Donnerstag, März 04, 2010

Fairness?


Foto Courtesy of doonukuneke.wordpress.com

Fairness atau keadilan buat saya adalah hal yang nearly impossible. Hati, indera, logika, mulut, dan perbuatan manusia bisa dengan mudahnya memutarbalikkan apa yang kurang adil menjadi cukup adil. Yang benar jadi batil, dan yang batil jadi adil. Hm2.. Hebat betul manusia..

***
Toh setiap orang memiliki perspektif keadilannya masing2, bukan? Ada fair trade, l'asses faire, keadilan sosial, ratu adil, demokrasi, serikat buruh, pengadilan, wasit, agama, Dewi Athena, dan lain sebagainya cuma secuil contoh bagaimana orang sejagat memimpikan sebentuk keadilan.

Orang yang memandang dengan perspektif ekonomi akan berfikiran kalo keadilan adalah "dia untung 10, gw juga musti untung paling sedikit 10". Orang tipe ini biasanya akan bingung sendiri pada realitas untung-rugi dan berapa besaran ideal distribusi keuntungan/kerugian yang cukup adil. Iya kann?

Cita2 untuk meraih keadilan di bidang politik telah menghasilkan komunisme, sosialisme, pancasilaisme, dan segudang -isme2 lainnya. It's fair enough to say jika tiap2 -isme ini memiliki sejarah kelamnya sendiri2.

Tapi, manakah keadilan yang paling ideal?

***
Fakta brutalnya adalah semua manusia (dengan kadar yang berbeda2) memiliki watak serakah. Diberi emas segunung minta segunung lagi. Diberi sebuah rumah ingin sebuah lagi, dan buat saya hal ini sah2 saja.

Adalah suatu kebodohan jika kita mensyukuri sebuah nikmat seraya melupakan usaha untuk meraih kenikmatan yang lebih lagi. Karena untuk itulah Allah menciptakan doa, bukan?

Omong kosong jika ada seorang pengusaha bilang: syukurilah gaji kalian yang segitu2nya aja. It's totally bullsh$t. Mensyukuri (jumlah) gaji yang diterima bukanlah berarti bahwa para karyawan tidak boleh mengharapkan lebih, bukan?

***
Fakta personalnya, sekarang saya adalah seorang pengusaha muda di bidang industri pelayanan kesehatan.

Dan bicara soal fairness, tugas saya sebetulnya sederhana sekali: saya harus mengakomodir keserahan oknum2 aparat pemerintahan, dokter, karyawan, wartawan, preman, dan lain2. It has been extremely lucky for me that boards of commissioners and directors are not that greedy :))

Nah, inilah jeleknya saya, sodara2.. Udah ngomong ngalor-ngidul-ngetan-ngulon kok malah UUC alias ujung2nya curhat! =))

Ah, sudah lah.. Good night and never give up!
_____________
Holy Sam,
Jatimulya, 03.03.2010;23.26 WIB

Keine Kommentare: