Samstag, März 28, 2009

Hiyak2.. dipilih, dipilih...

Photo Courtesy of www.rippenspreizer.de

Kemaren sore, Sodara sekaligus sobat terbaik gw secara tak disangka2 "nuntut" gw buat milihin cewek yang terbaik untuk jadi pendamping hidupnya. What a difficult an uneasy task. Mungkin yang dia perluin cuma opini gw, dan gw gaperlu mikir panjang2 atau jauh2 ke depan kali yak? But people, come on.. kenapa harus gw yang ketiban tugas ini?!

Akhirnya dengan berat hati -berhubung sodara gw ini cukup serius nuntut "partisipasi" gw, gw tulis lah opini gw di blog ini, sodara2. Hiyak2, Bad.. dipilih2.. ehuehehhehe. Metodenya pake match-mix and need analysis. Artinya, sebisa mungkin gw analisis kalo karakter sodara gw n cewek2 pilihannya ini bakal pas dan saling mendukung. Data2nya ya dari mana lagi kecuali nanya ama Mbah Gugel, Yi Yahu, Gus Prenster, ama Ning Fesbuk? Ini era digital, bung.. bukan era wangsit2an lagi, kkekekekekeke.

***
Bismillahirrahmanirrahim.

Pertama2, data sosio-demografi sang Prabu. Sobat kita yang berinisial LAS ini adalah seorang eksekutif muda yang punya karakter membumi, sodara2. Meskipun lahir dari keluarga kaya dan berpendidikan, sobat kita ini terbukti kalem, penuh pertimbangan, lembut, loyal, humoris, dan instingtif. Meskipun tidak sepenuhnya ekstrovert, LAS adalah pribadi yang hangat, ramah, dan mudah bergaul.

Bagi LAS, keluarga adalah nomor satu. Selalu nomor satu. Dengan demikian, yang paling pas untuknya adalah wanita yang (1) punya karakter membumi juga, (2) penuh perhatian kepada keluarga, dan (3) pandai membawa diri. Cukup tiga. Karena kalo kebanyakan, tulisan ini ndak akan pernah selesai, sodara2.. ehuehehehhee.

Oke, sekarang yang Kedua.. die Kandidatin.. alias para kandidat sang Ratu.

Wanita dengan inisial I, berdasarkan wangsit dari paranormal jagad virtual yang saya peroleh, terbukti memiliki banyak potensi kesesuaian dengan Sang Prabu LAS. Menarik, pandai bergaul, terbuka, dan penuh perhatian kepada keluarga & teman2nya. Zodiak Libra yang jatuh di pundaknya ini kira2 akan menjadikan pasangan Ratu-Prabu kita ini pasangan yang sangat unik: saling menimbang bahkan untuk urusan merk deterjen.

Kelemahannya mungkin ada pada kesenangan Sang Ratu untuk jalan2, pesta2, dan tebar pesona, karena Prabu kita ini adalah orang yang sangat sensitif dan cukup pencemburu. Di sinilah tantangannya, sodara2.. mari kita lihat perkembangannya yak.

Kadidat dengan inisial K, di lain pihak, terbukti kurang terbuka. Om Gugle dan Mbah Yahu musti melaksanakan ritual khusus untuk menemukan data2 demografisnya. Tapi oho, kadang2 memang yang tertutup lebih menantang untuk ditelusuri daripada yang terbuka, bukan?

Kesan pertama: lembut dan menarik. Ini adalah poin khusus buat Sang Prabu yang masih kental kejawennya, kekekkekee -apa, coba?. Kasual, sportif, cerdas, namun kalem. What a unique blend. Eum, cukup narsis juga sih, tapi ya hello, people, come on.. hari gini, mana ada cewe yang ndak narsis sihh? :p. Cewe tipe ini biasanya cukup manja dan minta perhatian lebih. Tapi gak terlalu akan jadi masalah, karena Sang Prabu adalah anak pertama yang cukup punya karakter "ngemong".

Nah, kira2.. yang manakah yang akan jadi pilihan Sang Prabu kita ini?

***
Well, dua2-nya adalah pilihan berbobot. Dan berhubung ini pilihan pribadi sobat gw, gw gak akan nginterupsi pilihan doi. Biarlah dia sholat istikharah dulu, netapin pilihan, baru deh gw speak-up pilihan gw. Anyway, it's your life, bro.. don't let others ruin your own opinion, alright? ;)

Jadi yang harus LAS lakuin kira2 adalah istikharah, netapin pilihannya, liat kesiapannya untuk berkeluarga, baca bismillah, dan lamar lah tuh cewek buat nikah bulan September tahun ini. Beres deh.

***
Seorang sahabat lainnya mungkin akan komplain: Lho, kok cepet2 nikah? Nikah kan enaknya cuma sebentar. Setelah nikah 3 bulan ntar kan jadi kurang mesra, kurang perhatian, ah.. pokoknya ndak kek dulu pas pacaran lah.

Dan inilah sodara2, kenapa Rasulullah SAW ndak pernah nyuruh ummatnya buat pacaran apalagi berlama2 pacaran. Pacaran itu seperti nikah kecil, dan percayalah sodara2, nikah itu urusan revolusioner, harus sekaligus.. ndak boleh dicicil2!! Jadi jelas kan, ndak ada tuh yang namanya korelasi antara pacaran dan menikah. Jangan dihubung2in yak.. ntar pusing sendiri, lho.

***
Sedikit diskusi, sahabat cewek gw pernah nanya: kenapa elo sebegitu yakin kalo cewe elo kali ini adalah pasangan elo, Sul? Padahal elo juga dulu pernah seyakin ini, kan? Gimana kalo elo ama dia gak jadi married lagi? Dan jawaban gw sederhana, sodara2: Gw yakin karena gw yakin kali ini gw gak salah. Dan even gw salah pun ya gak akan jadi masalah, karena paling tidak ada pelajaran yang bisa gw dapet dari kesalahan2 gw. Lagian, emang gw punya pilihan apa? I mean, apa gw harus duduk2 nunggu pasangan gw jatoh dari langit, gitu?!

Well, banyak yang takut kehilangan cinta dari pasangannya. Dan buat gw, ketakutan ini adalah pertama, masalah waktu, dan kedua, masalah persepsi. Cinta manusia pasti sirna. Tinggal tunggu waktu aja kok. Entah cintanya atau entah manusianya yang duluan sirna, yang jelas ya memang ndak ada yang abadi kecuali Sang Pencipta keabadian, bukan? Kedua, persepsi kita mengatakan kalo pasangan kita saat ini adalah pasangan kita yang terbaik. Nah, gimana kalo ternyata persepsi kita ini salah?! Gimana kalo saat ini ternyata ada seorang pasangan kita yang benar2 sejati sedang menunggu kita entah di mana?

***
Allah SWT mengamanati kita untuk menjadi khalifah alias penjaga alias caretaker di atas muka bumi. Baca misalnya pada kisah penciptaan Nabi Adam AS di Qur'an dan di Bible. Berhubung tugas ini sulit banget untuk dilaksanakan, Allah memberi kita 2 bekal terbaik, yaitu pasangan hidup dan satu set keimanan untuk diyakini. Menurut tradisi ahlussunnah, rukun iman itu ada 6, dan salah satunya adalah iman kepada qadha dan qadar. Qadha alias balasan, dan qadar alias ketetapan atau takdir. Dua hal ini udah punya orbit alias siklusnya sendiri, sodara2. Qadar buat matahari adalah terbit dari timur dan tenggelam di barat. Sedangkan qadha-nya, matahari akan mengeringkan apapun yang disinarinya selama tidak ada peneduh atas apa yang disinari tersebut.

Nah, manusiapun begitu. Kita wajib berusaha dengan baik untuk memperoleh balasan yang baik pula. Artinya, kalo kita ingin pasangan yang terbaik, perbaikilah dulu niat kita, kemudian usaha kita, lalu doa kita. Ini adalah kodrat manusia. Di wilayah logika dan kasat mata, kita punya pilihan. Namun di wilayah metafisika dan tak kasat mata, tentu akan beda lagi ceritanya. Kita tidak punya pilihan.

Pasangan kita ada di wilayah logika dan kasat mata. Artinya, pasangan elo adalah hasil keputusan otak elo. Tetapi pasangan sejati kita, percaya atau tidak, ada di wilayah metafisika. Wallahu yarzuqukum wa yaqdir. Dan Tuhanmulah yang memberi rezeki kepadamu dan menetapkan (besaran rezeki tersebut). Manusia ndak akan bisa mengubah hal ini dengan apapun, sodara2. Semua orang pasti ingin pasangan yang cantik/ganteng, kaya, mulia, pintar, sehat, kuat, penuh kasih sayang, awet muda, daaann seterusnya. Masalahnya, kita lupa bahwa kunci yang terlalu besar tidak akan cocok untuk gembok yang terlalu kecil. Hati yang terlalu mulia tidak akan cocok untuk hati yang hina. What a sad point of view, eh?

Makanya, bersyukur itu, Rasul bilang, adalah bagian dari iman. Kita ndak punya kuasa sedikitpun untuk menentukan sebesar apa Allah merezekikan kita. Yang kita punya adalah logika dan naluri untuk membuat apa yang kurang menjadi cukup, sakit menjadi nikmat, sedikit menjadi bukit, dan seterusnya. See, di wilayah kuantitatif kita tak bisa apa2, tapi kita bisa menjadi lebih bahagia dengan memperkerjakan logika dan hati kita di wilayah kualitatif.

Lain syakartum laaziidannakum, kata Allah SWT. Apabila kalian benar2 bersyukur, maka akan benar2 akan Aku tambah (rezeki) untuk kalian.

Jadi intinya, siapapun yang nantinya kita pilih sebagai pasangan hidup, kita wajib untuk menjaganya, memuliakannya, dan mensyukurinya. Iya tak?! Gimana menurut elo?

And Allah knows best!

---------------------------
Holy Sam,
Gengenbach, 28.03.2009; 15:30 CET

Keine Kommentare: