Dienstag, Oktober 21, 2008

Kerja… kerja…

iTunes  Semi-charmed Life – Third Eye Blind

Menurut gw, dan mungkin aja gw salah, ada 3 maqom (derajat/kedudukan) pekerja. Pekerja jenis pertama adalah orang yang bekerja untuk dirinya dan keluarganya. Ini adalah tipe pekerja yang agak-agak egois. Sholat/ibadah akhirnya sering dilalaikan, keluarga suka ditinggal2 ndak karuan, dan hobinya ngos2an nguber pendapatan dan atau pendapatan tambahan. Ketahuilah Sodara2, para pekerja jenis ini, 5 sampai 10 tahun mendatang biasanya bakal menderita gangguan kesehatan (misalna liver, diabetes, gangguan pencernaan, dll) serta gangguan kejiwaan (misalna stress, depresi, asosial, dll). Coba cek aja kenyataan di lapangan kalo ndak percaya… Inilah hal yang mendasari kenapa di barat sana sedang gencar2nya dipromosikan pola kerja yang work-life balance.

Tipe kedua adalah mereka yang bekerja untuk masyarakat, bangsa & atau “agama”nya. Mereka kerja siang-malam untuk ideology yang jadi bahan bakar energi mereka. Bagus sih. Tapi ketahuilah, 5 sampai 10 tahun mendatang biasanya mereka tergoda untuk menyelewengkan apa yang tadinya mereka bangun sendiri. Godaan ini bisa berupa tiga “ta” (baca: harta, tahta, atau cinta) atau godaan lainnya. Cek aja pemimpin bangsa Indonesia yang kebetulan elo kenal sejarah hidupnya. Mereka bakal jatuh, karena seringkali, ideology mahal banget harganya. Bener gak?

Nah, tipe ketiga adalah para pencari ridha Ilahi. Mereka bekerja secukupnya dengan keikhlasan luar biasa. Mereka yakin kalo rizqi ndak hanya diukur dari materi (ya ilmu, ya kesehatan, ya hati yang tenang, ya anak yang berbakti, ya jodoh, semua2nya itu karunia Allah kan?). Mereka selalu menundukkan hati mengingat Allah, baik ketika senggang maupun ketika lembur. Ketika ekonomi sulit ataupun pailit, hati mereka memeluk Allah dengan mesra. Rugi-untung di dunia bukan hal yang relevan, karena visi, misi, dan strategi mereka adalah untuk Allah semata dalam rangka mengharapkan ridha dan ampunan-Nya kelak di akhirat nanti.

Sekarang pertanyaannya adalah: ada di derajat manakah kita saat ini?

-----------------
Holy Sam,
Jatimulya, 21.10.2008, 17:42 WIB

Keine Kommentare: