Montag, August 10, 2009

Selamat Jalan, Sahabat..



Lamaran cintamu diterima Tuhan, sahabat.
Maharnya syahadat,
Walinya shalat,
Penghulunya maghfirat.
Dipimpin Izrail,
Disaksikan oleh para malaikat.

Tinggal kami yang tercekat,
Awalmu indah, hidupmu indah, akhirmu tak kalah indah.
Maka yakinlah, sahabat.
Sedu sedan ini bukanlah kesedihan dan kekecewaan.
Namun kecemburuan dan keirian atas indahnya qadar Allah.

Kami tahu Tuhan tidak hanya nongkrong di tempat2 ibadah,
Namun juga di hati kalian yang selalu memendar sinar.
Menerangi pikiran, tulisan, dan lisan kalian.
Hingga jejaknya selalu kekal abadi
di hati kami.

Terimakasih untuk syair2mu yang telah menghadirkan Tuhan di sayap2mu yang rusak, Sang Burung Merak.
Terimakasih untuk lagu2mu yg menyinari batin ini, wahai Kakek yang selalu terbahak2.
Tertawamu menyindirku, karena nyatanya aku tak sanggup menyusul derajatmu.

Selamat jalan sahabat,
Gerbong kereta ini makin hampa dan sepi,
Wayang2 berguguran karena fajar telah menanti.
Tunggu sajalah kami di stasiun selamat.
Tempat Sang Dalang menebar cinta dan rahmat.
________________
Holy Sam,
Cipete, 09.08.2009, 19.20 WIB,
Memoar buat WS Rendra dan Mbah Surip, ghufirallahu lahum.

Keine Kommentare: