Montag, Januar 31, 2011

Ketika Negara tak Bisa Apa-apa


Selamat datang di Republik Ironi, kawan.
Mari ke sini kita makan.
Spesial nasi aking berkuah kemiskinan.
Bertabur kebodohan,
Lauknya kemunafikan dan kebohongan.
Jangan lupa lalap khas keterpurukan,
Plus sambal kegetiran.
Sini duduk di sisi,
Kita makan lesehan sama-sama
sambil mimpi janji2 para pemimpin.

Sudah jangan kau pikirkan harga sembako yang mahal,
Sekolah-sekolah mewah yang tak terjamah,
Anak2mu yg terpaksa ikut mengais receh,
Tanah sejengkal yg mati2an kau bela,
Atau puskesmas yg kumuh dan er-es-u-de yg bangkrut.
Sudahlah tak usah pikir apa2 lagi.
Sini kita nikmati kebusukan negeri ini.

Negeri penuh anomali.
Bawahan suka mencuri,
Karena atasan tak peduli.
Rakyatnya mengemis,
Karena pemimpinnya terlampau egois.
Ummatnya bingung,
Karena akal dan hati ulama sedang terpasung.

Selamat datang di negeri ironi, teman.
Di sini kekayaan negeri dijual,
Masa depan tergadaikan,
Dan masa kini terabaikan.
Sambutlah masa depan suram nan dekil
Republik Indocakil.
Heil! Heil! Heil!
Dengan pemimpin para buto cakil.

Ah.. sudah lah kita nyanyi Garuda Pancasila saja..
---

Garuda Pancasila...
Aku tak mendukungmu...
Patriot kok nggak asyik...
Sialnya berkorban untukmu...

Pancasila dasarnya apa?
Rakyat adil makmurnya kapan?
Iba di bangsaku!

Mau maju malu,
Mau maju malu,
Kok nggak maju-maju!

(Marlin Dinamikanto, Aktivis Pijar Indonesia)
---

Sst,
Jangan keras-keras ya nyanyinya,
nanti dituduh subversif!
_______
Holy Sam,
Jatimulya - Kuningan
27 - 31.01.2011