Freitag, September 18, 2009

Lebaran



Lebaran berasal dari bahasa Jawa yang artinya sudah selesai. Maksudnya di sini tentu telah selesai menempa diri sebulan penuh. Dari sebongkah biji besi menjadi umpamanya sebilah pedang, keris, atau sekadar pengait. Dari manusia biasa menjadi manusia taqwa, dan itulah esensi terbesar dari ibadah puasa.

Namun kita sering lupa. Jatah Ramadhan adalah maksimal 30 hari dalam setahun. Kadang2 malah 29. Seringnya kita meributkan lebaran sedangkan kita sering lupa apakah sesungguhnya kita sudah layak selesai ataukah belum. Bukan begitu?

***
Di hari2 terakhir lebaran, yang ramai cuma pasar2 dan jalan raya. Masjid dan mushalla makin sepi, sedangkan malaikat makin rajin hadir di 2 tempat ini. Ahh, alangkah ruginya kita semua..

Kita senang lebaran tiba, padahal kita tak yakin akankah Ramadhan tahun depan bisa menyapa kita kembali. Kita happy Ramadhan pergi tanpa mau berfikir apakah cukup kita menempa diri. Kita lega tidak lagi berpuasa, sedangkan pintu2 neraka kembali dibuka2 dan setanpun kembali tertawa lega.

Bagaimana jika ternyata yang lebar (selesai) malah usia kita? Apa yang terjadi jika di titik ini kita masih berupa besi tempa yang belum selesai? Dibuat perang patah, dilirik lagi oleh Sang Empu sajapun ogah?

Ahh..

***
Gusti,
Engkaulah Sang Penempa terbaik yang hamba punya.
Tempa hamba terus agar tumbuh ini taqwa,
Merebak ini takut sekaligus cinta,
Dan berkembang amal pahala.
___________
Holy Sam,
Jatimulya, 18.09.09; 01:16 WIB

Selamat Lebaran, saudara2ku. Maafkan aku yang selalu menyakitimu dan sering lalai mendoakanmu.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Keine Kommentare: