Dienstag, November 20, 2007

Indonesiaku... Bangsaku... Rakyatku...


>>iTunes: Wake Up - Rage Against the Machine<<

Ng, gara2nya, Goran si "Master of Disaster" pagi ini presentasi studi kasus Cross Cultural Conflict Management dengan kasus "Chinese Police Officer in Kuta, Bali". Ceritanya, di kasusnya dia, dia adalah warga keturunan Cina yang ditugasin ke Kuta dan nerima banyak konflik budaya dan perlakuan yang kurang ngenakin di sana. Dalam waktu 25 menit presentasi, dia musti njelasin apa analisis dan rekommendasi dia terhadap kasusnya ini.

Sebetulnya beberapa minggu yang lalu gw dan Goran dah diskusi soal kasusnya ini. Gw kasi dia beberapa pandangan soal budaya masyarakat Indonesia, beberapa "endless conflicts" di antara orang2 pribumi dan orang2 keturunan, serta beberapa fakta demografi lainnya. Tapi terus terang aja tadi pagi gw kaget bener ngeliat presentasinya dia.

Presentasi di buka dengan foto puluhan Pasukan anti Huru-Hara (PHH) yang siap tempur. Wak waw.. I knew that this presentation gonna be though for me, but I was not quite well prepared today. Damn, gw langsung inget kerusuhan Semanggi I, Semanggi II, demonstrasi2 BEM FE Usakti... emosi gw langsung naek, dan mata gw tiba2 basah. Mungkin gw cengeng, tapi tadi pagi itu otak n hati gw bener2 terbang ke wajah2 beringas PHH pas ngehalau kami2 dulu, and that was not an easy-to-forget experience, believe me.

Abis itu Goran ngajuin analisis STEP negara kita tercinta. Eum, tau analisis STEP kan? Social-Technological-Economical-Political analysis, sangat berguna kalo mo ngeliat data2 demografi, ekonomi, politik, dst. Kalian yang penasaran boleh cek ke sini: https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html.

Well, untuk kedua kalinya batin gw nangis. Duh, Indonesiaku... kasian banget sih kamu... Melarat iya, kerusuhan iya, bencana alam ada, sedangkan anak mudanya (baca: gw!) enak2an ongkang2 kaki di Jerman tanpa hasil yang bener2 nyata. Gw sedih, prihatin, dan parahnya lagi, gw ngerasa mata orang2 sekelas pada ngeliatin gw dengan tatapan iba.

Sial, gw malu untuk ada di kelas itu pagi ini. Mustinya gw ada di Indonesia sekarang, ikutan mbangun bangsa, ikutan memerangin kemiskinan dan kebodohan, ikutan nangis bersama entah berapa puluh juta saudara kita yang kelaparan...

Di meja makan, di get-together atau percakapan sehari2 gw bisa ngebanggain kekayaan budaya bangsa Indonesia. Beratus2 suku bangsa & bahasa, alam yang ramah dan kaya, dan seterusnya. Tapi di bangku kuliah, yang bicara cuma angka dan data mentah atau olahan. Jadinya gw ngerasa diuber2 fakta kalo seharusnya kita bisa melakukan hal yang "lebih" lagi untuk bangsa kita. Diuber2 fakta kalo seharusnya (dan idealnya) Indonesia bisa lebih baik lagi bicara angka kalo kita mau.

Masalahnya adalah: maukah kita? Yang terburuk yang bisa kita lakukan di Jerman (atau di negara lain sebagai imigran) adalah menunjukkan citra yang baik sebagai duta bangsa. Be it in educational, social, or working environment, we should prove to other people that we are Indonesian people who have good deeds, manners, and capabilities. Lagian, kita musti bangun bangsa kita dari diri kita sendiri, bukan?

Indonesiaku.. bangsaku.. rakyatku.. tunggu aku yak. Aku akan pulang dan membangunmu kembali. Sooner or later, I'll give the best of me for you. I promise that.

-Holy Sam.

Keine Kommentare: