Seorang kerabat menanyakan perlunya aqiqah dan perbedaannya dengan memotong qurban. Saya rasa ada baiknya saya bagi tulisan itu di sini sebagai bahan referensi pengunjung blog ini, mudah2an ada sedikit manfaatnya.
Apa itu aqiqah?
Aqiqah secara terminologis berarti memotong atau membelah. Dalam hal ini tentunya yang dipotong adalah kambingnya, dan bukan anaknya :))
Para ulama' fiqh berbeda pendapat mengenai hukum aqiqah. Ada yang mewajibkan, ada yang menyunnahkan, dan adapula yang membolehkannya saja. Bagi saya pribadi hukumnya adalah sunnah mu'akkad, yakni sangat disukai/disarankan. Bagi mu'min sejati yang diberi kelapangan rezeki, mencintai Rasulullah, dan gemar beramal mustinya akan diberikan kelonggaran dari Allah untuk melaksanakannya.
Sepanjang pengetahuan dan pengalaman saya, ritual aqiqah terdiri dari lima bagian:
- memberi nama yang baik kepada si anak
- berniat melaksanakan aqiqah sebagaimana dicontohkan Rasulullah,
- menyembelih kambing yang cukup usia (2 ekor untuk laki2 atau 1 ekor untuk anak perempuan),
- mencukur sebagian rambut dari anak yang diaqiqahkan, menimbang beratnya, lalu disetarakan dengan harga perak/emas untuk kemudian disumbangkan kepada fakir-miskin,
- syukuran (makan-makan dan/atau membagi2kan) daging kambing yang disembelih dan mendoakan keselamatan si anak, keluarga, dan para hadirin.
Kenapa aqiqah dianjurkan?
Menurut saya, paling tidak: pertama, aqiqah adalah sesuatu yang dicontohkan langsung oleh Rasul sendiri, disamping aqiqah adalah bentuk syukur seorang hamba Allah kepada Allah atas karunia/titipan berupa seorang buah hati.
Kedua, ritual aqiqah juga menyimpan makna filosofi yang dalam. Kambing mewakili sifat hewani manusia: hanya bisa makan, minum, tidur, berkembang biak, lalu mati. Padahal manusia semestinya mampu berbuat lebih banyak, paling tidak seorang manusia belajar, bekerja, beramal, dan beribadah. Jadinya dipotonglah kambing agar nafsu hewani yang dimiliki oleh si anak hilang atau paling tidak berkurang intensitasnya.
Rambut anak mewakili keinginan manusia yang tidak terhitung jumlahnya. Ketika aqiqah, sebagian rambut anak dipotong (dicukur) dengan harapan agar keinginan-keinginan yang jelek tidak menjadi dominan di dalam kehidupannya kelak. Berat rambut yang dipotong ditimbang lalu dikonversi ke bobot perak/emas (mana yang lebih disukai) untuk kemudian disedekahkan kepada fakir-miskin. Bukan emasnya yang disedekahkan lho, melainkan dengan makanan/barang seharga berat emas tersebut. Hal ini merefleksikan keinginan si orang tua agar keinginan si anak kelak adalah keinginan-keinginan yang mulia seperti halnya emas.
Lalu apakah bedanya hewan aqiqah dengan qurban?
Qurban berasal dari kata qa-ra-ba yang berarti mendekatkan diri. Ingat istilah "sahabat karib" kan? Karenanya qurban secara syariat dapat diartikan sebagai suatu ibadah untuk mendekatkan si Qarib (orang yang berqurban) dengan Allah SWT.
Lho, bukannya Allah SWT sudah dekat sekali dengan hamba-Nya? Kenapa lantas kita masih berqurban juga?
Jawabannya lugas saja: kita, tanpa disadari atau tidak, kita sering menyakiti saudara, teman, keluarga, dan bahkan merusak lingkungan kita sendiri. Makanya Allah suruh kita minimal sekali setahun (pada ‘Idul Adha) berqurban untuk mendekatkan kembali jarak kita dengan sesama manusia, lingkungan, maupun dengan Allah. Harapannya, dengan ibadah qurban (yang notabene merupakan sedekah), yang jauh menjadi dekat dan yang dekat semakin dekat, bukan seperti Bla*#berry yang membuat yang dekat jadi jauh gara-gara asyik BBM-an :p
Nah, sekarang jelas sudah toh, perbedaan antara aqiqah dan qurban?
Mudah-mudahan Allah SWT semakin meringankan langkah kita semua untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Amin..
-------------
Holy Sam,
Rasuna Said, 27.10.2010; 15.27 WIB
#sambiltunggumaghrib.
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen