Lagi sentress2nya musim ujian, banyak tugas, susah nelpon ke rumah, dicuekin BM, sambil tak lupa kekurangan makan dan tidur, ehh.. tiba2 Tuhan ngasih "wejangan" lewat orang yang namanya Thomas Carlyle. Eum, info lengkap tentang siapa Pakde Thomas ini sesungguhnya silakan periksa di Wikipedia sendiri aja, oke.
Kata beliau: "Was wir wünschen und loben, ist nicht der Mut, würdig zu sterben, sondern der Mut, mannhaft zu leben."
Artinya kurang lebih: Apa yang kita inginkan dan hargai bukanlah keberanian untuk mati, melainkan keberanian untuk hidup (sebagai manusia) secara utuh.
Hm, buat saya ini wejangan menarik, karena kebetulan imajinasi personifikatif saya mengatakan kalo saat ini tuh saya kayak prajurit patah hati yang dikirim ke medan perang. Mirip2 kisah Sjamsul Bahri di "Siti Noerbaja"-nya Marah Rusli lah gitu. Kepala cemot2, jantung berdetak keras, paru2 sesak, tenggorokan kering, bibir pecah2, pencernaan terganggu, mata lelah, halah.. you name it lah, mungkin gini ya rasanya syuting film Rambo? (lho?!)
Yasudahlah. Intinya, mari kita berjuang untuk hidup, dan bukan untuk mati. Mati syahid tentu dambaan semua orang, tapi hidup syahid akan selalu diakhiri dengan mati syahid, bukan? Dan yang terakhir ini, tentunya, lebih mulia dari apapun juga.
Untuk semua sobat2 seperjuangan, saya ucapkan selamat belajar dan berjuang. Kemenangan kecil ada di depan mata, dan kemenangan besar ada di balik itu. Yakinlah.
-Holy Sam.
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen