Hari ini, tepat dua tahun Gregorian yang lalu saya sampe di Duisburg. 12 November 2005. Seinget saya, perasaan saya waktu itu seneng luar biasa karena belajar di Jerman adalah cita2 saya sedari kecil. FYI, sejak kecil saya ngefans bener sama yang namanya Pak BJ Habibie dan VW Kodok (lho?!). Jadinya, ketika ada kesempatan untuk belajar ke sini, berangkatlah saya dengan semangat '45, ehuehehhee.
Dulu, mana saya tahu kalo akhirnya saya harus mati2an ngerasain, ngejalanin, dan merjuangin susahnya hidup dan belajar di Jerman. Mana saya tahu kalo akhirnya saya musti ngerelain karir saya, ngorbanin keluarga saya, dan ngelepasin cinta yang susah2 saya bangun. Tiga kali lebaran, runtuhnya harga diri seorang Ibad di bangku kuliah, dan entah berapa belas ribu Euro biaya hidup dan kuliah yang sudah saya korbankan. Entah berapa ratus kali saya ngerasa sendirian, kesepian, dan tak berdaya. Entah berapa puluh kali saya rasa hidup tak lagi penuh makna. Entah berapa kali saya menangis...
Tapi malam ini, setelah sukses ngelarin 3 mata kuliah dalam waktu sebulan setengah, setelah sukses khataman al-Qur'an, setelah sukses puasa Syawwal, setelah ndenger kalo si Kembar Eva dah wisuda, setelah dapet ponakan baru, dan setelah ngerajut cita2 baru bersama Metta, saya ngerasa bahwa saya adalah orang paling beruntung di dunia. Ternyata Tuhan memang baik hati dan tidak sombong, saudara2. Ehuehehhe, makasih ya Tuhan.
ANW, saya yakin, dua tahun yang lalu adalah bagian dari perjuangan hidup yang pantas saya ceritakan kepada anak-cucu saya nantinya. Kenapa? Karena 2 tahun penuh kekecewaan dan hikmah inilah yang mampu menghilangkan ketinggian hati seorang Ibad. Karena pada akhirnya saya belajar bahwa pada dasarnya Ibad itu manusia yang lemah, bodoh, miskin, dan tak berdaya. Dan pada akhirnya pula saya belajar kalo ada perbedaan besar antara "percaya diri" dan "nekat", ehuehehhehe.
Dan sekarang, genap 2 tahun terlampaui sudah...
Na und? Lalu? And then?
Hari ini saya kukuhkan semangat saya lagi untuk terus "streben nach Vollendung" alias "Struggling into perfection". Saya akan terus berusaha untuk menjadi lebih baik setiap hari. "Jeden Tag ein bisschen besser". Untuk apa? Untuk menjadi yang terbaik, sehingga saya bisa memberikan yang terbaik untuk orang2 terbaik di sekitar saya. Saya ingin mencapai kesempurnaan, ato paling tidak, satu level di bawah itu :D.
Well, beberapa orang bilang perfection itu bullshit. Tapi bukan saya. Buat saya, perfection itu hak asasi manusia yang pantas dicapai oleh mereka yang benar2 berencana, berusaha, dan berdoa. Kenapa? La qad (karena sesungguhnya) kholaq-na (telah kami ciptakan) an-insaan-a (umat manusia) fii (dalam/dengan) ahsan-i (sebaik-baikya) taqwiim (keadaan/kejadian) {QS. 95:4).
Jadi, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kalo kita mengikuti premis ini, maka kesimpulan atau deduksi logikanya menjadi: jika manusia adalah makhluk yang sempurna, dan jika kesempurnaan itu ada, maka manusia mungkin bisa mencapai kesempurnaan. Iya toh?
Jadi, jangan pernah putus asa, sobat. Never look back. Niemals zurückblicken. Plan, act, pray, and succeed. If you fail to plan, you plan to fail. If you fail to act, you fail. If you fail to pray, you pray to fail. And if you fail to succeed, ya kaassiiihhaannn, huahahahaha, ups enggak ding, yang bener: be optimist. At least you've manage not to fail and have something to learn. Seperti saya :).
-Holy Sam.
2 Kommentare:
Something to learn... learn has no ending. Perfect? each person describe it differently. its just like your goal or what you want to achieve from this life.you put the meaning and go to fulfill it. so in the end you are the one who create it, and this mean everything return to oneself. move forward, don't look back, that is true. but sometime you need the lesson from the past. take a step by step ne... just a little step but it'll hard if you consider this little step is a big step. now i'm confusing on my mind about the idea. am i still said the same thing? move forward... i need help but in what of kind? can i do this alone, sure i can as long as i got the will and do the action. i'm getting older but still remain a child, i avoid being grow up still i'm getting older. i try to avoid responsibility but my age against it. everything can be arranged. i must clear everything on my mind stop thinking and do the action without think anything else except the action along. in order to move forward need a force, sad but its the fact. happines after hardwork, why i avoid it and choose happiness without hardwork? i hope everything is clear not blurry like the last time we chat. cry but holding back. management of oneself is importand huh. congratulations for your step to move forward. move forward... move forward... move forward...
what you think you are that create what you are. step by step carrying burden. i'm building problems, then i should building solutions too. everything is so simple why it can be complicated? human mind participated in doing so. do you know the other factor? step to move forward...
Eum.. elo ngomong basa indo aja kadang2 gw ndak follow, Ceps, palagi ngomong inggris yak? Kekekekek, sori man, becanda gw.
Pertama, elo bener. Kadang2 kita harus ngeliat ke belakang, it's true. Just don't do that everytime u plan, oke.
Kedua, if you knew already that success comes from oneself who creates it, Bingo.. than you know what should do, right?
Ketiga, it doesn't really matter whether you've make a little step or the big one. What matter at most is you do _step_ forward.
Keempat, come on, man.. you know what to do, just do it, okay. I wish you all the best.
Salam,
Ibad
Kommentar veröffentlichen