Mittwoch, Dezember 31, 2008

Tjaahhh, tahun baru lagii… Happy New Fear, semuanya…


Hm2, tahun kepenatan 2008 makin tua. Sebentar lagi jabang bayi 2009 yang penuh harapan lahir. Mudah2an jabang bayi ini lahir sehat wal ‘afiat, mengoek dengan keras, dan mampu menghela kepenatan di kepala kita semua. Amin.

Inget tulisan gw tahun lalu? Tahun lalu gw mencium aroma krisis. Nah, kejadian lah itu krisis di Amerika dan Eropa sana pertengahan tahun 2008. Jadi di akhir tahun ini gw tulis lah status gede2 di Facebook gw: Merry Crisis And A Happy New Fear. Kenapa? Karena memang gw mencium aroma kuat ketakutan di mana2. Di level makro, tekanan akan datang di sector politik, finansial, social, dan budaya. Di level mikro, tekanan akan datang di sector iman dan keyakinan. Hm2, we’ll see…

Jadi, jangan panik, Saudaraku. Hadapilah krisis dan ketakutan ini dengan tenang. Kenapa? Karena insya Allah, kita pun akan menjalani 2009 seselamat kita menjalani 2008. Amin…

***

Masalahnya sekarang adalah: dengan apa kita menjalani 2009 dengan tenang, bukan? Gw coba kasih analogi deh. Ibaratnya, kita sedang menyetir sebuah mobil tua yang rusak parah di jalanan yang curam dan berliku, sedangkan di bangku belakang duduk seorang ibu yang telah mengalami bukaan kedua alias akan melahirkan dalam waktu satu-dua jam ke depan. Panik? So pasti. Takut? Ya jelas.

Mobil tua laksana fisik, jiwa, energi, dan ruh kita yang setiap saat makin menua dan mengerdil. Jalanan curam dan berliku seperti lingkungan politik-bisnis yang kita jalani tiap hari. Ibu hamil adalah urgensi2 mendadak yang sepertinya tak habis2 menelikung kita dari belakang. So, what to do, then?

Dalam dunia riil, solusinya sebetulnya sederhana: telpon ambulans, pergi ke bengkel, lalu lanjutkanlah perjalananmu melalui rute termudah. Kelar deh. Tapi coba dipikir sebentar deh, apakah sesederhana itu?

***

Normalnya, kita butuh penolong. Pada kasus di atas, apakah itu supir ambulans kek, montir bengkel kek, tukang bikin/jualan peta kek, semua adalah “sangu” ato bekal kita untuk menyelamatkan situasi dan keadaan. Sekarang pertanyaannya, kepada siapakah kita patut berlari dan meminta pertolongan?

Fafirru ilallah.. maka larilah kepada Allah, Saudaraku. Dia yang akan mengutus supir ambulans dan montir bengkel untuk menolong kita. Dia yang akan melapangkan jalan dan menghadirkan solusi efektif dari arah yang tak terduga-duga. Dia pula lah yang akan mengeliminasi ketakutan dan kepanikan kita.

Jadi, canangkan dalam hati dan benakmu kalau tahun 2009 penuh ketakutan ini adalah tahun penuh permohonan pertolongan kepada Allah, Saudaraku. Agar selamat kita sampai tujuan, agar terlindungi kita dari bahaya dan bencara, agar terliputi selalu jiwa kita oleh kasih sayang Tuhan.

Rabbanaj’al lana min ladunka waliyyan, waj’al lana min ladunka nashiran.

Amin…

----------------------------
Holy Sam,
Jatimulya, 31.12.2008; 15.20 WIB

Keine Kommentare: