujuan hidup kita akan menentukan apa yang kita rencanakan dan lakukan, bukan? Nah, semakin kita meyakini tujuan hidup kita, semakin keras pulalah rencana, upaya, dan doa kita. Betul ndak?

>>iTunes: Liebe - Die Apokalyptishen Reiter<<

Setelah iman, kita butuh cinta. Kenapa? Karena dengan cinta inilah kita bisa memaknai iman dan hidup dengan wajar. Ada manisnya, ada pahitnya, dan itulah realitas kehidupan. Cinta akan bikin hidup kita lebih hidup. Tentu saja, cinta yang saya maksud di sini adalah cinta universal. Ketika kamu ngeliat anak kecil dan mendadak jatuh sayang, nah.. mirip2 itu lah (menurut saya) yang namanya cinta universal. Cinta seperti ini ndak kenal kata "hilang", "bosan", atau "berkurang". Cinta seperti ini akan selalu ada di dasar hati manusia, dan karenanya akan terus abadi. Tugas kita hanyalah mengenalinya dan merawatnya.

Setelah iman dan cinta, kita butuh harapan. Untuk apa? Supaya kita bisa tetap konsisten dengan cinta dan iman kita. Ketika kita patah iman, dan atau patah hati, kita butuh sebuah pengharapan. Kalo harapan ini tidak hadir, wah, bisa bahaya eih. Nah, yang krusial adalah ternyata, untuk bisa berharap, manusia tetap butuh secuil iman dan secuil cinta. Otherwise, harapan ndak akan punya fondasi yang kuat untuk tumbuh dan berkembang.

Jadi ketiga hal ini ternyata memiliki siklusnya sendiri dan ketiganya juga harus seimbang. Iman, Cinta, dan Harapan adalah 3 hal penting yang Tuhan beri dan ajarkan kepada kita.

Well, sekian resep hidup tenang ala Ibad minggu ini. Terserah, apakah resep ini akan kamu ramu menjadi nutrisi jiwa, nutrisi otak, atau bahkan nutrisi hati, itu hak asasi kamu. Selamat menggali ke dalam diri masing-masing...

-Holy Sam

Dienstag, November 13, 2007

Genap 2 tahun terlampaui sudah

Hari ini, tepat dua tahun Gregorian yang lalu saya sampe di Duisburg. 12 November 2005. Seinget saya, perasaan saya waktu itu seneng luar biasa karena belajar di Jerman adalah cita2 saya sedari kecil. FYI, sejak kecil saya ngefans bener sama yang namanya Pak BJ Habibie dan VW Kodok (lho?!). Jadinya, ketika ada kesempatan untuk belajar ke sini, berangkatlah saya dengan semangat '45, ehuehehhee.

Dulu, mana saya tahu kalo akhirnya saya harus mati2an ngerasain, ngejalanin, dan merjuangin susahnya hidup dan belajar di Jerman. Mana saya tahu kalo akhirnya saya musti ngerelain karir saya, ngorbanin keluarga saya, dan ngelepasin cinta yang susah2 saya bangun. Tiga kali lebaran, runtuhnya harga diri seorang Ibad di bangku kuliah, dan entah berapa belas ribu Euro biaya hidup dan kuliah yang sudah saya korbankan. Entah berapa ratus kali saya ngerasa sendirian, kesepian, dan tak berdaya. Entah berapa puluh kali saya rasa hidup tak lagi penuh makna. Entah berapa kali saya menangis...

Tapi malam ini, setelah sukses ngelarin 3 mata kuliah dalam waktu sebulan setengah, setelah sukses khataman al-Qur'an, setelah sukses puasa Syawwal, setelah ndenger kalo si Kembar Eva dah wisuda, setelah dapet ponakan baru, dan setelah ngerajut cita2 baru bersama Metta, saya ngerasa bahwa saya adalah orang paling beruntung di dunia. Ternyata Tuhan memang baik hati dan tidak sombong, saudara2. Ehuehehhe, makasih ya Tuhan.

ANW, saya yakin, dua tahun yang lalu adalah bagian dari perjuangan hidup yang pantas saya ceritakan kepada anak-cucu saya nantinya. Kenapa? Karena 2 tahun penuh kekecewaan dan hikmah inilah yang mampu menghilangkan ketinggian hati seorang Ibad. Karena pada akhirnya saya belajar bahwa pada dasarnya Ibad itu manusia yang lemah, bodoh, miskin, dan tak berdaya. Dan pada akhirnya pula saya belajar kalo ada perbedaan besar antara "percaya diri" dan "nekat", ehuehehhehe.

Dan sekarang, genap 2 tahun terlampaui sudah...

Na und? Lalu? And then?

Hari ini saya kukuhkan semangat saya lagi untuk terus "streben nach Vollendung" alias "Struggling into perfection". Saya akan terus berusaha untuk menjadi lebih baik setiap hari. "Jeden Tag ein bisschen besser". Untuk apa? Untuk menjadi yang terbaik, sehingga saya bisa memberikan yang terbaik untuk orang2 terbaik di sekitar saya. Saya ingin mencapai kesempurnaan, ato paling tidak, satu level di bawah itu :D.

Well, beberapa orang bilang perfection itu bullshit. Tapi bukan saya. Buat saya, perfection itu hak asasi manusia yang pantas dicapai oleh mereka yang benar2 berencana, berusaha, dan berdoa. Kenapa? La qad (karena sesungguhnya) kholaq-na (telah kami ciptakan) an-insaan-a (umat manusia) fii (dalam/dengan) ahsan-i (sebaik-baikya) taqwiim (keadaan/kejadian) {QS. 95:4).

Jadi, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kalo kita mengikuti premis ini, maka kesimpulan atau deduksi logikanya menjadi: jika manusia adalah makhluk yang sempurna, dan jika kesempurnaan itu ada, maka manusia mungkin bisa mencapai kesempurnaan. Iya toh?

Jadi, jangan pernah putus asa, sobat. Never look back. Niemals zurückblicken. Plan, act, pray, and succeed. If you fail to plan, you plan to fail. If you fail to act, you fail. If you fail to pray, you pray to fail. And if you fail to succeed, ya kaassiiihhaannn, huahahahaha, ups enggak ding, yang bener: be optimist. At least you've manage not to fail and have something to learn. Seperti saya :).

-Holy Sam.

Freitag, November 09, 2007

Alhamdulillah.. dapet ponakan baru... :))

Berikut adalah percakapan saya dengan sahabat, orang tua, bahkan sekaligus guru saya via YM pada tanggal 1 November yang lalu:

----------------------
GW: ehuehehhee, lagi ndak ada kerjaan mas yak?
GW: sekarang yang mijitin dikau sapa?
as: lagi pusing....
GW: nah, sama dungs
GW: blog saya keapus sama si adi monning, mana saya ndak punya backupnya lagi
GW: dirimu pusing kenapa, mas?
as: istri besok harus masuk RS
GW: ooohh
GW: dah siap ngelahirin mas yah?
as: mana Asya tiba2 malam ini demam lagi...
GW: itu tandanya asya mo dapet adek baru, mas
GW: saya doain semuanya lancar deh
GW: duh, maabh mas ya saya ndak bisa bantu apa2, bisanya ngedoain doang
as: itu istri ke RS karena si bayi di perut ada masalah....harusnya lahirnya sih awal Des
GW: wah2
GW: masalah apa mas?
as: karena ada masalah, harus dilahirin lebih cepat.....terus secepatnya dioperasi
GW: oo
GW: sodara saya ada yang pernah gitu juga mas
GW: alhamdulillah ndak papa sih
GW: anaknya malah sekarang pinternya ampun2, ehuehehhee
as: lho emangnya kenapa anak sodara itu.....
GW: ah iya, mbak rahma dah pernah ketemu riska kan mas?
GW: nah, adiknya riska itu dulu juga prematur
GW: entah rahim ibunya kurang kuat entah kenapa, akhirnya musti cesar prematur
GW: alhamdulillah semua oke2 aja sih
as: kalau ini lebih parah....saluran cairan air otak kesumbat
GW: masya allah
GW: yaudah sih mas, ikut apa kata dokter aja
GW: selebihnya kita berdoa kan?
as: iya....setelah lahir secepatnya kalau si bayi kondisinya stabil dioperasi, dipasang saluran buat ngebuang cairan itu....
GW: insya allah semua lancar kok mas
GW: sabar aja yak
GW: ehuehehehehe, saya kok jadi tua ghini ya?
GW: btw, besok ke rumah sakitnya jam berapa, mas?
as: abis shalat jum'at.....
as: iya deh....harus nemenin anak2 tidur nih....
as: wassalam.
GW: oo, iya deh mas, sabar ya
GW: saya ikut ndoain dari sini kok
GW: alaikassalam
-----------------------

Dan barusan, setelah seharian gw puyeng ngerjain tugas Project Management, ada berita gembira di milis: si bayi telah lahir dengan selamat, dan ibunya pun kelihatannya baik2 saja.

Alhamdulillah.. terima kasih ya Tuhan. Malam ini Tuhan kasih keponakan baru buat saya. Lindungi ia ya Allah, buatlah ia menjadi yang terbaik untuk keluarganya, agamanya, dan bangsanya, ya Allah. Amin.

Hiagagaggaa, saking senengnya gw sampe gak bisa berhenti nyengir, eih. Alhamdulillah.. alhamdulillah.. alhamdulillah...

Donnerstag, November 08, 2007

Ketemu...

Alhamdulillah, ternyata arsip "am Syulisbad" yang dibubarkan secara paksa oleh Bung Minstrum minggu lalu telah ditemukan kembali, saudara2. Huahahahha, senengnya.. blog gw ndak jadi modiar, kekekkekek.

Ceitanya gimana, Bad? Terus2 caranya gimana? Kok bisa?

Solusinya ternyata sederhana sekali, saudara2: Googling. Hah, Googling? Paan tuh? Haduh, gimana yak njelasinnya. Gini2, tahu Google kan? Mesin pencari terdahsyat sedunia itu lho, ndeso kamu :P. Nah, Google kan punya fasilitas pencarian apa yang dinamakan cache (semacam media penyimpanan temporer di server Google). Jadi tadi pas kelas Cost Management saya "nyambi" ubek2 dan malakin informasi Om Google. Saya klik lah link blog saya dulu sambil nyuruh Om Google liat2 cache-nya. Dan wak waw.. Nongol lah tulisan2 saya dulu, ajaib kan? Hiagagaggaa. Ada gunanya juga saya dulu belajar networking management dan baca2 buku Om Tannenbaum..

Jadi, am Syulisbad ndak jadi modiar, saudara2. Mati suri duang. Sekarang am Syulisbad berevolusi lagi. Jadi apakah nantinya, tinggal waktu lah yang akan menentukan. Selamat menyelami tulisan2 saya lagi, dan terima kasih atas kunjungannya :)

Salam,
Ibad

Mittwoch, Oktober 31, 2007

schrecklich langweilig...

31 Oktober. 0846 CET, Room G009

Dr. Puhl - Cost Management - Cost Center Accounting

Kalo bukan mata kuiah wajib, ndak bakal deh gw masuk ni kelas. Aseli ngebosenin. Gw (hampir) ndak ngedapetin hal baru, dosennya suaranya sepelan Oceps (bayangin!), kelas pagi, dan segudang alasan2 lain. Dari zaman SD dulu itu jadwal hari Rabu gw selalu "ramah", kecuali ya Rabu kali ini.

Kalian bisa bayangin, mata kuliah ini sebenernya rumit banged. Dulu pas kulia di Grogol mati2an gw belajar dapetnya B minus. Lha sekarang dapet lagi dengan dosen yang lebih parah, ndak tau deh nanti hasil ujian gw jadi kek gimana.

Metta bilang mata kuliah ini menarik. Ya iyalah, nenek2 meriang juga tahu, eih. Tapi buooseennya itu lho. Nah, berikut percakapan gw ama doi tempo hari via telepon:

--------------
GW: Dosennya itu lho Y&*ng, ngebosenin banget, aseli deh
DIA: Ya kamu jangan bosen dong Y&*ng, musti tetep semangat
GW: Ya abis gimana Y&*ng, lha dosennya kek gitu, mendingan aku belajar sendiri di kamar, kan bisa sambil ngopi n ngerokok, ehuehehhe.
DIA: Tuh kan.. (nadanya naik 1/2 oktav), kamu tuh ya!. Eh, tapi aku punya ide, Y&*ng, dengerin, kamu kalo ngeliatin dosennya bayangin ngeliat aku aja, ntar jadi gak bosen deh. Gimana?
GW: Kekekkekee. Emang kamu rela? Aku sih ndak rela, Y&*ng, lha wong dosennya tuh dah tua, jenggotan, suaranya pelan, gak bisa ketawa, haiyah, mimpi buruk eih kalo kamu tiba2 jadi kek dia.
DOI: Hihihih (ketawa nggemesin). Yaudah, gitu aja yah. Moga2 kamu gak bosen lagi kalo pas kuliah Y&*ng yah.
GW: Iya deh, amin. Makasih ya SaY&*ng

Percakapan selanjutnya kena sensor.. sori:p
--------------

Dan sekarang, aseli gw bingung mo gimana. Masya Allah dah nih dosen. Arrghh... Gw bayangin ni dosen mirip Metta jelas ndak bisa. It's simply the way too much to ask. Tapi yang penting gw musti lulus mata kuliah ini biar besok2 gak ketemu dia lagi!!

Montag, Oktober 15, 2007

Puisi Idul Fitri 1428 H

Kadang...
Lidahku ini tajam, sobat.
Pandanganku mencela,
Ingatanku sering alpa,
Dan tingkahku sering buat kau sengsara.

Maka di hari suci ini,
Dengan raga penuh samsara aku mengetuk kalbumu
Buka.. Buka.. Buka…
Maafkan idku, maafkan egoku, maafkan super-egoku.

Dan semoga Allah SWT menerima semua amal baik kita,
Serta mengampuni semua dosa kita,
Agar tidak sia-sia hidup dan nafas kita.

Amin.

———————————

(n)deso Gengenbach, 14.10.2007

Montag, Oktober 08, 2007

Mohon Pamit… (WAS: RE: Rumah Dinas Ketua PPI Duisburg…)

Berikut adalah imel perpisahan yang saya kirim ke milis PPI Duisburg-Essen, dikirim tidak lama setelah proses kupi-pes selesai. Ehuehehhehe.

———————————–
Salamlekum, salam sejahtera, schönen guten Tag

Sebelumnya, makasih buat Bapak2 Dosen atas postingan dan foto2nya.

Menjumpai rekan2 sekalian, alhamdulillah saya sudah sampai dengan selamat di medan juang saya yang baru: Fachhochschule Offenburg. Terima kasih atas dukungan tim pindahan (Dows, Jürgen B, Pak Dosen, dan Bung Oceps) atas dedikasinya yang tinggi (16 jam pulang-pergi, man), terima kasih atas semua ucapan, e-mail, sms, dan komentar di-blog saya yang semuanya membuat saya merasa terharu, sedih, dan, akh, kok jadi curhat begini yah?

Pun, saya memohon maaf yang sebesar2nya apabila di antara interaksi kita terjadi hal2 yang nyelekit, nyolot, ngecewain, ngerepotin, nyakitin, atau apalah emosi negatif itu namanya, saya harap rekan2 sekalian mau memaafkan semua kesalahan saya.

Saya bangga bisa telah hadir dan berjuang bersama2 kalian. Keluarga Monning, Lily, Mas Cepi, The Dows, ID-tron BP Project, PPI DUE, Muslimruhr (meski jarang nongol :D), dan seterusnya. Terima kasih untuk semua budi baik yang insya Allah akan selalu ingat, simpan, dan pelihara. Insya Allah kita akan berjumpa lagi. Semoga persahabatan kita tidak akan lekang oleh cuaca, jarak, dan zaman. Amin.

Saya titipkan PPI DUE kepada saudara Jürgen B dan Iqbal. Insya Allah, dengan bantuan para pengurus periode ini, akan kami tuntaskan program kerja yang telah kami buat.
Selamat berjuang rekan2, kita akan saling mendoakan, insya Allah.

Salam,
Ibad.

P.S: Do’oh, Pak Dosen dan Pak Ihsan ini bisa ajahh, saya pan memang dari sononya ndeso Pak, jadi ya agak2 akrab sama kembang2 desa, huehehehhehe. Makanya pada ikut tutorial C++, anaknya Pak Lurah minta diajarin C++ nehh, ehuehehhehe.

2007/10/6, imuchtarom wrote:
welcome home buat pak Ketua …
mungkin laporan dari tim pengantar perlu
ditambah sedikit informasi lagi:

-> daerah ‘pedesaan’ biasanya cocok
untuk program Kuliah Kerja Nyata (KuKeN)
bagi mahasiswa.

-> yang biasanya menambah ‘motivasi’ untuk
melakukan KuKen adalah kemungkinan
berkenalan dengan anak gadis pak Lurah
di desa tsb.

-> nah, apakah kira-kira anak gadis pak Lurah
di dusun Gegenbach perlu guru privat, misalnya
untuk memberi kursus komputer ( Microsoft Office,
Google Earth, Web Design dsb., ato mungkin minta
dikasih kursus C++, ato bahkan ANSYS, Pro/Eng dan
SolidWork? …

di sini banyak yang siap memberikan kursus
privat buat puteri pak Lurah ….
—( IM )——————
— In ppi_duisburg@yahoogroups.com, rudi.kurniawan@… wrote:
>
> Salam buat rekan sekalian,
>
> Setelah menempuh perjalanan selama 4 jam atau 406 Km,
> akhirnya team pengantar Bapak Pejabat Ketua PPI berhasil
> mencapai dusun Gengenbach.
>
> Dusun ini dipenuhi oleh kembang kembang desa yang cantik,
> salah satunya adalah anak ibu kos bapak ketua kita.
> Ditunggu laporan inteljen dari bapak ketua tentang nama
> dan nomer Hp nya (321).
>
> Untuk warga duisburg yang penasaran akan rumah ibad
> yang baru, berikut ini saya attach foto rumahnya yang
> berada dalam lingkaran merah.
>

>
> n.b. Dibutuhkan tenaga kerja buat Sommer Job, yaitu
> nyangkul kentang dan membajak ladang, memetik jagung
> dan memotong kayu bakar untuk musim dingin. Yang berminat
> silahkan hubungi Ibad.
>
> Tertanda
>
> Team Pengantar
> (Papa Dows, Juragan, Ocep dan Rudi)

Dienstag, Oktober 02, 2007

I am back.. ich bin wieder da, lho..

Alhamdulillah, sekarang saya dah di Jerman lagih. Berangkat dari Jakarta tanggal 30 September kemaren jam 20.30. Badan lesu, cape, energi terkuras habis, tapi semangat tetep berkobar2, ehuehehhee. Beribu2 maaf buat semuaaa sobat2 gw yang gak kebagian waktu gw selama di Jakarta. Sorry guys and girls, my family needed me like never before. Sekali lagi, maabh yak.

Pas pesawat Emirates EK 349 lepas landas dari Soekarno-Hatta, gw kayak dibangunin dari mimpi. Aseli ndak kerasa di rumah sebulan, begitu banyak kejadian yang gw alamin, selamin, dan telusurin hikmahnya. Fazit: ternyata Allah SWT sayang banget sama gw. Makasih ya Allah, you are the best deh.

Gara2nya, Allah ngasih gw rahmat yang guede bulan Ramadhan ini. Bisa pulang, bisa mbantuin dagangan Babeh dan Enyak, bisa mbantuin skripsi si Kembar, bisa ketemu beberapa sobat2 gw, bisa taraweh bareng keluarga, bisa ziarah ke makan Mbah Kakung, bisa nyenengin keluarga2 gw, dan nemuin Do’a dari salah satu ayat al-Qur’an yang selama ini gw lupain: Rabbanaa (ya tuhan kami) laa tuzigh (jangan kau sesatkan) quluubanaa (hati kami) ba’da idz (setelah sekiranya) hadaytana (engkau terangi hati kami) min ladunka (dari kelembutan-Mu) rahmah (kasih sayang). Innaka (sesungguhnya Engkau) anta al-wahhaab (itulah Engkau yang maha Pemberi). QS Al-Imran:8.

Well, semua berawal dari koinsidensi. Anak penyu yang ngambek dan udah 3 hari 3 malem minta putus, gw yang bingung, dan seorang sahabat dari SD yang nanya ayat itu. Walhasil, gw ngerasa ketampar: mungkin ini jawaban yang gw cari2. Gw bengong berat tanggal 18 kemaren. Masya Allah, ternyata yang mbutuhin ayat itu ya gw inilah. Sekian tahun gw khilaf dan gelap hati. Tuhan gw pandang sebelah mata dan seterusnya dan seterusnya. Dan Tuhan, via telepon, malah ngirim seorang Metta buat nyadarin gw.
Kebengongan gw gak berakhir sia2. Tanggal 18 malem gw ketok palu: gw lulusin permintaan putusnya si Nova. Gw gak mo bingung mulu. Lagian, agenda kedua gw pulang setelah ziarah makam Mbah Kakung ya ngelarin hubungan gw sama si Nova: kalo lanjut ya ayo, ndak lanjut ya ayo. Gw dah terlalu capek.. pek.. pek.. (echo mode ON). Gw berdoa abis2an, semoga keputusan gw ini gak salah.

Tanggal 19 malem, pulang taraweh gw ketemu Metta. Ngobrol ngalor-ngidul-ngetan-ngulon sambil ngopi di Tamani. Kopi pertama dalam 3 hari. Dan entah kenapa, ngobrol ama dia bikin gw tenang dan damai. Entah subyek ato obyek obrolannya yang bikin tenang, tapi gw memang ngerasa lebih damai. Nah, mo tahu kelanjutannya? Metta pengen buka puasa dan taraweh bareng dengan siapa aja (even ama keluarganya, karena dia ndak pernah sempet), dan gw akhirnya menyediakan diri dengan catatan dia musti taraweh dulu ama keluarganya. Koinsidensi selanjutnya, besok dan lusanya dia libur. Jadinya diaturlah jadwal buka puasa dan taraweh bersama kami berdua.

Akhirnya, dua hari kemudian kami ketemuan lagi untuk buka puasa dan taraweh bersama. Nah, berhubung rumahnya dia di Ciledug, gw jemput dulu lah dia dari Pd. Aren. Gw kenalin ke Nyokap, trus kami pulang bareng. Berangkat dari Pd. Aren jam setengah empat, abis sholat ashar. Nah, biasanya paling telat jam setengah lima pasti udah nyampe rumah. Tapi hari itu ternyata terjadi koinsidensi lanjutan: jalanan macet berat, sehingga kami baru sampe Cipete jam 17.30, dua puluh menit menjelang buka puasa. Akhirnya, berhubung Mettanya juga mau, berbukalah kami di rumah gw. Setelah buka, kami sholat maghrib bareng: Bokap, Nyokap, gw, si Kembar, Metta, dan Jati (cowoknya si Eva). Tiba2 muncul Jati juga gw ndak tahu kenapa, semuanya serba koinsidensi. Abis itu kami ngobrol, dan menjelang isya’ gw dan Metta berangkat taraweh di Masjid Al-Ikhlas, Cipete. Duh, dah lama gw ndak ngerasain taraweh senikmat malam itu lah pokoknya. Baru raka’at pertama hati gw dah kayak digedor2 ama Tuhan buat ngakuin kalo gw itu banyak dosa, busuk, licik, racun. Dan gw nangis senangis2nya mohon ampun…

Abis itu kita berdua ngopi di Mister Bean di Cilandak Town Square. Nah, ternyata Metta ketagihan taraweh di Al-Ikhlas. Phew, aseli gw bengong, lha hari gini kok masih ada anak Jakarta ketagihan taraweh yak? Nah, mulai saat itulah orientasi gw berubah total. Sekarang orientasi gw gak boleh cuma ilmu dunia doang, gw musti ngedapetin hidayah yang selama ini hilang. Kalo Metta aja mo susah2 nyari hidayah, kenapa gw enggak?

Well, abis itu komunikasi kami makin intens. Metta bisa bikin gw ketawa setelah gw abis2an ngemaki2 karyawan Babeh yang lelet. Pas gw ke Demak 2 haripun komunikasi kami ndak putus. Ngobrolnya udah pake aku-kamu, dan kami berdua komitmen buat saling mbangunin tahajjud kalo jam 03.30 salah satu dari kami udah duluan bangun, saling ngingetin sholat dan ngaji, dan seterusnya. Nah, sepulang dari Demak makin yakinlah gw kalo angin udah berubah. Yang ada di hati gw cuman dia. Akhirnya gw berani melangkah ke arah hubungan yang lebih serius. Gw yakin kalo ini bukan pelarian dan bukan emosi sesaat. Toh kali ini gw rasa keluarga gw nerima dia, kok.

Dan alhamdulillah, gayung bersambut. Tepat tanggal 17 Ramadhan 1428 Hijriah ato tanggal 28 September 2007 yang lalu kami jadian. Setelah menyatakan rasa dan asa gw, gw tanyakan rasa dan asanya dia. Dan ternyata rasa dan asa kami sama (#nyengir#)
Gampang ditebak, akhirnya kami jadian dan saling ngikat janji untuk saling menunggu. Dia bersedia nunggu gw kelar kuliah dan gw bersedia nunggu dia puas ngejar karir yang dia pengenin. Yah, mudah2an 2 tahun akan mampu menjawab semuanya.

Lha, kok akhirnya malah curhat gini yah? :p. Payah deh si Ibad.. ehuehehehe.

-holy sam.

Dienstag, September 18, 2007

Hari2 di Jakarta bikin gw tambah gila!!

Dream Theater - Repentance

Nah, akhirnya saya bisa nge-blog lagi sodara2. Setelah sekian lama keder, keki, kecewa, kena batu, dan kere tentunya, saya akhirnya menemukan setitik waktu luang untuk sekadar mencurahkan pikiran saya pada makhluk yang bernama blog ini. Mohon maaf sebesar2nya atas ketelatan yang disengaja ini yak, ehuehehehe.

Pertama, kabar baik dulu. Kabar baiknya ya saya akhirnya bisa pulang ke Cipete. Ngapain? Ya sowan, sungkem sama orang tua, ngusilin si Kembar, dan (ehm..) nyubitin pipi anak penyu. Dulu pas berangkat sempet ketar-ketir.. do’oh.. basa Indonesianya paan yak? So ein groesse Angst lah kalo orang Jerman bilang. Gimana ya njelasinnya? Gini2, kamu dikitik2.. enak kan, geli? Nah, ini bayangin aja kamu diancam mo dikitik2 pake silet. Nah, gitu deh rasanya..

Kedua, masih kabar baik, everything seemed to be okay. Alhamdulillah. Ada yang berubah, ada juga yang tidak. 22 bulan perubahan akan memerlukan segenap asa, rasa, dan karsa untuk dicurahkan ke blog saya yang sederhana ini, saudara2. Jadi, garis besarnya aja yak: Keluarga gw masi sehat semuanya gara2 minum susu cap Bendera saban hari. Keluarga anak penyu juga begituh, tanpa embel2 minum susu, mereka sehat bukan main. Dua buah Mona gw (yang satu motor Shogun dan yang satu kura2 Jawa) masih bernafas dengan baik. Walah, sibuk gw ngeladenin cerocosan mereka: yang satu minta servis besar, dan yang satu kurusnya amit2. Do’oh, kasian banget ya? Si Isma (motor juga, Kharisma 2005) kesepian gara2 gak pernah gw colak-colek, hihihihi. Sally, Rina, dan Benny punya Babeh semuanya utuh, tanpa adanya goresan yang berarti. Si Yami berdebu, kusam, dan minta di-stem ulang. Si Jangkrik ngungsi ke Pondok Aren nggawangin administrasi dagang. Gaya eih, dagangan Babeh sekarang sudah terkomputerisasi, kekekkeke.

Ketiga, kabar kurang baik, si Richard (Kijang Diesel hijau milik Babeh gw) yg dulu setianya amit2 sekarang dah lenyap gak berbekas. Ihiks, padahal gw kangen banget ama erangan mesin gahar elo dan dentuman musik yang selalu nemenin pikiran dan ide2 gw. Si Santi, sepeda kesayangan gw udah gak karuan bentuknya gara2 dimasukkin gudang. Karatan, ban kempes, sadel pecah2, hua.. sedihnya. Padahal gw pengen bawa dia lari2 ke Senayan seperti dulu kala. Arini dan Arindi, Arwana kesayangan gw dua2nya modiar dengan sukses, gosipnya gara2 kelamaan gak ngeliat tampang gw. Semoga arwah kalian diterima di sisi-Nya, girls. Meskipun kini ada Arwanda dan Arwondo, kesetiaan kalian masih lekat dan hangat di hatiku. Selalu. Hiks, kok jadi sentimentil gini gw yak?

Dream Theater - The Ministry of the Lost Souls

Look, lagunya jadi ikut2an sedih deh. Dan sekarang kaki gw kesemutan. Damn..
Keempat, kabar sangat kurang baik, Jakartaku makin ndak karu2an. Panas, gerah, sumpek. Naek mobil salah (boros uang, waktu, dan energi), naek motor salah (panas, makin bahaya..), naek angkutan umum lebih parah (gerah, lama, brutal, copet..), dan naek kakipun masih tetap salah, saudara2 (kaki lima, jambret, motor naek trotoar, nyeberang susah..). Saya ndak pengen ngeluh kok. Aseli, yang kek beginian ini ndak manfaat buat dikeluhin. Saya cuma nyeritain keadaan Jakarta kontemporer, kok. Pokoknya gawat lah. Hampir ndak ada lagi tempat rekreatif apalagi representatif buat sekadar lari dari rumah dan rutinitas. Musti kuat2 nahan emosi lah pokoknyah. Emosi ke siapa? Ndak tahu.

Kelima, kabar lebih kurang baik. Menu makan gw di sini mendadak gak karuan. Kalo ndak pedes ya manis. Ya malas lah saya makan. Biar lah diketawain anak2 se-Duisburg kalo pulang gak nambah gemuk. Pasrah lah saya, daripada ntar kena diabetes dan radang lambung? Ehueheheh, gw dah turun enam kilo lho…

Keenam, kabar yang sama sekali tidak baik. Gw ditugasin Babeh buat mbenahin Depot beliau yang aseli kusut. Pas baru liat sih kalap gw ngeliat Teh Botol cap Sosro beratus2 krat beserta konco2nya (Fruit Tea, Coca Cola Cs, dan entah minuman baru apalagi..). Hari ketiga gw tau apa2 aja yang musti dibenahin, dan sialnya, kalkulasi gw nunjukkin waktu yang gak sedikit: 3 bulan! Alamak, lha gw pan kemari buat liburan, Beh, bukan buat kerja rodi?! Ya akhirnya pasrah lah gw. Pagi ke Pd. Aren, sore pulang, maghriban dan makan malem di rumah, trus kabur lagi ketemu temen2. Pulang tengah malem, subuh bangun, pagi ke Pd. Aren, dan begitu seterusnya. Dua minggu berlalu, dan walhasil saya makin gila, ehuehehehe. Bosen, eih. Kenapa? Karena gw gak punya kuasa penuh, padahal salah dua program gw adalah mecat 2 orang karyawan dan melikuidasi mobil delivery yang idle. Coba gw dikasih kekuasaan penuh, bakal tereak2 dah tuh karyawan, kekekekek.

Ketujuh, kabar yang sangat tidak baik. Anak penyu ngambek lagi. Kok sempet dan bisa ya gw juga ndak tahu tuh. Padahal agenda pertama gw buat ngomong ke ortunya udah sukses berat. Ortunya ngerti dan mo nungguin gw kelar kuliah. Lha dah ideal gini kok anak penyu malah bikin ulah. Gak ngerti gw. Gara2nya sih menurut gw sepele. Tanggal 15 kemaren itu kita buka puasa bareng. Ada gw, anak penyu, Naya, Taufik, Kang Karya, Bernard beserta istrinya masing2, plus Iqbal ngumpul di Senayan City. Sampe sekarang pertanyaan gw ke Taufik: “kenapa musti Hoka2 Bento sih Pik?” secara ajaib masi belum terjawab. Halo, sampe mana, tadi? Oiya. Bukber. Ngumpulnya sih enak, cekakak-cekikik, ngobrol, dst. Jam 18.30 si Eva, adek gw sms: Tuy, pulangnya jangan malem2, Babeh pan ultah, kita mo buka kadonya abis tarawih. Wakwaw.. gubragh. Langsung lah gw cabut, dan anak penyu nawarin nraktir gw makan kerang rebus, dibungkus gak papa deh katanya. Dan gw tolak lah tawaran doi. Lha kalo ndak keuber ultah Babeh gimanah? Masa iya gw ngasi selamatnya besok pas sahur? Pan ndak lucu. Mumpung gw di Jakarta.. huhuhuhu, dan setelah ngedenger penolakan gw anak penyu kalap. Gw dituduh lebih mentingin temen2 daripada dia lah, gak niat malem mingguan, gak kangen lah, gak ngehargain usahanya dia lah.. nah lo, mendadak gw jadi orang paling berdosa sedunia malem itu. Aseli tuh bocak ngamuk berat gak ada titik-komanya. Pake minta putus segala. Phew. Abis ngedrop anak penyu di rumahnya gw langsung cabut sekenceng2nya dari Pd. Kopi ke Cipete. 20 menit, dan gw sampe rumah tepat jam 21.00 WIB, pas banget itu kue ulang tahun mo dimasukin kulkas. Ciahh, alhamdulillah akhirnya keburu juga poto2 sekeluarga di depan kue ultahnya Babeh, ehueheheheh. Tapi emang lagi apes, ato emang “pertanda” kali yak, tu anak penyu gak mo ngangkat telpon gw dan mbales sms gw sampe sekarang. Kekekeke, ya kasian Bad.. Bad.

Juli - Wer von euch.

Wem soll ich suchen, was soll ich finden, begitu lagunya Juli. Sapa yang musti gw cari, dan apa yang musti gw temuin. Ajaib bener dah Zeno gw, kayaknya doi ngerti bener musti nyetel lagu apa di saat perasaan gw kayak apa. Mantabh dah ah. Beri tepuk tangan yang meriah kepada si Zeno, saudara2.. untuk kesetiannya yang tak tergoyah dan sentuhannya yang menjangkau detil2 jiwa sang pujangga: semaraknya dan kiamatnya.

-holy sam.

Dienstag, August 14, 2007

Selamat Jalan, Mbah Kakung…

Kemaren (13.08.2007), setelah tepar gara2 kecapean, pagi2 Bang Upik mbangunin gw. Rencananya kita mo ngambil tiket, ke Ausländer Behörde (kantor imigrasi), dan ke kampus.

Alhamdulillah semuanya lancar. Paginya gw sempet black-out alias pingsan di kamar mandi. Butuh setengah jam buat ngumpulin energi lagi. Alhamdulillah sih gak kenapa2 juga, paling2 kecapean.

Jam 13-an gw sampe rumah. Sempet nge-trup satu ronde setengah dan menang :D. Sempet cekakak-cekikik bareng anak2 sampe akhirnya tiba2 si Evi, adek gw, nge-sms-in gw: Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.. Tuy, mbah kakung dah gak ada.. Qta pd k Jawa skrg..

Well, gw sempet shock bentaran. Bis itu mikir. Bis itu inget betapa gw itu cucu laki2 pertama mbah gw, dan betapa beliau ngehargain gw. Bis itu gw kirimin beliau al-Fatihah. Gak inget gw berapa kalinya.. tapi semoga semua amal beliau diterima di sisi Allah SWT. Amin.

Andai Deutsche Post bisa nganter surat sampe akhirat, pasti surat ini gw kirim secepat2nya:

———————-

Mülheim an der Ruhr, 14 Agustus 2007, pukul 03.00

Buat Mbah Hasyim,

di sisi Allah SWT

Assalamu’alaika wa rahmatullah, Mbah

Mbah, maafin Syamsul karena gak bisa hadir di saat2 Mbah butuh Syamsul. Ndak bisa hadir ikut mandiin dan ngusung jenazah Mbah. Ndak bisa ikutan mbacain Yasin dan Tahlil bareng anak-cucu Mbah.Karena ndak bisa ngapa2in, Syamsul cuma bisa baca al-Fatihah dan Yasin buat Mbah… cuma bisa berdoa semoga amal ibadah Mbah diterima semuanya. Semoga Mbah ndak sempet ketemu sama Lucifer dan malaikat Malik. Semoga Mbah dapet kamar ekstra lega dan nyaman di kubur dan di surga nanti, Mbah.. kapan2 Syamsul mo nengok Mbah kesana.. insya Allah.

Coba Mbah mo nunggu Syamsul barang sebelas hari, pasti Syamsul bisa ngapa2-in supaya Mbah seneng. Pasti Syamsul tunaikan tugas Syamsul sebagai cucu pertama Mbah. Pasti Syamsul bisa ngelakuin sesuatu dan hadir di sisi Mbah..

Tapi Syamsul relain semuanya kok, Mbah. Mbah pasti lebih rindu sama Allah daripada sama Syamsul kan? Iya Mbah, Syamsul ngerti rasanya rindu Allah, kok Mbah. Di “sana” lebih enak kok, Syamsul yakin.

Selamat jalan Mbah yak. Maafin Syamsul karena sempet nangisin kepergian Mbah. Titip salam buat Allah dan Rasulullah Mbah yak, insya Allah Syamsul pada waktunya nanti bisa nyusul dan kita bisa ketemuan lagi..

Peluk cium,

Cucumu

Montag, August 13, 2007

Wir haben uns hier versammelt, um dir mizuteilen, Bad...

Kemaren (12.08.2007) alhamdulillah umur gw nambah 1 tahun lagi. Makin tuwir, tapi insya Allah makin bersantan. Amin –> Bad2, kok santan sih, emang mo masak2 lo yak? Ehuehehehheh.

Hari kelahiran gw kali ini rada kocak. Ada yang ngirim sms kecepetan satu jam (cekakakaa, gotcha, Ma’), ada yang seharian abis diledekin dan disentimenin (salut, No), ada yang jauh2 dateng dari Singapur (danke Ti), ada yang besokannya dateng gw-nya tidur (danke Trums & Vin), ada yang dateng gw-nya dah keburu pergi (danke, Ro, Fie), ada yang telat ngucapinnya (danke anyway), dan tentu saja ada yang lupa. Jakakakaka, ya sama lah, gw juga sering lupa, kok.

Makasih buat semua orang yang udah care banget ama gw. All of you, you know it deep inside. Makasih buat ucapannya, effortnya, kadonya, waktunya, dan semua usaha kalian untuk nyenengin hati gw.

Danke, terima kasih, thanks, syukron katsir, grazie, maturnuwun..

Freitag, August 03, 2007

Akhir dari sebuah harapan..

Ternyata harap2 cemas saya tempo hari terjawab sudah, saudara2…

Setelah ngelobi sana-sini, akhirnya skor Jimat saya yang mepfet banget itu keterima juga. Jakakakaka. Alhamdulillah, puji Tuhan, hallelujah, Gott sei Dank. Maturnuwun, gusti, akhirnya masa depan saya (mulai) lebih keliatan ujungnya.

Hari Senin, 30 Juli 2007, pukul 17.23 waktu setempat dateng sebiji imel yang mengkonfirmasikan apa yang Ocep bilang “well just wait for luck then”. Nevertheless, it’s not just merely luck. I am blessed, or at least: I felt like I am blessed.

Abis baca imel kalo admission board nerima gw sebagai mahasiswa MBA FH Offenburg, gw pasang status ALHAMDULILLAAHHH gede2 di YM gw. Aseli gw bahagia banget harapan gw berakhir bahagia. Ya bahagia dulu lah. Sedihnya (karena harus berpisah sementara dengen sodara2 seperjuangan gw di sini) sih belakangan aja yak. Yang penting bersyukur dulu, huehehhehee.

Setelah mbalesin pesen sana-sini di YM gw, gw langsung kabur ke Monning, ke tempat Pak Dosen buat ngabarin kabar penting ini. Ada Bang Upik, Ino, Tejoy, Richard, Petrus, dan belakangan dateng Doraemon, kekekkekee, eh salah.. Michael, ding.

Setelah cengar-cengir, pelak-peluk (hush, ya gak pake cium2 lah..), gw balik lagi ke kamar karena tiba2 ngerasa lapar dan ngantuk.

Ya emang gitu lah, kalo satu beban terangkat, gw seringnya tiba2 lapar dan ngantuk. Ajaib yak? Ya begitu lah pokoknyah.

Praktis setelah Senin malam itu anak2 nemu bahan ledekan baru: gw. Yup, GW!! Abis dah gw diledekin dan dikerjain kanan-kiri dengan alasan: “kapan lagi bisa ngerjain Ibad, man…”. Jakakkakakaa, pada parah2 banget dah temen gw..

Sekarang gw tinggal mikirin nyari rumah di Offenburg, beres2 barang2 gw, ngurusin PPI DUE (lagi), dan kemudian nyiapin pulang ke Jakarta.

Pokoknya terima kasih dan syukur gw gak kekira lah banyaknya buat semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu di sinih. Makasih semua, makasih…

Montag, Juli 30, 2007

Harap-harap cemas...


Kamis kemaren (26.07.2007) gw tes GMAT (baca: Jimat :D). Setelah belajar mati2an gw yakin nilai gw nambah di bidang quatitative analysis. Harapan gw, minimal 500 lah ditangan. Meskipun gw cuman sebulan nyiapin itu tes, percaya diri dan harapan menguasai diri gw (yaaelah bahasanya…) kalo diesmal werde ich unbedingt schaffen.

Malem kamis gw simulasi lagi. Jam 2 pagi gw tidur, dan kebangun jam setengah enam pagi. Walah, mo tes 4 jam kok tidurnya cuman 3,5 jam sih? Ya akhirya gw tidur lagi, kebangun 20 menit kemudian. Halah, gw pan tes sampe sore? Ntar di akhir2 sesi tes gw dah gak bisa mikir jernih lagi neh. Yaudah2, gw tidur lagi… dan kebangun tepat 15 menit kemudian! Bujugh.. gini caranya mah bisa sentres sendiri gw. Akhirnya dengan mata sepet gw nyerah.. alam bawah sadar gw ternyata gak ngebolehin gw tidur, ya gw bangun aja lah.

Paginya gw gak mo belajar. Semua rumus2 ajaib masi nempel di otak gw. Cuman semalem gw keteteran di soal eksponensial, ya jadi lah jam 10, abis mandi dan siap2 gw ke tempat Pak Dosen buat nanya2 problem eksponensial. Jam 10.30 berangkat ke Düsseldorf buat tes Jimat.

Jam 11.15 gw sampe Düsseldorf Hauptbahnhof. Makan siang di sanah, trus jam 12-an gw meluncur ke tempat tes: Trefz Learning Solutions. Nyampe sana sejam sebelum tes mulai, bingung dah gw mo ngapain. Mo masuk segen, tapi gak ada pilihan lain. Yaudah lah, gw nongkrong di tukang teh botol (lho?!), hihihihi, ya ndak lah, di halte ding. Gw refresh grammar, inget2 materi yang udah gw pelajarin, sampe setengah jam sebelum tes mulai.

Jam 13.15, tepat setengah jam sebelum tes mulai, gw registrasi. Asli tegang banget gw, jantung deg2an, dengkul lemes, muka pucat, pencernaan terganggu, wah, kacau beliau deh pokoknya. Untung administratornya ramah. Abis negur dan nyilahin gw duduk. doi nanya: sprechen Sie Deutsch oder English? Ya gw jawab aja: schon gut, ich bin flexibel, wie Sie wollen. Trus orangnya nyengir gak jelas, pa gw salah ngomong pa gimana, yak?

Trus dia njelasin peraturan2 tes, masi pake bahasa Jerman. Abis itu gw ditanyain paspor. Nah, pas tau gw dari Indonesia doi bilang: ich war im Bali lätzte Urlaub. Wahh, ya langsung gw samber, lah.. akhirnya kita ngobrol soal Bali, hiks, jadi pengen ke Bali lagi. Bis itu gw dipoto, bis itu gw tanda tangah di pen-pad, bis itu sidik jari gw discan. Bujugh dah, ribet banget security-nya yak? Trus dia bilang kalo gw mo istirahat di antara sesi2 tes, gw musti ngelambaiin tangan ke kamera, bis itu dia dateng, gw istirahat, trus “absen” sidik jari lagi. Huehehhehe, seru.

Abis itu tas gw dimasukkin locker, lengkap beserta dompet, henpon, dan celana dalem gw (sori2, yang terakhir boong..). Trus gw dikasi kertas buram. Kertas laminasi, komplit beserta spidol keren yang, sayangnya setelah gw ketahui kemudian, gak boleh gw bawa pulang.

Trus gw masuk ruang tesnya. 6 bilik berisi PC komplit dengan kamera di atas tuh PC. Kecuali kamera, mirip banget ama Warnet deket rumah gw di Cipete. Jakakakka, after all these years, akhirnya gw nemuin ruangan ber-AC juga di Jerman.

Dan akhirnya Saudara2.. tes dimulai tepat pada pukul 13.45…

Jantung gw berdetak gila2an. Sesi pertama itu Analytical Writing Assessment (AWA), terdiri dari dua sub-sesi. Kita disuruh nulis analisis logis kita terhadap topik yang diberikan dalam waktu 30 menit. Nah, mo tau topiknya? Topiknya itu Marketing Kopi. Ceritanya, seorang Bos perusahaan minuman bersoda disodorin hasil penilitian bahwa tingkat konsumsi kopi itu akan naik seiring dengan bertambahnya usia konsumen. Jadi si Bos ini disuruh investasi ke kopi, dan mengurangi investasi di segmen cola. Nah, gw disuruh njelasin opini gw soal ini.

Abis baca ini gw ketawa dalam hati. Jakakakkaa, lha Ibad kok disuruh nulis soal kopi dan marketing… ya ajaib lah kalo Ibad gak bisa :D. 5 menit pertama gw nulis outline di kertas buram, dan kata2 kunci yang mo gw tulis. Trus gw mulai ngetik. Introduksinya, gw ngetengahin soal “Black Box” di bidang consumer behaviour. Bis itu gw serang validitas penilitian itu. Abis itu gw ngetengahin isu soal trend hidup sehat. Abis itu gw hajar lagi tuh argumen pake retorika adiksi kopi, dan akhirnya gw tutup dengan manis dengan kalimat, and finally, who are going to drink a cup of cappuccino after having their lunch in a hot summer day anyway?

Jakakkakaka, sukses. 5 menit terakhir gw proofread tulisan gw, dan hati gw mendadak jadi tambah ringan..

AWA ke dua temanya beda lagi. Energy Consevation. Jadi ceritanya, ada orang punya argumen kalo untuk mendukung konservasi energi, global leadership diperlukan di negara2 berkembang. Nah, gw disuruh njelasin posisi gw, ndukung argumen itu ato ndak. Phew.. yang ini agak menantang neh. 5 menit pertama gw mikirin outline, argumen, dan kata2 kunci. Akhirnya gw pilih posisi menentang argumen itu, dan gw ketengahin isu soal kenaikan harga BBM di Indonesia yang notabene usulnya IMF paska krisis moneter di Indonesia. Yak, sukses. Tapi kali ini gw gak sempet proofread, eih.

Abis itu dadah2 ke kamera. Istirahat dulu. Gw ke toilet. Bis itu cuci muka, bis itu absen sidik jari lagi. Abis itu sesi kedua dimulai.

Sesi kedua ini isinya ngitung semua. Yak, kelemahan gw akhirnya diuji.. selemah apa sih sesungguhnya gw dibidang itungan? Soal pertama gw jawab dengan baik. Soal kedua soal cerita, gw jawab dengan baik. Abis itu liat jam, wak waw.. gw udah ngabisin 7 menit cuman buat njawab 2 soal.. wah, musti buru2, eih.. kalo gak kejawab semua nanti score akhir gw disunat..

Setelah itu, gw cuman ngabisin semenit setengah. Kalo gak ketemu jawabannya ya technical guessing lah, huehehhehhe. Yak, singkat kata, gw berhasil menghindari penalti. Soal terakhir gak guessing, dan pas ketemu jawabannya, waktunya tinggal 2 detik lagi. Hoki eih, gw.

Bis itu gw pause, ngerokok, sambil nge-charge otak gw. Soalnya di sesi selanjutnya (Verbal Assesment) gw mo metik buah durian, sori, metik poin penuh ding.

Yah, soalnya sih standar.. standar musingin, maksudnya. Dan satu setengah jam kemudian gw selesai. Phew.. akhirnya selesai juga perang gw lawan GMAT. Abis itu ngeklik tombol “View Score”, dan alamak.. damn.. 490!! Sial, kurang 10 poin dari poin yang diminta FH Offenburg. Damn.. kurang 2 soal bener lagi..

Akhirnya gw pulang dengan lemes. Jauh, dingin, laper, lemes, gak semangat, gak punya duit..

Sampe rumah gw langsung tepar. 10 menit kemudian anak2 nyerbu kamar gw, pada nanyain hasil ujian. Ya gw tunjukkin lah itu Unofficial Score Report-nyah. Tapi si Topik, Dolok, Ino dan Pak Dosen tetep nyemangatin gw. Mereka bilang masuk lah itu, kurang 10 poin doang, jangan khawatir. Well, I wish I could believe them, but I am glad of their support, though..

Abis itu pada nge-trup. Lupa gw yang kalah ato menang sapa, otak gw gak ke situ soalnyah. Jam 2 gw tidur. Bangun jam 5 tanpa sebab. Gw paksain tidur lagi, lha.. 10 menit kemudian kebangun lagi. Yasudahlah, sholat subuh dulu. Abis itu gw pengen nge-(s)can score Jimat gw, trus ngimelin Frau Epe di FH Offenburg. Aseli harap2 cemas gw..

Sampe sore belom ada kabar.

Akhirnya gw lalui akhir pekan with a slight hope in my heart. Semoga, semoga dan semoga gw masih bisa keterima di Offenburg. Amin.

Ihiks, sampe sekarang blom ada kabar juga.

Ihiks, besok pagi jam 10 ada ujian Simulation in der Logistik, dan mood gw berantakan gini.

Ihiks, si Naya aka Frau Bebek nge-buzz..

Ihiks, ngerjain Naya aja ahh…

Samstag, Juni 30, 2007

Hepi Bersdey Kembar Tayang…


Mülheim a.d Ruhr, Pukul 14.30 Waktu Eropa Tengah,

Cihuy, hari ini si Kembar ngerayain hari kelahiran. Pas dah ah, internetnya dah sehat wal ‘afiat lagi, dan sekarang di JKT pas jam setengah lapan. Asek2.. nelpon ah..

Gw ngutak-atik Skype, nge-dial nomer rumah: nut… nut… nut… sampe 19 kali (wah, ndak ada yang ngangkat).

Apes, eih. Weitz, tunggu2.. jangan2 internetnya modiar lagi. Coba ping yahoo.com ah.. lumayan kok, 112 milisekon. Coba nelpon lagi ah…

Suara di Skype gw: nut… nut… sampe 14 kali (walah, masi ndak diangkat juga.. pada kemana yak?)

Coba nelpon Esia-nya si Eva ah, palingan pada jalan2.. parah dah ah, jalan2 pada ndak ngajakin gw, kekekekekeke.

Eva : Halo, salamlekum.. (plus suara latar belakang yang ribut banget)
Gw : Yak2, halo2, kembali lekum (sambil cengengesan)
Eva : Halo2, sapa nih? (sambil kagak ngenalin suara gw)
Gw : Yahh.. gw dilupain dah ah.. (sambil ngedumel dalam hati)
Eva : Kiki ya? Hei, ngapain, Ki? (sekarang nadanya dah akrab-an dikit)
Gw : Haiyah, gw kok dibilang Kiki… (mata gw mulai berkaca2… apa sih?!)
Eva : Suara kamu gak jelas, Ki… di sini rame banget, kakak lagi di PRJ, baru nyampe
Gw : Masya Allah, bujugh dah ah, gw bukan Kiki… athaahh
Eva : Eh, Tantuy, yak? Halo2, Tuy2.. woy (sambil pura2 gak bersalah)
Gw : Nah, nyadar juga dia (sambil ngelus2 dada dan ngelus2 jidat)
Eva : Iya ni Tuy, kita lagi pada di PRJ dong.. jalan2
Gw : Iya2, gw tau, tadi gw dah dibilangin Kiki, kok (–> berusaha ngelucu)
Eva : Hah?, apa? aduh, Tuy, suara elo gak jelas banget…
Gw : … (basi dah dagelan gw :(()
Eva : Tuy2, asli gak jelas banget, ada apa?
Gw : (ngakunya suara gak jelas, penasaran jalan terus.. dasar…) Enggak…
Gw : Gw mo ngasi ucapan semoga panjang umur yak, pan hari ini kalian ultah
Eva : Ehehehehe, suara elo kagak jelas, Tuy.. ntar aja telpon rumah yak
Gw : Hiaaarrgghhhhhh!!!
Eva : hihihihihi (ketawa gak jelas, entah ngejek, entah emang ada yang lucu)
Gw : Yaudah, gw telpon Mentari kalian aja yak, parah dah Esia
Eva : Iya2.. telpon ke GSM aja, Tuy

Yak2, tetep positif dan optimis, gitu kata batin gw. Yaudah, gw telpon GSM-nya si Kembar dah, gak pa pa mahal2 dikit, yang penting gw bisa ngobrol ama Kembar, dah.. dah kebelet neh…

GSM-nya Eva : pulsa yang Anda miliki tidak cukup untuk melakukan panggilan

Hah?! Ini pan Skype Jerman, kok ada bahasa Indonesia-nyah? Ajaib bener.. coba telpon lagi ah, penasaran juga gw.

GSM-nya Eva : nut-nut-nut (suara drop call)

Haiyah, coba GSM-nya Evi ah, semooga kali ini keberuntungan berpihak pada gw.

GSM-nya Evi : nut-nut-nut (drop call lagi)
Redial : drop call juga

Hm.. mungkin PRJ lagi rame banget, makanya banyak drop call. Coba gw telpon Matrix si Babeh dah, kali2 aja servisnya lebih oke… (–> tetap optimis, haik!!)

GSM-nya Babeh: nut-nut-nut (ikut2an drop call)

Dewi Fortuna.. di mana kah engkau saat ini berada?! Mulai sebel dah gw. Sabar2, mungkin kali ini bisa…

GSM-nya Babeh: nut-nut-nut (yah, eyelan gw gak berhasil, eih…)

Ambil nafas dalam2.. keluarkan. Ambil nafas sekali lagi.. loncat aja dari balkon. Halah, mikir dah gw sekarang.. mo pake cara gimana lagi yak? Nelpon Emak mah sama aja, palingan drop call juga. Yaudah lah, lätzte versuch, gw nelpon GSM-nya Eva lagi aja dah.

Eva : Halo2, Tuy.. nah, ini suaranya baru bersih.. gimana2?
Gw : Iya, selamat hari kelahiran, Non yak.. (gak mo mbuang2 kesempatan)
Eva : Aduh, gak kedengeran, di sini berisik banget, Tuy, suara elo ketutupan suara orang2
Gw : Wak waw…
Eva : Yaudah, ntar elo nelpon rumah lagi aja yak, jam 11-an kita nyampe kok
Gw : Ooo.. yaudah lah, ntar ato besok aja yak gw telpon lagi (lemes…)
Eva : Hihihihihihi, (do’oh.. ni adek gw malah ketawa gak jelas…)
Gw : Yaudah, gitu aja dah, met jalan2 yak2
Eva : Eh2, Tuy, elo mo nitip apa nih?
Gw : Yahh, titip ondel2 aja lah satu (–> tetep berusaha ngelucu)
Eva : Hah?! Aduh, suara elo ketutupan suara speaker, gak kedengeran, Tuy..
Gw : (njedot2in tembok ke jidat).. arrgghh, yaudah dah, ntar aja gw telpon. Dadah Kembar…
Eva : Iya2, dadah Tantuy

Phew.. berat banget dah perjuangan gw kali ini buat nelpon si Kembar. Halah, yaudah lah, gw sms si Kembar ajah biar lebih afdhol:

“Kakakakkaka, nasib dah ah. Yaudah, hepi bersdey yak Kembartayang, gw doain semua yang canggih2 dari sini dah yak. Ntar malem gw telpon dah yak. Met jalan2 dah yak :P”

Haduh, aseli baru sekarang gw nyadar kalo sms gw itu jayus banget, kebanyakan kata “dah yak”-nya. Merhatiin gak? Dalam sms tadi aja terdapat satu “dah ah”, satu “yak”, dan tiga “dah yak”. Hiakakakkak.

BTW, begini dah ndak enaknya kuliah di Jerman.. mo ngucapin selamat hari kelahiran buat si Kembar aja susahnya amit2. Dulu waktu di Perth mah nelpon enak, jelas suaranya, dan murah. Di Mekkah ato Madinah juga gituh. Di sini suaranya jelas sih jelas.. tapi muahal, gara2 Rupiah ndak cukup perkasa menahan harga Euro. Bulan April lalu gw pake telpon umum buat nelpon Emak gw yang ultah. Gara2nya jadwal kuliah penuh banget, jadi yaudah lah, gw bawa recehan 10 Euro buat nelpon dari telpon umum di kampus. Nah, tahu berapa menit waktu menelepon yang saya dapat? 8 menit 13 detik.

Jadinya student di sini pada pake VOIP (voice over internet protocol) karena lebih murah, meski kualitasnya sih apa adanya. Jadinya ya musti sabar2, seperti contoh gw di atas, kekekekkee.

Donnerstag, Juni 28, 2007

Bittersweet



I’m giving up the ghost of love
in the shadows cast on devotion

She is the one that I adore
creed of my silent suffocation

Break this bittersweet spell on me
lost in the arms of destiny
Bittersweet

I won’t give up
I’m possessed by her
I’m bearing her cross
She’s turned into my curse

Break this bittersweet spell on me
lost in the arms of destiny
Bittersweet

I want you
I’m only wanting you
And I need you
I’m only needing you

Break this bittersweet spell on me
lost in the arms of destiny
Break this bittersweet spell on me
lost in the arms of destiny
Bittersweet..

————————

Taken from “Bittersweet” by Apocalyptica (2005)

Montag, Juni 18, 2007

Mungkin Babeh bukan pahlawan, tapi saya bangga jadi anak Babeh

Ayah, Bapak, Papa, Papi, Abi, Babeh, Romo, Ebes, Father, der Vater, Vader.. apa saja sebutan yang kita beri, beliau adalah orang tua kandung kita. Kalo saya sih biasanya manggil Babeh. Nah, kalo ada perlunya baru deh manggilnya sopanan dikit: Bapak.

Well, Babeh saya ini orangnya cukup ajaib. Pertama, orangnya jarang ketawa. Saya yang lucu begini aja ndak pernah bikin Babeh ketawa, kok. Percaya deh. Nah, mau tahu apa yang bisa mbikin beliau ketawa? Srimulat. Ya, Srimulat, ketoprak humor made in Suraboya yang dulu pernah beken di jagat humor Indonesia. Beberapa tahun lalu beliau punya proyek untuk mbikin griya theater (itu lho, kalo orang Jawa bilang: home theater). Wah, canggih dah pokoknya. Tinggal sebut tata suara yang diinginkan: dts, Dolby Digital, Surround? Wah.. ayuk. Tinggal sebut yang mbikin itu tata suara: Harman-Kardon, JBL, Bose, Kenwood, wah.. hadirr, ada semua, eih. Saya sukanya ndengerin konser Dream Theater dan Metallica di sana. Mantabh. Nah, mau tahu apa yang Babeh saya suka putar di sana? Srimulat setiap Rabu malam di Indosiar, salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Detik ini, ketika saya nulis ini, saya sedang berdoa, semoga Srimulat panjang umur dan tetap ditayangkan di Indosiar. Amin.

Kedua, Babeh saya tuh ndak pernah ngeluh. Aseli. Lha bayangin aja punya anak sebandel saya, tetep aja mbeliau ndak ngeluh. Kuliahnya mahal, ndak kelar2, sekarang jauh pulak, gak bisa berbakti, beliau ndak pernah ngeluh tuh. Haiyah, mantabh benar dah babeh sayah. Jadi inget dulu pas masuk kelas internasional saya pernah nanya beliau: “emang Bapak punya tabungan buat mberangkatin saya ke Australia, Pak?”, jawaban beliau ngena banget: “ya kalo tabungan sih ndak punya, ya bismilliah aja lah”. Bujugh.. b-u-j-u-g-h.. dahsyat ndak tuh jawaban? Buktinya, alhamdulillah saya bukan hanya berhasil menginjakkan kaki di Australia, tapi juga di Jerman, jantungnya Eropa, Bos, canggih ndak tuh babeh gue? Kekekekkkeke.

Ketiga, Babeh saya ndak pernah njanjiin sesuatu ke anak2nya. Yang beliau sering beri adalah cita2. Wah, jadi anaknya Babeh mah musti siap2 sengsara, eih. Duit? Hu.. cari ndiri. Yah, waktu dulu kuliah mah boleh lah saya jadi anak Kelas Internasional, gaya banget lah pokoknya. Tapi soal sangu mah, harus cukup sepuluh ribu perak per hari, dari semester pertama sampai semester 7. Pulsa henpon dan bensin suru beli ndiri. Wahh, njelimet eih pokoknya ngatur sangu kuliah di Grogol dulu. Untung saya masih bisa ngajar, jadi masi bisa ngerokok dan pacaran dengan tenang, kekekekekk.

Keempat, Babeh saya pengen anak2nya masuk sorga semua. Buktinya, anak2nya disekolahin agama semua. Lulus SD, saya dikirim ke Pesantren At-Tahdzib di pinggiran Jombang, Jawa Timur sana. Pas balik ke Jakarta buat kuliah, saya disuruh ikut ngaji di Masjid Al-Amjad, 10 menit sepedaan dari rumah. Pas pengen lulus S1, saya disuruh naek haji. Halah, mantabh lah pokoknya babeh saya.. moga2 kita besok ngumpul lagi di surga Pak yak. Amin.

Kelima, Babeh saya gak pernah sekolah tinggi. Maklum, kakek saya almarhum bukan orang yang berkecukupan. Kakek saya cuma nyekolahin Babeh saya sampe STM. Ijazah babeh itu ijazah STM jurusan Bangunan, dan nilainya aseli nge-pas banget. Hiakakakaka, sori Beh yak. Babeh salah masuk jurusan sih, pengusaha kok masuk STM Bangunan.. ya bisa lulus aja udah bagus, eih. Babeh tuh dulu mustinya masuk sekolah ekonomi aja Beh, biar punya pola pikir manajer juga, bukan hanya pola pikir pengusaha. Begitu, Beh.

Wah, pokoknya banyak banget lah keajaiban Babeh saya. Gak sanggup, eih, nyeritain keajaiban beliau satu per satu. Nanti saya jadi dilemma, jadi makin kangen ama Babeh, padahal Babeh ndak ngebolehin saya pulang sebelum lulus. Tuh, jadi dilemma, kan?


Yasudahlah, doakan anakmu ini tetap semangat dan setia di jalan-Nya, Beh yak. Saya doakan Babeh sehat mulu dan bisa ngeliat saya berhasil mencapai cita2 saya. Amin. Mungkin Babeh bukan pahlawan, tapi saya bangga jadi anak Babeh.

-------------------

Komentar iseng: Bad2, apaan, nih.. kok Blog elo jadi soal babe2an gini? Dah pengen kawin lo yak?

Balasan yang ndak kalah iseng: Hu.. bodo dipiara, kemaren pan hari Ayah sedunia, dodol!

------------------

Freitag, Juni 08, 2007

Panduan Tidak Resmi untuk Melanjutkan Studi ke Jerman (Bagian 1)


Halo, semua,

Jadi ternyata kamu pengen ngelanjutin studi ke Jerman? Bagus, berikut ini adalah sedikit informasi dan panduan tidak resmi yang bisa saya berikan, tanpa memandang level studi apa yang akan kamu tempuh. Semoga bermanfaat.

Pertama, sistem edukasi di Jerman amat berbeda dengan sistem pendidikan manapun di dunia ini. Informasi lengkap ada di sini: http://en.wikipedia.org/wiki/Education_in_Germany.

Kedua, periksa niat kamu untuk ngelanjutin kuliah di Jerman. Kenapa? Karena berangkat ke Jerman adalah keputusan strategis yang akan sangat menentukan masa depan kamu. Kalo niat kamu _cuma_ untuk mendapatkan gelar akademik saja, lupakan cita2mu. Gelar akademik made in Germany’s University adalah prestis, bahkan bagi orang Jerman sendiri. Perhatikan laporan dari U.S. Library of Congress. December 2005 yang saya ambil dari sini: http://lcweb2.loc.gov/frd/cs/profiles/Germany.pdf

"Many German universities suffer from overcrowding, and students sometimes have difficulty making steady progress toward their degrees. Some subjects, particularly medicine, are subject to limited enrollment. The percentage of Germans with university degrees (19.3 percent) is much lower than in the United States (33.2 percent), Britain (37.5 percent), Australia (36.3 percent), and Finland (36.3 percent)."

Kenapa? Karena tidak sembarang orang bisa masuk universitas. Untuk bisa jadi mahasiswa universitas, kamu harus super encer. Banyak rekan saya di sini yang tadinya dosen di kampus2 Indonesia harus belajar mati-matian untuk bisa lolos ujian. (Lolos: dapet nilai 3 - 4; lulus: dapet nilai "ajaib": 1 - 2).

Solusi bagi sulitnya jadi mahasiswa universitas adalah melamar ke Fachhochschule, alias University of Applied Science. Nah, kebanyakan orang Jerman (mungkin sekitar 70%, CMIIW) adalah lulusan dari perguruan tinggi tipe ini.

Lho, memang apa perbedaan antara universitas dan universitas terapan? Huu, ketauan, deh, ndak baca link di atas yak? Dasar malas kamu, huehehehhee.

Oke, sekarang saya sudah tahu mau ke universitas atau FH, lalu apa yang harus saya lakukan? Langsung daftar, gitu?

Eits, tunggu dulu, Bung.

Ketiga, ada beberapa persyaratan umum yang wajib dipenuhi:

Well, pertama, liat kemampuan intelegensi kamu. Coba cek ke sini: http://www.iqtest.dk/main.swf. Kalo ternyata hasil test IQ kamu di bawah 117, segera tobat dan akuilah kekhilafan kamu, karena ternyata rata2 IQ mahasiswa di sini adalah 117 (http://de.wikipedia.org/wiki/Intelligenzquotient). Kenapa IQ kok penting banget sih? Yah, gimana dungs, kan salah satu Erfolgsfaktor (Success Factor) adalah IQ, yang menurut Spearman (1904) menyumbang tingkat korelasi terhadap kesuksesan studi hingga 50%.

Celutukan usil --> Bad2, ndak ada literatur yang lebih baru apa yak?!

Balesan yang ndak kalah usil dan kejam --> Bujugh, dapet literatur aja dah bagus, Nyet!! Cari aja ndiri lah sanah, dasar $%"/)(=(/!!

Well, saya sendiri bukan tipe jenius, karena faktanya saya ndak tergabung di Mensa International Society :P, makanya kuliah saya susah bener rasanya. Terus, tiap ujian saya ngerasa mo gantung diri saking susahnya.. (halah.. apa sih Ibad, kok jadi cucol (curhat colongan –pen.) gini, toh?). Huehehehee, ketauan deh (sambil nyengir malu2).

Persyaratan kedua, periksa tabungan kamu dan atau tabungan orang tua kamu. Lho, kok tau2 ngomongin uang? Yups, geld ist sehr wichtig um dich erfolgreich ins Deutschland zu studieren. Yah, pokoknya penting banget lah. Gini2, sekitar 300 Euro/bulan itu pasti lenyap buat mbayar sewa tempat tinggal, asuransi kesehatan, listrik, plus telpon/internet. Untuk makan perbulan kira2 abis 100 - 200 Euro, kalo masak sendiri, tergantung menu dan sekuat apa kamu makan, kekekekkee. Yang punya kebiasaan ngerokok sebaiknya mulai dikurangi, harga rokok di sini sekitar 5,20 Euro per bungkus (isinya 19 batang!). Untuk beli buku dan atau barang2 personal sekitar 50 Euro per bulan. So, minimal kamu bakal ngabisin 500 EUro per bulan, dengan asumsi kamu nggak ngerokok, ndak jajan di kantin, dan ndak makan di luar rumah. Di kalikan 12 bulan ekuivalen dengan 6000 Euro per tahun. Tunggu dulu, lha mbayar kuliahnya gimana? Ya tinggal ditambahin aja lah, biaya kuliah kan bervariasi. Kalo kasus saya, mah biaya kuliah adalah 634 Euro/semester.

Kalo kamu ngelamar visa student di Kedutaan Jerman di Jakarta, kamu akan dimintai Verplichtung Erklärung (terjemahan bebas: surat keterangan kemampuan membayar), yang isinya adalah deposit sebesar 7020 Euro/tahun yang nantinya akan dikirim ke rekening pelamar di Jerman. Informasi lengkapnya di sini (http://www.jakarta.diplo.de/Vertretung/jakarta/id/01/Visabestimmungen/Hinweis__Aufenthalt__mehr__3__Monate.html).

Nah, 7020 Euro itu untuk biaya hidup per tahun. Kalo masa study yang disyaratkan 2 tahun, misalnya, ya tinggal dikalikan saja. Masalahnya, jarang sekali ada mahasiswa yang bisa lulus tepat waktu. Paling tidak perlu waktu paling cepat 6 bulan dan paling lama 2 tahun tambahan untuk menyelesaikan studi. Artinya, mulailah berkalkulasi soal kemampuan financial kamu.

Ndak ah, saya mo kerja aja di sana. Weits, serius? Oke, silakan cek di sini (http://www.pub.arbeitsamt.de/hst/services/statistik/000000/html/start/monat/aktuell.pdf), dan kamu bakal nemuin fakta kalo angka pengangguran di Jerman saat ini adalah yang tertinggi sepanjang sejarah Jerman, dengan jumlah total penganggur sebesar 3,8 juta jiwa. Nah, pertanyaan saya, apa skill yang kamu punya sehingga dengan pedenya kamu mo saingan dengan 3,8 juta penganggur lainnya di sini?

Omong2, ada sih beberapa student di sini ada yang cukup beruntung bisa dapat pekerjaan ala kadarnya di Fruchtunion, RGIS, Aramarkt, McDonalds, dst. Tapi percayalah, penghasilan yang didapatkan tidak lebih dari 400 Euro/bulan. Dan lagi, ada trade off antara waktu belajar dan kerja. Beberapa rekan harus rela masa studinya molor hingga 5 tahun untuk level master karena ia harus bekerja.

Sebenarnya ada solusi lain: Beasiswa. Nah, untuk urusan beasiswa, coba cek ke www.daad.de, Goethe Institut, dst. Semoga berhasil.

Jadi udah nih, Cuma urusan IQ n duit ajah? Wahh, nafsu bener, Bung. Jangan eih, ndak bagus ituh. Oke, selanjutnya adalah kemampuan bahasa Jerman kamu akan amat dituntut di sini. Jadi kalo Cuma punya Zertifikat Deutsch ala Goethe Institut doang mah, lupakan. Kecuali kamu mo mbayar sekitar 2000 Euro/tahun lagi untuk nambah kursus bahasa Jerman. Dulu saya pernah dinasihati oleh seorang dokter lulusan Jerman bahwa untuk kuliah di Jerman, level Oberstufe Goethe Institut itu cuma 25%-nya saja. 75 % dari bahasa Jerman harus kamu pelajari di Jerman. Walah, lha wong Oberstufe itu aja dah level tertinggi di Goethe Institut Jakarta kok, Dok. Gimana, dungs? Ya nanti kamu di sana kursus lagi. Well, nyatanya, bahasa Jerman itu memang lebih susah dari bahasa Arab kok. Lain kali akan saya tuliskan „keajaiban“ bahasa Jerman di blog ini.

Omong2, saya punya kenalan pensiunan guru Jerman yang pernah suatu kali ngasih tahu saya: Kamu perlu 4 tahun buat belajar bahasa Jerman. Tahun pertama, kamu belajar untuk tahu apa tema yang sedang diomongin/ditulis. Tahun kedua, kamu ngerti keseluruhan tema, tapi belom bisa ngomong secara rapi. Tahun ketiga, kamu mulai ngomong rapi, tapi belom bisa berdebat atau berargumentasi. Tahun keempat, baru kamu bisa ngomong n nulis kayak orang Jerman beneran.

Nah, lo.. dah mulai jiper, kan? Padahal, sejauh pengamatan saya, orang Jerman yang dari lahir dah pake bahasa Jerman aja banyak yang ndak lulus kuliah, kok. Perhatiin aja wajah2 kusutnya di kelas atau pas ujian... kekekekkeke.

Selanjutnya, persyaratan yang keempat: motivasi. Tanya ke diri kamu sendiri, apa motivasi kamu kuliah di Jerman? Setelah itu, evaluasi. Kalo motivasinya masih ekstrinsik (misalnya: supaya dapet kerja mapan, supaya membanggakan ortu/pacar/mertua, supaya dipandang „wah“, dst), lupakan saja, ndak usah pergi ke Jerman. Kenapa? Karena kuliah di sini itu pada dasarnya monoton. Ketika kamu bosen, bete, stress, dst., kamu perlu motivator untuk nge-charge semangat kamu lagi. Nah, ketika motivator ini hilang pas kamu masih di sini (misalnya diputusin pacar, orang tua meninggal, dst.), kuliah kamu pasti bakal berantakan.

Tipe motivator yang lebih diperlukan di Jerman adalah motivator intrinsik. Apaan tuh? Misalnya: cita2 pribadi dari kecil, self-efficacy, keinginan internal untuk menjadi expert di bidang studi tertentu, dan lain2. Pokoknya, motivasi ini harus datang dari dalam diri sendiri. Titik. Kalo motivasi masih datang dari luar, mah, lupakan, ndak usah coba2 menginjakkan kaki di Jerman.

Selanjutnya, evaluasi lagi, setinggi apa motivasi intrinsik yang kamu punya? Cara ngukurnya gimana? Pergi ke Assesment Center ato Psikolog yang kompeten. Sejauh ini saya mah belum nemu link yang tepat, eih. Maabh (sambil nyengir lagi).

Oke, jadi sejauh ini ada 3 persyaratan yak? Salah, duduls, yang bener 4: IQ, kemampuan financial, kemampuan bahasa Jerman, dan motivasi intrinsik. Persyaratan 1 – 3 adalah syarat mutlak, dan persyaratan terakhir adalah untuk menjamin kewarasan mental kamu, kalo kamu ingin selalu waras, tentunya, kekekkekeke.

à akan disambung lagi kalo sempet dan inget.