Montag, Januar 26, 2009

Berangkat atau malah pulang?

(Photo courtesy of maps.google.com)

Alhamdulillah. Akhirnya pesawat Airbus yang membawaku dari Dubai ke Düsseldorf melandai penuh gemulai. Enam jam perjalanan yang cukup membosankan terlewati sudah. Aku bersiap. Jaket ku kenakan, tas ku sampirkan di tangan kanan, topi Dream Theater tak ketinggalan menangkring elok di kepalaku.

Aduhai dinginnya. Tak mudah rasanya berjalan dengan wajar manakala dingin angin menyergap tengkukmu. Minus 4 derajat celcius. Dapatkah kawan pikirkan betapa sayang Tuhan dengan rakyat Indonesia dengan iklim tropisnya, hei?

Nah, lihat itu di sana, di area penjemputan. Empat orang punggawa pangudi ilmu melambai2 kepadaku penuh semangat. Bang Upik & istrinya, Mike aka GK (Gajah Kulkas), Emil aka Pembantu, semua tersenyum penuh kehangatan seorang sahabat. Tanpa orang2 seperti mereka, apalah artinya sebuah petualangan pencarian ilmu, kebenaran, dan kesejatian?

Datang tak diundang, pulang tak diantar. Seperti itulah laksana seorang sahabat sejati. Menunggu dengan sabar & mempersiapkan segalanya. Seperti itulah selusin lebih sahabat lainnya menunggu kami dengan setia di Duisburg & Muelheim a.d Ruhr. Dua kota ini dibilang Ruhrpott dengan sinis oleh orang Jerman. Pott alias wadah tanaman di kawasan sungai Ruhr. Di sini lah tempat kuli2 tambang, sebagian besar imigran asing, berkutat mengais rezeki tambang besi dan tambang mineral terkaya di Jerman. Itu sebelum harga besi dan timah dunia jatuh, kawan. Saat ini, Ruhrpott dipandang dengan sinis karena masalah2 sosial yang mendera kawasan ini.

Ahh, kiranya cukup lah dongengku mengenai keberangkatan (atau kepulangan?!)-ku di Jerman. Berangkat atau pulang, aku tak terlalu peduli. Bagiku hanya satu: dimanapun aku berniat mencari ilmu, disitulah rumahku.

-----------------
Holy Sam,
Duesseldorf - Duisburg - Muelheim a.d Ruhr,
25.01.2009, 22.30 CET,
#sambilmengerahkansegenapjiwapujanggayangada#

Keine Kommentare: