Montag, November 10, 2008

Sakit

iTunes  Cradle of Filth – Tonight in Flames (Thornography)

Sakit, menurut gw, adalah keadaan di mana seseorang dibilang tidak sehat. Ya iya lah, kekekekkke:p. Penyebab sakit dapat dikategorikan ke dalam bermacam2 gangguan. Gangguan fisik (mis. pencernaan, pernafasan, penglihatan, dsb), gangguan kejiwaan (mis. disorientasi, schizophrenia, delirium, dsb), serta gangguan keruhanian (mis. syrik, takabbur, kufur, dsb.). Makanya dalam Islam, dimensi (alam) manusia disebut alam ke-3 karena di dalamnya ada dimensi fisik, jiwa, dan ruhani. Disorganisasi maupun disfungsi pada salah satu dimensi ini saja cukup untuk membuat seseorang dikategorikan sebagai “sakit”.

Sakit fisik amat mudah dideteksi, Sodara2. Cuma perlu lulus 4 mata kuliah ilmu kedokteran. Tambah 4 mata kuliah lagi, sakit jiwa (mental) bisa dikenali pula. Nah, yang repfots adalah mendeteksi sakit ruhani, karena gak ada mata kuliahna. Yang bisa mendeteksi sakit runahi bukanlah ilmu kedokteran, sains, apalagi filsafat. Yang bisa mendeteksi sakit ruhani tak lain dan tak bukan adalah ilmu hikmah yang dilengkapi dengan hidayah. Jadi, ga ada dokternya apalagi bengkelnya sodara2…

***
Zaman dahulu, para penyembuh (tabib, dukun, pawang) dikenal sebagai orang2 yang amat saleh dan berakal budi. Janganlah disamain sama dokter2 zaman modern yang kadang2 terkenal matre, kekekekke –sori Dok yak, gw gak ada maksud nyindir lho, maksud gw nyela kok:p. Kalo dulu dokter2 bekerja dengan semangat untuk berbagi nikmat sehat, jaman sekarang dokter2 bekerja dengan semangat mencari nafkah. Jadi di kepala pasien sudah ada banderol rupiah: berapa yang bisa mereka keruk dari jasa konsultasi, tindakan, obat, dan lain2. Ironis, bukan?

Yang lebih ironis lagi, pasien hanya mencari kesembuhan di tataran materi. Dokter terbaik, rumah sakit terbaik, sarana medis dan farmasi tercanggih, dan sederet ter- lain. Mereka pikir kesehatan itu bisa dibeli… bisa dijamin dengan asuransi… dan bisa didapatkan kapanpun mereka butuh…

Walhasil, Balai Pengobatan dan Rumah Sakit hanya jadi pentas pamer semua hal yang “ter” tadi. Cuma jadi pentas teater dan sandiwara miskin makna. Hanya bikin semua orang tambah sakit sesakit-sakitnya dan sarana penambah kesakitan semata. Siapakah yang dzalim di sini, saudara2? Ya kita… kita semua…

Astaghfirullah…

***
Kalo elo berkunjung ke RS Multazam Medika di Bekasi Timur, segera bakal elo liat kaligrafi ayat Allah nempel di atas pintu. Diambil dari Surat Asy-Syu’ara (26) ayat ke 80. Bunyinya: fa idzaa (maka ketika) maridhtu (aku sakit) fa huwa (maka Ia-lah) yasfiin (yang akan menyembuhkan). Ayat ini buat gw penting banget. Sampe kapanpun gw bernafas, insya Allah itu ayat akan selalu nempel di atas pintu masuk RS Multazam. Kenapa? Karena filosofi ayat ini dahsyat banget, sodara2.

Ayat ini nunjukkin kebesaran Tuhan, kekerdilan serta kesombongan manusia sekaligus. Kita selalu berpikir untuk mencari dokter, obat2an, dan sarana medis terbaik yang pernah ada. Dokter musti lulusan Jerman, obat2an musti the big five, sarana medis minimal bikinan Jepang. Tapi kita sering lupa… total lupa bahwa yang mbikin sembuh itu Allah. Iya atau iya?

Jadi saudaraku, ketika sakit dan ketika sehat, ingatlah Allah. Dia yang menciptakan sakit setelah menciptakan sehat. Dia yang berkuasa atas segala hal dan urusan, dan hanya Dia yang paling oke nyembuhin sakit elo. Percuma elo ikhtiar kalo elo lupa sama siapa elo musti minta sehat...

Iya gak?

----------------------
Holy Sam,
Cipete, 09.11.2008; 18.57 WIB
#ternyatapilekitundakenak!#

Keine Kommentare: